DARK CROWS : 04

615 61 3
                                    

"Musuh di balik selimut, kau bahkan bersembunyi dibalik kebaikan orang yang menganggapmu sebagai seorang teman, betapa tak tahu malunya kau" Dark berdecih seraya memalingkan mukanya malas

"Apa maksudmu?" tanyanya tidak mengerti. Bohong, dia bebohong jika tidak tahu tentang masalah ini

"Kau bahkan berlagak bodoh" ketus Dark

Dia terkekeh "Ash— kau sudah mengetahuinya? Lihatlah aku kembali, apa kau tidak merindukan kita beradu kekuatan????"

"Yak! Masalahmu denganku" malas Dark

"Baiklah, aku tau masalahku denganmu— tapi dia juga ada kaitannya denganmu, juga aku hanya mengincarnya, mari nikmati jiwanya bersama-sama, Dark" ucapnya menyunggingkan gigi, sedangkan Dark hanya menatapnya remeh seperti tak ada harga dirinya.

"Kau iblis pemakan jiwa, sama halnya denganku. Seharusnya kau mencari jiwa-jiwa manusia, Dark. Bukan malah melindunginya" lanjutnya dengan senyum lebar, tidak lebih tepatnya menyeringai.





-





"Vel— aku melarangmu berteman dengan siapapun" cicitnya, Velo yang bingungpun otomatis memiringkan kepalanya dan menaruh sendok yang sedari tadi dia genggam

"Kenapa? Kau aneh sekali" tidak pedulinya, Velo kembali menyuapkan bekal makan siangnya. Sara yang buatkan

"Aku serius"

"Alasannya?" tuntut Velo

"Tidak ada alasan apapun, cukup dengarkan aku, oke?"

"Tidak! Aku bukan tipe seseorang yang introvert, aku tidak bisa hidup tanpa teman" tolak Velo

"Dengarkan permintaanku, Vel-"

"Dark— kau saja yang tak punya teman, jangan bawa-bawa aku"

"Bisakah kau dengarkan aku?!" songot Dark sedikit meninggikan suaranya

"Semua temanmu bajingan! Mereka hanya memperalat mu!" final Dark

"Beraninya kau memanggil teman-temanku bajingan?"

"Kau akan terlihat seperti bajingan jika menyatu dengan mereka!!!" bentak Dark menggebrak meja, keheningan tercipta di kantin tersebut. Pasalnya Dark terlalu keras menggebraknya

Velo terdiam, Dark belum pernah sekalipun membentak ataupun bicara dengan meninggikan suaranya pada Velo. Dan bicaranya yang tadi itu tentunya membuat Velo sedikit merinding dan menunduk seraya menyuapkan bekal di Lunchbox nya

"Maafkan aku" gumam Dark



20 menit berlalu, bel masuk kelas pun sudah berbunyi kembali. Murid-murid pun kembali ke pembelajaran selanjutnya.

"Dark— apakah tugas yang diberikan bu Lisa sudah kau kerjakan?" tanya teman Dark yang duduk dibelakangnya. Sebut saja Fano

Bu Lisa adalah guru matematika sekaligus walikelas di kelas Dark. Dengan tubuhnya yang kecil mungil yang akan terlihat lucu jika dilihat, namun tak disangka-sangka kalau sudah mengamuk, seluruh jiwa seorang gurunya meronta-ronta keluar. Omongannya yang begitu pedas dan nyelekit. Kecil-kecil cabe rawit.

"Hmm"

"Umm bolehkah—" ucapnya terpotong, karena Dark sudah lebih dulu mengetahui apa yang ingin dikatakan teman sekelasnya. Dark melemparkan buku pelajaran matematikanya dan mengenai wajah Fano, dengan perlahan buku itu jatuh sendiri dan menampilkan wajah masam Fano

"Kau baaaaaaik sekali" pujinya menampilkan senyum terpaksanya, dan seketika berubah masam kembali.

"Apa gunanya kau sekolah jika masih bodoh" cicit Dark didengar Fano, dia pun hanya bisa menendang bawah kursi belakang Dark namun Dark abaikan




Dark Crows (BL) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang