O2. Lord Voldemort

121 36 33
                                    

Ini adalah musim panas paling membosankan sepanjang hidup Leonis dan Draco. Padahal mereka berdua sudah merencanakan untuk pergi ke Amerika menggunakan portkey diam-diam dan menghabiskan musim panas di Malibu.

Tapi Leonis dan Draco malah terjebak di Malfoy Manor dan tak dapat berpergian kemana-mana. Tepatnya mereka berdua sedang berada di kamar Draco sambil melakukan aktivitasnya masing-masing.

Draco sedang membaca buku quidditch through the ages, sedangkan Leonis iseng memakai make up hanya untuk menghabiskan waktu saja.

"Apakah orang tuamu mengajakmu pergi sehingga Kau berdandan secantik itu?" tanya Draco, mengalihkan pandangannya dari buku pada Leonis yang sedang memakai maskara.

"Kau pikir aku bisa bertamasya dengan keluargaku saat mereka menjadi buronan? Anyway, terima kasih pujiannya. Aku memang selalu terlihat cantik," kata Leonis sembari menata rambutnya dengan sihir.

"Kau tidak akan pergi dengan Adrian, bukan?" tanya Draco dengan curiga.

Baik Draco dan Leonis, keduanya memang sangat aneh. Leonis sering mengira kalau Draco menyukai Astoria. Sedangkan Draco, sering mengira Leonis menyukai Adrian.

"Aku tidak akan pergi kemana-mana. Apalagi dengan Adrian. Sampai kapan Kau akan mengira aku menyukai anak itu?" jawab Leonis dengan sedikit kesal.

"Entahlah kalian cukup dekat. Aku kira Kau menyukainya," jawab Draco.

Leonis sangat ingin menyebut Draco bodoh. Tapi Ia juga merasa dirinya juga bodoh dan pengecut karena masih tak berani mengungkap perasaannya.

"Aku hanya kagum pada Adrian. Lagipula wanita mana yang tak kagum pada ketampanan Adrian. Ya kan Draco?" Leonis membalik badannya dari cermin dan menghadap Draco.

"Rubbish! Seeker slytherin lebih baik daripada si chaser itu," ungkap Draco yang kemudian menutup buku yang sedang Ia baca.

"Ya, ya. Terserah kau saja, bocah naris," ejek Leonis dengan nada malas. Leonis kemudian berjalan menuju kasur Draco dengan gontai, lalu Ia duduk di pinggir kasur.

"Bosaaaaan!!!" teriak Leonis frustasi. Ia sudah selesai merias dirinya dan menata rambutnya. Ia tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan.

"Samaaaa!!!" Draco meniru suara teriakan yang dibuat Leonis.

Leonis yang mendengar Draco yang mengejeknya langsung memberi Draco tatapan ganas. Reaksi Draco hanya tertawa kecil.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan di sekitar Wiltshire? Aku tau kota ini membosankan. Tapi lebih membosankan lagi berada di Malfoy Manor bukan?" tawar Draco.

"Apa menurutmu itu ide yang bagus? Sepertinya nanti para pelahap maut akan datang kemari. Kau tak dengar kata Auntie Cissy sebaiknya kita tak menampakan diri di depan mereka. Bagaimana kalau-"

"Kau sangat berlebihan. Tidak akan terjadi apa-apa. Kita akan keluar dan kembali menggunakan pintu belakang. Aku jamin kita tidak akan bertemu atau berpapasan dengan mereka," potong Draco yang beranjak dari tempat ia duduk dan berdiri di hadapan Leonis.

"Bagaimana dengan ibuku? Dia menyuruhku untuk tetap disini. Jujur aku agak takut dengan ibuku," ucap Leonis dengan menggidikan bahunya.

Wajar saja Leonis takut dengan ibunya. Ia adalah perempuan psikopat yang senang menyiksa. Walaupun Leonis cukup pemberani, tapi Ia tetap takut dengan perempuan yang pernah menyiksa orang tua Neville Longbottom sampai jadi gila.

"Tak perlu khawatirkan tentang Auntie Bella. Ibuku pasti akan membelamu jika ada apa-apa," jawab Draco meyakinkan Leonis.

"Tapi-"

𝐃𝐎𝐔𝐁𝐋𝐄 𝐓𝐑𝐎𝐔𝐁𝐋𝐄 𝐱 𝐃𝐫𝐚𝐜𝐨 𝐌𝐚𝐥𝐟𝐨𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang