Part 6

23 19 13
                                    

*Flashback on

5 tahun yang lalu

"Ma, kata ayah bentar lagi tapi kok lama sih," kesal Nathan yang berusia 13 tahun pada saat itu.

"Ayah lagi di jalan, sabar ya Nathan." Ucap sang mama.

Nathan pun hanya mengangguk dan duduk kembali, tiba-tiba suara handphone mamanya berdering menandakan ada panggilan masuk. Seketika membuat keduanya senang dan mama Nathan mengangkat panggilan tersebut, yang awalnya wajah mama Nathan terlihat bahagia berganti jadi terlihat sedang kaget.

"Selamat malam bu, saya dari pihak kepolisian menginformasikan bahwa suami anda terlibat dalam kecelakaan yang terjadi di jalan **** dan sekarang suami anda telah dibawa ke rumah sakit permata indah,"

Laras pun menangis histeris mendengar berita yang disampaikan seorang polisi lewat telepon.

"Ma, mama kenapa?" tanya Nathan

"Nathan sekarang ikut mama ya," ucap Laras sambil menghapus air mata nya.

Nathan tak mengerti pun mengikuti mama nya dan mereka sampai dirumah sakit. Nathan masih belum mengerti mama nya kenapa dan tiba-tiba ia dibawa ke rumah sakit. Namun firasatnya mengarah pada ayahnya, apakah terjadi sesuatu dengan ayahnya.

Setelah sampai didepan ruang UGD, seorang dokter pun keluar dan berkata..

"Maaf bu, suami ibu tidak terselamatkan karena saat tiba tadi kami periksa bahwa aktivitas otak, aliran darah, serta pernapasan beliau terhenti," jelas dokter tersebut

"Sus, catat hari dan tanggal kematiannya," kata sang dokter pada salah satu suster.

Setelah mengatakan itu dokter mempersilakan Laras dan juga Nathan untuk melihat almarhum untuk terakhir kalinya.

Ketika masuk, Laras tak kuasa menahan air mata nya, ia menangis sejadi-jadinya. Nathan yang melihat ayahnya terbaring di ranjang rumah sakit tidak bisa berkata apa-apa ia tak kuat menerima kenyataan ini.

"Nathan liat ayah udah pulang tapi malah tidur dirumah sakit, apa ayah kelelahan. Pasti ayah lelah bekerja seharian, nanti kita bawa ayah pulang ya biar ayah tidurnya nyaman dirumah." ucap Laras yang terdengar pilu.

Nathan tak kuasa melihat mamanya seperti orang putus asa, ia bingung di satu sisi ia ingin menangis namun di sisi lain ia ingin menguatkan mama nya. Ia menahan tangisnya sekarang yang harus ia lakukan adalah berada di sisi mamanya.

"Ma, ayah udah punya tempat untuk pulang. Kita doakan aja ya ma semoga ayah disana bahagia, ayah gak lagi kelelahan, ayah udah tidur tenang. Mama jangan nangis nanti ayah gak tenang tidurnya," ucap Nathan sambil merangkul pundak sang mama.

Esok harinya pemakaman pun dilakukan.

"Mari kita doakan semoga almarhum diampuni dosanya dan semoga tenang disana, amin." ucap seorang ustadz

"Bu Laras saya pamit dulu, ibu jangan terlalu larut dalam kesedihan, doakan saja suami ibu agar bahagia disana,"

Setelah mengatakan itu ustadz tersebut meninggalkan tempat pemakaman.Kini tinggal Nathan dan Laras mamanya yang setia melihat nisan bertuliskan nama Nadarendra itu.

"Udah ya ma kita harus ikhlas, biar Ayah tenang." setelah mengatakan itu Nathan membawa Mamanya untuk pergi dari sana.

*Flashback off

Mengingat itu Nathan tak kuat menahan air matanya, ia hanya manusia yang mempunyai hati. Dari luar Nathan terlihat seperti bahagia namun ia lelah karena harus terlihat kuat didepan mamanya dan semua orang.

N A T S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang