Satu

7 3 9
                                    

Gadis itu menatap lamat-lamat selembar kertas dari dalam amplop berwarna putih bersih yang sedari tadi ia genggam. Sudut bibirnya membentuk lengkungan setelah membaca surat pengumuman dari pelatihnya. Ya, coachnya itu baru saja memberikan surat pegumuman dari Persatuan Bola Basket seluruh Indonesia—Perbasi Bali. Namanya sudah tertera di nomor satu dari dua belas nama lainnya.

Agatha Ayudya Aizel Pramesari, yang akrab disapa Ajel itu adalah seorang atlet bola basket putri. Gadis itu merasa bahagia melihat bahwa dirinya lulus kedua seleksi untuk Kejuaraan Nasional ini. Ditambah lagi dengan keikutsertaan nama sahabatnya di dalam sana.

"Jel!" panggil Sheera, sahabat Aizel. Sheera sudah menjadi sahabatnya sejak mereka masih umur 10 tahun sampai sekarang.

"Udah dapet surat dari Perbasi?" tanya Sheera sambil memperlihatkan surat, yang sama yang tadi di terima oleh Aizel.

Gadis itu mengangguk dengan senyum. Kemudian memeluk sahabatnya dengan erat. "Akhirnya kita ke Jakarta bareng, Ra!” serunya, mengingat kesempatan mengikuti Kejuaraan Nasional sebelumnya, sahabatnya belum bisa ikut ambil bagian.

"Sumpah aku juga gak percaya, aku kira cuma lulus seleksi pertama doang huhu," ungkap Sheera sembari mengambil tisu dari dalam tasnya. Takut air matanya turun tanpa diperintah.

Berlebihan memang.

Mereka beralih menuju kantin. Aizel mulai berbicara selagi kaki mereka melangkah menuju kantin. “Kok surat resminya gak ada ya? Perasaan dulu ada deh,”

Sheera menjawab, “paling nanti dikasihnya.”

Mereka berdua hanya mendapat surat yang di dalamnya hanya ada nama mereka. Jadi mereka hanya mengetahui nama-nama atlet putri yang lulus kedua seleksi Kejurnas. Mereka sendiri tidak mengetahui nama-nama atlet putra yang juga lulus kedua seleksi Kejurnas bersama mereka.

"Mau makan apa?" tanya Aizel. Hari ini gilirannya yang mengantri memesan makanan di kantin. Mereka berdua memang seperti itu, persahabatan mutualisme, katanya.

"Nasi kuning aja kayak biasa," sahut Sheera menggeser kursi di sebelahnya.


"Menurutmu tim putra siapa aja yang lulus?"Aizel melontarkan pertanyaan lagi pada sahabatnya.

"Ael sih, udah pasti."


Uhuk


Mendengar nama Ael dan tak sengaja memakan sambal, itulah yang barusan dialami Aizel sehingga membuatnya tersedak. Untung saja ada air mineral yang beli tadi di kantin.

"Oh iya aku lupa, Ael kan pasti jadi kapten tim putra." sahut Aizel setelah kerongkongannya terasa lebih baik.

"Udah lama ya gak liat Ael."

"Hah?"

"Iya. Padahal dulu sering liat dia." kata Sheera sambil menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

Aizel menjawab kikuk, "ya.. paling nanti juga muncul pas latihan."


xxx

Sheera berbisik, "Jel, itu tuh anak yang kemaren ikut seleksi gak sih?” Sekitar 10 anak perempuan baru saja datang dan memasuki ruangan kepala sekolah. Mereka memakai baju kaos polos dengan celana jersey. “Ada Yesha sama Sania juga tuh!” lanjut Sheera.

KaptenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang