♚♚♚
"Mmhh." Lalisa melenguh kala merasakan sebuah pijatan pada asetnya. Perlahan ia membuka matanya dan melihat ke kanan dan kirinya, tetapi ia tidak mendapati istrinya. Tapi ia merasakan perasaan aneh, dan ia melihat bahwa selimut telah tersingkap, lantas ia melihat ke bawah dan mendapati istrinya sedang mem-blowjob juniornya.
"Shhh, baby... Apa yang kau lakukan uhh?" Lalisa kembali melenguh, ia perlahan mendapatkan sebuah kenikmatan. Jennie pun tersentak saat mendengar suara Lalisa. Ia memberhentikan kulumannya pada junior Lalisa dan mengangkat kepalanya, mendapati suaminya telah terbangun dan terduduk pada kasur.
"Honey...." Jennie berhambur kedalam pelukan Lalisa dan duduk diatas pangkuan suaminya. Ia mengecupi leher suaminya itu, sedang Lalisa yang matanya masih berat hanya mengelus punggung istrinya. "Kau belum tidur?" Tanya Lalisa dengan suara khas baru bangun tidur. Jennie pun menggeleng, "I'm horny...." Lalisa membuka matanya lebar-lebar saat mendengar penuturan dari istrinya.
Ia melihat kearah juniornya yang telah dilumuri saliva milik istrinya, dan itu telah menegak sempurna. Bagaimana ia begitu lama untuk menyadari hal itu?! Pikirnya.
Lantas Lalisa melihat kearah jam dinding dan itu masih jam 1 pagi. "Kenapa kau tidak membangunkan aku?" Tanya Lalisa yang kini mengurai pelukan mereka. Kepala Jennie tertunduk kala merasa malu dengan tingkah agresive-nya.
Lalisa menangkup kedua belah pipi mandoo Jennie, diangkatnya kepala itu supaya istrinya menatap matanya. "You want to am i fuck you?" Goda Lalisa dengan kekehannya. Dengan malu-malu, Jennie menganggukan kepalanya membuat Lalisa tersenyum gemas.
Kemudian Lalisa mengangkat tubuh Jennie dan membalikan tubuhnya, menidurkan tubuh istrinya itu dengan hati-hati, seakan tubuh yang indah itu akan terpecah. Ia memandangi tubuh istrinya sejenak, kancing kemeja yang telah terbuka, karena ia meminta untuk menyusu pada istrinya itu. "You are so beautiful, Wifey...." Ujar Lalisa seraya membungkukkan tubuhnya untuk mencium bibir Jennie, melumatnya dengan nafsu.
Lalisa memejamkan matanya sejenak, lalu kembali membukanya dan hazel coklatnya itu telah berubah menggelap, seakan ia mempunyai kuasa untuk merubah warna bola matanya begitu saja. Tangannya terulur untuk meremas payudara sintal milik Jennie. Meremasnya dengan sepenuh hati, ia memilin puting itu, dan jarinya menari-nari diatas payudara Jennie.
Pasokan oksigen menipis, Lalisa melepas ciuman itu dan beralih pada rahang Jennie. Ia mengecupi rahang itu sampai ke daun telinganya, "My sexy Wifey." Seringai tajam terpancar di wajahnya, sedang Jennie merinding karena Lalisa berbicara dengan sensual.
Ciuman itu kembali terasa di leher Jennie, tanda kemerahan yang semalam Lalisa buat masih berwarna merah keunguan, akhirnya Lalisa memilih untuk menandai kekuasaan itu pada payudara Jennie. Ia mengecup kulit sekitar payudara itu, sampai bibirnya tepat berada di depan puting kemerahan milik Jennie.
Lidahnya terjulur untuk menjilatnya seperti permen, kemudian wajahnya perlahan maju untuk menenggelamkan kepalanya pada payudara Jennie. Disesapi dan dikulumnya puting payudara sebelah kanan, sedangkan yang satunya diremas oleh Lalisa.
"Ohh Godhhh Lisa!" Jennie meremang kala merasakan kuluman pada putingnya, mulutnya terbuka dan nafasnya tersengal karena libidonya yang semakin tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling in Love with a Little Gamers [JENLISA] [G!P]
RomanceMature⚠️ Futanari [END]