can we ..?

157 3 0
                                    

enjoy 🍷

cw// kissing scene, fluff? angst? idk :)
tw// bxb (boy x boy)

.
.

"rindu"

Rain, pria manis itu memeluk sosok pria yang didepannya yang merupakan kekasihnya 3 tahun silam, yang akhir-akhir ini selalu sibuk dan tidak dapat bertemu selama kurang lebih 2 minggu

"iya, maaf ya kerjaan ku banyak, kupikir ga bakal sesibuk ini sampe ga ngabarin kamu"

kecupan mendarat di dahinya, lalu melenggang masuk kedalam rumah sang kekasih yang seperti biasa sangat rapi dan beraroma menenangkan

"iya gapapa, yang penting sekarang kamu udah balik"

sore ini dengan senang hati Rain menyiapkan rencana agar mereka besok bisa berjalan-jalan berdua, seperti.. dua bulan lalu?

"besok kamu ga ada kerja kan?" Jefan menggeleng pelan, sungguh ia bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa mata kekasih cantiknya berkaca-kaca

"dan.. malam ini aku ga bisa menginap, maaf sayang" lagi-lagi Jefan harus berusaha mengelak pada hatinya yang merasa sakit melihat mata cantik itu berair

".. g-ga masalah hehe"

lagi-lagi Rain harus mengerti bahwa kekasihnya tidak bisa memiliki waktu untuknya, pikirannya entah mengapa selalu tertuju pada perselingkuhan

dilihat-lihat siapa yang tidak tertarik dengan Jefan? pria itu tampan, baik juga sangat beraura pemimpin, siapa yang menolak?

~

"mikir apa?" Rain dikejutkan dengan pelukan hangat dari sang kekasih

"hm? ga ada, aku memang kadang ngelamun kalo lagi masak" bohong, ia memang sedang memikirkan sesuatu –soal kesibukan Jefan akhir-akhir ini mungkin

"ga baik ngelamun pas lagi masak, tau-tau udah kebakaran nantinya" Jefan mengusak hidungnya di perpotongan leher kekasihnya

"iya.. eh"–

kecupan-kecupan dileher juga sebagian bahunya yang membuat bulu Rain bergidik

"sebentar saja sayang, aku capek banget"

Rain tersenyum maklum, lalu mematikan kompor dan membalikkan tubuhnya, berhadapan dengan Jefan yang tidak memakai atasan sekarang, pipi Rain memerah malu, sudah lama tidak seintim ini dengan kekasihnya

//cupp

selanjutnya hanya kecupan-kecupan kecil yang Jefan dapatkan, hingga kedua tangannya mendorong tubuh sang kekasih berdekatan dengan tubuh miliknya, pinggang rampingnya pun sangat pas di lengan nya, entah memang ini tercipta hanya untuk Jefan atau tidak, tidaklah ia peduli

semakin memperdalam tautan bibir nya, hingga Rain mengalungkan tangannya pada leher dan kekasih, memangut bibirnya saling membelit, bertukar saliva hingga tubuh ringannya di angkat dan diletakkan di atas pantry, saling memandang penuh damba lalu melanjutkan ciuman yang sempat tertunda

Jefan semakin menekan tengkuk Rain, memperdalam lumatan bibirnya, menyesap dengan sesekali menggigit bibir dari si lawan, menimbulkan desahan tertahan dari kekasih cantik nya

"mmh.."

tautan bibir terlepas saat dengan brutalnya Rain menepuk bahu Jefan, nafas nya hampir saja habis, mengais lebih banyak oksigen lalu menatap mata Jefan yang menatapnya penuh kasih, tidak ada nafsu, murni karena perasaan rindu dari keduanya

"aku pikir akan lepas kendali ternyata tidak, ini karena murni aku merindukan mu"

"aku percaya– ah.. sekarang kita makan?"

random• oneshoot/twoshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang