Prologue

184 39 43
                                    

⋅•⋅⋅•⋅⊰⋅•⋅⋅•⋅⋅•⋅⋅•⋅∙∘☽༓☾∘∙•⋅⋅⋅•⋅⋅⊰⋅•⋅⋅•⋅⋅•⋅⋅•⋅

Cerita ini bermula pada tahun kelima Draco dan Leonis di Hogwarts. Hidup tenang dan bahagia kedua sepupu itu harus sirna karena bangkitnya penyihir paling gelap.

Pada malam hari, Leonis menunggu Draco di kamar pribadi milik pria itu. Jangan tanya kenapa Draco mendapat kamar pribadinya di Hogwarts, ini semua berkat Lucius yang kaya raya.

Draco sedang mandi, membersihkan badannya akibat terkena muntahan Puking Pastiless saat menangkap basah Dumbledore's Army di ruangan Umbridge.

Sebagai prefek slytherin dan keluarga Lestrange, Leonis sebenarnya juga ditawari untuk menjadi bagian dari Inquisitorial Squad. Hanya saja tawaran itu ditolak oleh Leonis karena Ia membenci Umbridge dan beberapa anggota Inquisitorial Squad, seperti Parkinson dan Bulstrode.

Malam itu, Leonis hanya merebahkan dirinya di kasur Draco dengan perasaan yang bimbang. Pasalnya pada malam itu, Leonis berencana ingin mengutarakan perasaannya pada Draco Malfoy.

Leonis sudah lupa sejak kapan Ia menyukai sepupunya sendiri. Sejak tahun pertama? Atau bahkan bertahun-tahun lalu saat Draco dan Leonis masih belum mendapat kekuatan sihir?

Ragu, bimbang, dan frustasi membuat kalut pikiran Leonis malam itu.

'Bagaimana jika Draco tidak menyukaiku?'

'Bagaimana kalau bocah itu menjauh dariku?'

'Tunggu, Draco tidak menyukai Astoria seperti yang dirumorkan, kan?'

Begitulah isi kepala Leonis. Tapi tetap saja Leonis mengesampingkan ketakutannya dengan berpikir, 'Ah masa bodoh! Apa yang terjadi, terjadilah.'

"Leonis? Kau masih disini?" tanya Draco yang baru saja keluar kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk.

Leonis terkaget melihat Draco yang hanya memakai celana pendek dan bertelanjang dada. Ditambah rambutnya yang basah membuat Leonis tidak ingin mengalihkan pandangannya kemanapun.

"Pakai bajumu, idiot. Kau tak lihat ada perempuan disini?" ucap Leonis sambil menutupi pipinya yang merah.

"Bukannya Kau duluan yang memasuki kamar pria, huh? Lagipula, Kau bahkan sudah melihat badanku ribuan kali sejak kita kecil. Mengapa Kau baru merona sekarang?" goda Draco, lalu Ia melemparkan handuk basahnya ke wajah Leonis.

"Draco!" teriak Leonis marah.

Draco tak mengacuhkan omelan Leonis. Ia kemudian membanting dirinya ke kasur, tepat disamping Leonis dan kemudian Draco memeluk lengan perempuan itu.

"Jangan marah-marah. Aku lelah," ucap Draco, menjadikan lengan Leonis guling dan sembari memejamkan matanya.

"Ck, lagipula untuk apa kau sibuk-sibuk berurusan dengan Potter dan teman-temannya? Kau gabung di Inquisitorial Squad hanya untuk mengejek Potter, kan?" kata Leonis memutar bola matanya.

Draco hanya diam, tak mau menggubris omongan Leonis. Dia terlalu lelah untuk berargumen ataupun membela diri dari sepupunya itu.

"Aku sebenarnya ingin berbicara," kata Leonis lagi, kemudian menghela nafas berat.

"Bicara apa?" tanya Draco yang masih memejamkan matanya.

"Sebelum bicara, aku ingin bertanya terlebih dahulu. Eum, kau itu... apa kau menyukai Astoria Greengrass?" tanya Leonis ragu-ragu.

"Sudah ribuan kali aku katakan. Aku tidak menyukai Astoria. Kau tak ingat pada tahun ke empat aku menolak ajakan Astoria untuk pergi ke yule ball, agar aku dapat pergi bersamamu. Aku merasa kasihan kau tak memiliki pasangan," kata Draco memakai alibi yang membuat Leonis kesal.

𝐃𝐎𝐔𝐁𝐋𝐄 𝐓𝐑𝐎𝐔𝐁𝐋𝐄 𝐱 𝐃𝐫𝐚𝐜𝐨 𝐌𝐚𝐥𝐟𝐨𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang