07.15 PM
Ding...
Sebuah suara notifikasi posel menyadarkan lamunan Kim Ga-on saat ia sedang duduk dibangku halte bus.
"Pulang ke apartemenku malam ini"
Sebuah pesan singkat itu muncul di pop-up layar smartphone milik Gaon namun ia hanya membaca tanpa ada niatan membalas pesan tersebut. Tanpa di suruhpun Gaon pasti akan pulang apartemen oranng itu malam ini. Perhatiannya teralihkan, karena bus yang ditunggu akhirnya tiba. ia beranjak dari bangku halte untuk memasuki bus dan memilih kursi yang terletak di bagian belakang.
saat di dalam bus, ingatanya kembali pada pertemuan dengan seseorang siang tadi.
"Selama ini aku tidak pernah mengharapkan imbalan apapun darimu, aku membiayai semua uang kuliah dan kebutuhanmu, bukankah selama itu juga aku tidak pernah menuntumu untuk mengembalikan uang yang telah aku keluarkan untukmu?? hanya kali ini saja, aku butuh bantuanmu"
Perkataan itu keluar dari mulut seorang pria tua yang duduk didepan Ga-on.
"Bukankah ini juga sebuah keuntungan besar bagimu ??, kau akan dapat promosi dan jabatan yang lebih tinggi dipengadilan, dan kau hanya perlu mengawasi kegiatan seseorang dan melaporkannya padaku"
Ada jeda sesaat sebelum ia melanjutkan perkataanya.
"dan orang itu adalah Kang Yo-han"
Perkataan Pria tua tadi masih berputar di kepalanya, ia bingung dengan keputusan yang harus dia ambil. Sebernarnya hidup seperti ini sudah lebih dari cukup untuknya, ia memiliki pekerjaan yang mapan sebagai hakim dikota X dengan gaji yang cukup, ia tak perlu membiayai siapapun kecuali dirinya sendiri, bahkan kini ia juga masih di biyayai oleh seseorang untuk kebutuhan tersiernya.
Tapi, orang bodoh mana yang akan menolak tawaran jabatan yang lebih tinggi dipengadilan. Gaon juga sebenarnya tidak ingin mengusik kehidupan siapapun, termasuk orang yang disebutkan pria tua tadi, ia tidak peduli dengan kisah kehidupan orang lain ia hanya peduli dengan dirinya sendiri dan seseorang yang ia cintai.
Bus yang ia tumpangi berhenti, ternyata telah sampai di halte tujuan Gaon. ia berdiri lalu berjalan ke pintu keluar, kemudian turun dan berjalan kaki menuju apartemen seseorang yang mengirimkan pesan singkat tadi.
Saat tiba di depan pintu apartemen yang ia tuju, ia tidak lantas menekan bel apartemen tersebut, dia hanya diam sejenak menghela napas dan memasukkan digit kode pintu apartemen yang sudah ia hafal di luar kepala.
Hal pertama yang ia dengar saat memasuki apartemen adalah suara seseorang yang sepertinya sedang berdebat dengan lawan bicaranya di telepon. dan kemudian saat ia memasuki apartemen itu lebih dalam terlihatlah seorang Pria yang tidak bisa dibilang tua ataupun muda tengah sibuk menata makanan di atas meja makan.
Sepertinya pria itu belum menyadari kehadiran Gaon, barulah saat Gaon melangkah lebih dekat ia menyadarinya dan langsung mematikakn Smartphone nya kemudian melempar benda itu ke atas sofa.
"oh kenapa kau baru sampai ?, Kenapa lama sekali ?, apakah ingin mandi atau makan dulu ?"
Pria itu memberondong banyak pertanyaan pada Gaon. Namun Gaon hanya diam termenung didepan pintu seperti orang bodoh.
"Kenapa kau diam saja? Hmmmmmmm...?" Ucap pria itu sembari berjalan mendekat kearah Gaon. Tetapi Gaon masih tidak memberi respon apapun.
"Hei Kim Gaon... Apakah ada sesuatu yang menggangumu?" Ucapnya lagi, kedua tangan pria itu kini sudah berada wajah Gaon, menangkup wajahnya yang menghantarkan kehangatan di kedua pipi Gaon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You
Fiksi PenggemarHubuungan kami mungkin seperti "Friend With Benefit" walaupun dia tidak cocok disebut teman ku karena umurnya yang jauh lebih tua dibandiangkan aku, panggilan "Sugar Daddy" lebih pantas disematkan pada dirinya. . . WARNING...!!!! cerita ini sudah pa...