* * * * *
"Aku kembali," sapa gadis cantik, berjalan masuk ke dalam restoran sederhana.
"Hmm. Alamat dan pesanannya ada di sana," ucap wanita paruh baya yang sedang duduk di meja kasir, menunjuk kantong plastik putih yang berada di atas meja.
"Aku pergi dulu ya, Bik," pamit gadis cantik, kembali berjalan keluar dari dalam restoran sambil membawa kantong plastik tadi.
"Iya. Hati-hati," jawab wanita paruh baya itu, dia terlihat sedang mencatat sesuatu di buku.
Gadis cantik itu bernama Alya Febrianti Angraini, dia bekerja di sebuah restoran sederhana, bertugas mengatar pesanan.
Alya memasukkan kantong plastik tadi, ke dalam keranjang yang berada di belakang motor. Ia menaiki motornya, menyalakan motornya, lalu menjalankan motornya pergi meninggalkan kawasan restoran sederhana itu.
Dia mulai mulai membelah jalan raya, yang cukup ramai di malam hari. Tidak membutuhkan waktu yang lama, dia kembali menghentikan motornya di depan gedung yang cukup tinggi.
Alya turun dari atas motornya, mengambil kantong plastik tadi, ia melihat kertas yang berisi alamat.
"Teryata orang kaya mau juga pesan makanan beginian," guman Alya sambil berjalan masuk ke dalam gedung, menaiki lift, tak lupa menekan nomor lantai gedungnya. Mata Alya tidak lepas dari layar yang menunjukkan dia berada di lantai berapa.
Kring!
Alya berjalan keluar dari dalam lift, mulai menelusuri koridor sambil matanya menatap ke arah pintu.
"239, 240, 241, 242," ucap Alya sambil menghentikan langkahnya, di depan pintu 242. Dia kembali melihat kertas alamat tadi, memastikan dia tidak salah alamat.
"Tidak salah lagi, ini alamatnya," ucap Alya sambil menekan tombol bel di dekat pintu. Tanpa sadar ia menghela nafas panjangnya.
"Apa aku salah alamat, ya? Tapi ... di kertas ini, memang benar ini alamatnya," guman Alya yang kembali melihat kertas alamat tadi.
"Permisi! Pesanan Anda datang!" ucap Alya, kembali menekan tombol bel, saat pintu masih belum dibuka dari dalam. Saat gadis itu berniat ingin menekan bel untuk ketiga kalinya, pintu tiba-tiba dibuka dari dalam.
Ceklek!
Menampakkan seorang pria tampan, wajahnya dipenuhi dengan keringat dingin, nafasnya terlihat tidak beraturan.
"Tuan baik-baik saja?" tanya Alya khawatir, saat melihat keadaan pria yang terlihat sedang tidak sehat.
Tanpa diduga oleh Alya, tangannya tiba-tiba ditarik masuk ke dalam apartemen. Pria itu menyadarkan tubuh Alya ke pintu.
"Tu ... tuan, apa yang kau lakukan?" tanya Alya yang terlihat begitu ketakutan.
Pria tampan tidak menjawabnya, melainkan ia malah mencium bibir Alya dengan penuh na**u.
Alya refleks menjatuhkan kantong plastik yang berada di genggamannya, ia mencoba mendorong dada bidang pria itu sekuat tenaganya, tapi nihil. Kekuatan pria itu jauh lebih kuat darinya. Pria itu bagaikan sudah dikuasai oleh naf**nya.
Pria itu melepaskan ciumannya, mengedong tubuh Alya bagaikan karung beras, lalu berjalan membawa Alya ke dalam kamar.
"Hei! Apa yang kau lakukan?!" bentak Alya sambil memukul-mukul punggung pria tampan itu, dengan tangannya.
"Tolong ...!" teriak Alya dengan nafas turun-naik.
Alya semakin ketakutan, saat pria tampan itu mengunci pintu kamarnya, menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur empuk.
"Tolong ...!" teriak Alya lagi.
Dia semakin dibuat ketakutan, saat pria tampan itu membuka pakaian atasnya. Tanpa sadar Alya menelan slivannya dengan susah payah, perlahan ia berinsut mundur. Bukan dia tergoda dengan bentuk tubuh pria tampan itu, melainkan dia sangat ketakutan.
"Tolong ...!" teriak Alya lagi, berharap ada yang mau menolongnya.
Namun, usahanya untuk meminta tolong sia-sia, tubuhnya sudah lebih dahulu dikuasai oleh pria yang sudah dilanda naf*u. Malam itu adalah malam terburuk bagi Alya, di mana kesuciannya direbut oleh pria yang sama sekali tidak dia kenal.
Jika dia tau kejadian akan seperti itu, dia tidak akan pernah mau mengantarkan pesanan itu. Namun, semua itu sudah menjadi bubur, dia bukan lagi wanita yang suci.
Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kesayangan CEO Dingin (Sudah Diterbitkan)
RomanceKisah mereka akan dijelaskan di part-part selanjutnya. Terlalu banyak yang plagiat di Facebook, jadi, pindahkan ke akun Wattpap. Selamat membaca ....