07.15 PM
Gaon berjalan pulang ketempat tinggalnya, ia tidak pulang kerumah Yohan malam ini, tempat tinggal yang sangat sederhana jika dibandingkan dengan apartemen Yohan, mungkin keseluruhan ruangan yang ada ditempat Gaon hanyalah sebesar ruang tamu diapartemen Yohan. tetapi Gaon tidak peduli dengan itu, ia nyaman tinggal disini walaupun dengan segala kesederhaan. *(tempat tinggal aja yang sederhana yaa luu Gaon, tapi baju bermerek semua dibeliin pak tua)
Di depan rumah Gaon terlihat seorang wanita dengan potongan rambut pendek, wanita itu membelakangi Gaon dan sibuk memperhatikan tanaman-tanaman yang memenuhi teras rumah Gaon.
"kau disini Sohyun ?, mengapa tidak mengabari jika ingin kemari ?" Gaon melontarkan pertanyaan itu pada wanita yang sedari tadi menunggu kedatangannya.
Sohyun yang mendengar suara seseorang membalikan badannya untuk melihat pemilik suara itu. "Apakah salah jika aku ingin bertemu teman lama?" Ucapnya saat tau siapa pemilik suara tersebut.
"Ingin minum sesuatu ?" tawar Gaon sambil membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan Sohyun masuk.
"Apapun itu yang tidak beracun, aku akan meminumnya" Sohyun tersenyum setelah menyesaikan perkataannya. "tapi bisakah kita duduk di teras saja? aku ingin menghirup udara segar" sambung Sohyun.
"Baiklah, ku tinggal sebentar kedalam"
Sohyun hanya mengganggukan kepalanya sebagai jawaban.
Gaon kembali membawa dua kaleng minuman ditangannya. "jadi kenapa kau kemari?" tanya Gaon saat sudah duduk di samping Sohyun.
"Aku hanya merindukanmu, kita sudah lama tidak bertemu sekedar untuk minum teh." Sohyun memberi jeda sebelum melanjutkan perkataannya. "Bagaimana pekerjaanmu?"
"Aku baik-baik saja, Lihat..." Ucap Gaon sembari menunjuk dirinya sendiri. "Aku makan dengan baik, kau tak perlu khawatir dan aku juga tidak kelaparan, lalu masalah pekerjaan sepertinya kau tak perlu tau tentang itu."
"Yaaah aku bisa melihatnya, bahkan gaya berpakaianmu sekarang lebih baik dibandingkan saat kita masih di SMA." Pandangan Sohyun seperti memindai Gaon dari atas kebawah.
Gaon yang mendapatkan tatapan seperti itupun merasa tidak nyaman. "Bisakah kita tidak membahas masalalu, aku sangat tidak suka membahasnya." Gaon mengubah topik pembicaraan.
Sohyun yang tau jika Gaon sedang mengalihkan topik pembicaraan tetap melajutkan pertanyaannya. "Jika dulu aku tidak tau apa alasan kenapa kau selalu menolakku, sekarang aku tau alasannya, seseorang pasti telah mengisi hatimu bukan?" Tanya Sohyun penuh selidik.
Mendapati tidak ada respon apapun dari Gaon, Sohyun melanjutkakn perkataannya. " Ooooh ayolah Gaon, sudah berapa lama kita saling mengenal dan kau tidak mau terbuka terhadapku? Tunggu dulu ....... Apakah dia orang penting sehingga hubungan kalian tidak dapat dipublikasikan?"
Gaon sebagai pihak yang seharusnya memberikan jawaban hanya menatap malas pada Sohyun tanpa niatan menjawab satupun pertanyaan dari Sohyun. "Jadi apakah semua polisi sepertimu memiliki banyak waktu senggang untuk mengurusi kehidupan orang lain?"
Medapatkan respon yang tidak sesuai keinginannya Sohyun pun menyudahi topik pembicaraan ini. "Okaaaay baiklah,, aku tidak akan bertanya lagi." Sohyun mengatakannya sembari mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.
"Jadi bagaimana rasanya bekerja dikepolisian?" Tanya Gaon memecah keheningan.
"Hmmmmmm... Nothing special, I think....mmmmm... Aku punya rekan yang baik dikantor, dan rekan-rekan satu timku juga adalah orang-orang hebat, jadi aku juga termasuk orang hebat karena bisa bergabung dengan mereka." Ungkap Sohyun membanggakan diri.
Gaon yang mendengar semua itupun memasang wajah remeh. "Aku rasa mereka terepaksa menerimamu dalam tim karena kekurangan orang, dengan otak yang pas-pasan seperti ini hal apa yang bisa kau lakukan?" Tanya Gaon yang meletakkan jari telunjuknya dijidat Sohyun saat melontarkan pertanyaan itu.
Sohyun yang merasa kesal menyingkirkan tangan Gaon dari hadapannya. "Walaupun aku tidak sepintar dirimu wahai hakim Kim Gaon yang terhormat, setidaknya otakku ini masih bisa diandalkan."
Mendapati wajah Sohyun yang kesal membuat Gaon tertawa lepas, Sohyun yang melihat Gaon tertawapun ikut tertawa, Obrolan merekapun berlanjut dengan topik pembicaraan yang ringan sesekali ada tawa disela obrolan mereka, hingga tanpa mereka sadarai dari dalam mobil hitam ada seseorang yang sedang mengawasi mereka.
Sohyun dan Goan terus berbincang, mereka sangat akrab bahkan jika orang yang tidak mengenali mereka pasti sudah mengira jika mereka adalah sepasang kekasih. Mereka juga terlihat sangat serasi, Sohyun yang cantik dan juga seorang polisi lalu Gaon seorang hakim yang tampan.
Jam menunjukkan angka 21.30, sudah dua jam lebih mereka mengobrol di teras rumah, padahal udara diluar lumayan dingin tapi mereka tidak menghiarukan itu.
"Sepertinya aku sudah harus pulang" Sohyun melihat jam layar smartphonenya. "Sudah malam, dan aku yakin kau juga pasti butuh istirahat" Sohyun menggeser kursinya dan bersiap untuk pergi.
"Hmmmmmm...." Respon Gaon sambil mengangguk setuju. "Hati-hati dijalan, Kau yakin bisa menyetir sendiri?"
"Jika aku tak yakin, apakah kau akan mengantarkanku?"
"Kau kemari sendiri jadi kau harus kembali sendiri, lagipula kasur dan bantalku sudah menanti didalam" Jawab Gaon seolah-olah tak pedulii.
"Haaaaahhhhh baiklah berharap mendapatkan suatu jawaban yang romantis darimu itu sungguh mustahil." Sohyun menjawab dengan kesal.
"Sudah, pulang saja sekarang. ini belum terlalu malam jalanan belum terlalu sepi, jadi lebih baik kau pulang sekarang" Gaon membalikkan badan Sohyun sambil sedikit mendorongnya untuk menuju mobilnya yang terparkir didepan.
"okee....okee... aku pulang, tidak usah mengusirku seolah-olah aku ini adalah orang yang meminta sumbangan kerumahmu." Sohyun akhirnya memasuki mobilnya, memasang sabuk pengaman lalu menyalakan mesin mobilnya.
"Aku pulang, jangan terlalu sibuk, kau harus sering meluangkan waktu dan mengobrol bersamaku seperti tadi. okeee."
Gaon hanya menjawabnya dengan senyuman dan sedikit anggukan kepala, ia melambaikan tangan pada Sohyun dan masih berdiri melihat mobil Sohyun yang mulai menghilang diujung persimpangan. Saat akan berbalik kedalam rumah Gaon melihat mobil hitam yang tak asing baginya sedang parkir tak jauh dari persimpangan, tapi ia tidak menghiraukan itu dan memilih masuk kerumahnya untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You
FanfictionHubuungan kami mungkin seperti "Friend With Benefit" walaupun dia tidak cocok disebut teman ku karena umurnya yang jauh lebih tua dibandiangkan aku, panggilan "Sugar Daddy" lebih pantas disematkan pada dirinya. . . WARNING...!!!! cerita ini sudah pa...