RB.1 [Hi or Bye]

14 3 0
                                    

Mereka semua bertemu.
Dipertemukan di jembatan tua yang sudah rusak. Saling menganggap remeh satu sama lain, bertemu dengan membawa semua kepedihan dan berniat untuk membuang semua kepedihannya di tempat jelek ini.

"Lo semua pada ngapain!" Juna berteriak dengan suara melengkingnya, membuat semua orang menatap Juna dengan remeh. Ayolah Juna, tubuhmu terlalu kecil untuk membuat mereka takut.

"Mau by one sama tuhan," jawab Chandra dengan senyum lawaknya.

Semuanya terdiam, tak ada yang lucu dari perkataan Chandra dan senyum yang diberikan Chandra penuh dengan senyum luka, membuat semua orang berkasihani.

Chandra menghela nafasnya lalu badannya menghadap sungai yang deras. Tubuh Chandra bersiap untuk terjun.

"Gue mau healing dulu, bye." Chandra menuntun kakinya untuk melompat ke dalam sungai.

Sungguh, Chandra sudah berniat untuk mati. Namun manusia sialan yang memiliki alis aneh menarik dirinya hingga terjatuh ke aspal.

"Asu Sakit, lo apa-apaan sih? Gue pengen healing jugaan!" adu Chandra dikala dirinya terjungkal kebelakang. Chandra kesal menatap seoonggok manusia yang menarik dirinya tadi.

"Dosa lo masih banyak, minimal kalau lo punya hutang sebaiknya lo bayar dulu. Tuhan ogah ketemu sama orang yang suka nyerah duluan. kalau lo mati, ntar neraka makin sempit," Tama berucap santai, perkataannya memang seperti candaan tapi jika disimak lagi dengan baik, Tama seperti menyindir semua orang di sini.

"Gue sih bakal masuk surga," ucap Jindra penuh keyakinan.

"Gue bukan tuhan, tapi gue nggak yakin kalau lo bunuh diri dan lo bakal masuk surga," sindir Tama halus yang membuat Jindra malu.

Keadaan tiba-tiba hening, membuat aura yang tadinya suram menjadi semakin suram

"Ngapain kalian semua kepikiran buat bundir? tanya Tama pada mereka semua.

"Capek gue dibeda-bedain terus. Mana nggak pernah dipeduliin lagi, pacar aja kagak punya. Udah guenya burik, gada duit, gada dukungan. Mending mati," ucap Chandra dramatis.

"Ck lebay lo anjir!" ucap Reno bercanda, namun candaan tersebut mampu membuat Chandra terdiam kaku.

"Eh-eh, sorry Bro! Gue bercanda doang, asli deh gue cuman becanda!" ucap Reno was-was ketika Chandra terdiam.

"Kalau bukan karena gue lagi badmood, gue tonjok lu," ucapnya mengancam.

"Btw, kalo kalian semua ngapain ke sini? Mau mati juga?" tanya Chandra pada semua orang yang diam.

"Yoi, gue capek kaya," ucap Zey terkekeh.

"Berhenti menjadi beban, biar Bapak bahagia." Jindra ikut menimpali perkataan Chandra.

"bosan hidup sih. Hahaha," Nathan tertawa keras dengan nafas yang mulai terasa pendek.

"Mencari titik ketenangan dan melepaskan semua kepenatan yang ada." Juna tersenyum menatap semua orang yang ada di jembatan.

"Nggak ada tujuan hidup. So mending cari mati. Coba-coba sih, siapa tahu pas mati, gue bisa idup lagi," ujar Reno tak masuk akal.

"Kalian semua bocah goblok yang pernah gue temuin. Gue nggak pengen ngelihat kalian di sini! Semuanya pada balik, ga usah ngomong ngasal lagi!" kesal Tama sedari tadi terluapkan. Matanya memerah karena emosi yang menggebu-gebu.

Mereka tetap diam, tak ingin pergi ataupun menjawab perkataan Tama.

Sedangkan Tama yang sudah tersulut emosi, ia hanya tertawa lepas dengan mata yang masih memerah.

"Goblok! Gue bilang kalian semua balik!" marah Tama pada semua orang yang sejak tadi diam.

"Gue nggak ada tempat pulang, gue nggak mau pulang di tempat dimana rasanya gue seperti orang asing. Gue nggak punya rumah Bang, saat ini gue bagaikan gelandangan." Juna membuka suaranya, semuanya mengangguk kecuali Nathan.

"Ikut gue, ntar gue ajarin gimana caranya bertahan buat nikmatin dunia kejam ini." Ajak Tama.

"Ke mana?" tanya Zey kepada Tama.

"Kemanapun, yang penting gue bisa ngajarin kalian biar bisa serakah di dunia kejam ini."

Semuanya mengangguk, mereka setuju untuk ikut dengan Tama. Kemanapun itu, yang terpenting mereka akan mendapatkan kebahagiaan.

"Gue boleh ikut?" tanya Nathan.

"Bisa, tapi kalau lo masih punya tempat berpulang, jangan sia-siain itu. Manfaatin rumah yang masih lo punya," ucap Tama memperingati.

"Iya, gue cuman mau ikut mendapatkan kebahagiaan. Bukan ikut mencari rumah kedua." Nathan menimpali ucapan Mark dan Mark hanya tersenyum tipis.

Red Book! FINISH!
-Can you Votting My book?

REDBOOK [seven dream]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang