♚♚♚
"Ngomong-ngomong, apakah kau sudah tau jenis kelamin bayimu?"Pertanyaan yang terlontar dari bibir Jisoo membuat Jennie terkejut, dan wajahnya berubah menjadi penasaran.
"Belum unnie. Sebenarnya Lisa sudah meminta untuk melakukan pengecekan jenis kelamin bayi ini, tapi aku tidak ingin." Jisoo mengerutkan dahinya karena mendengarkan jawaban dari Jennie. "Wae?? Bukankah setiap orang tua akan bersemangat jika akan mengetahui jenis kelamin anaknya?" Tanya Jisoo dengan bingung.
"Sejujurnya aku pun penasaran dan ingin mengetahuinya. Tapi aku ingin merahasiakannya supaya menjadi kejutan jika anakku lahir" jawab Jennie dengan senyumannya yang mengembang.
Membayangkan bagaimana anaknya akan lahir membuatnya semakin bersemangat, Ia ingin cepat-cepat melahirkan.
Jisoo mengangguk paham dengan apa yang dijelaskan oleh Jennie mengenai perasaannya. "Kalau begitu, apa kau mempunyai prediksi tentang jenis kelamin anakmu?" Tanya Jisoo dengan penasaran. Jennie mengangguk dan Ia menjawab, "Sesuai dengan apa yang aku rasa, aku memprediksi bahwa anakku laki-laki."
Mata Jisoo berbinar, dia menjadi tidak sabar untuk melihat malaikat kecil milik Jennie dan Lisa. "Woah, apakah kau sudah menyiapkan nama?" Tanya Jisoo dengan antusias, membayangkan wajah pangeran tampan yang akan lahir membuatnya gembira.
"Untuk nama, aku belum memikirkannya. Lagipula, aku tidak tahu Lisa menginginkan anak perempuan atau laki-laki sebagai anak pertamanya" jawab Jennie yang menghendikkan bahunya.
"Ahh aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika anak pertama mu benar-benar laki-laki. Dia pasti tampan" ucap Jisoo dengan mata berbinarnya.
"Tentu saja tampan, seperti aku" ucap Lalisa yang tiba-tiba saja masuk kedalam kamar. Mereka berdua terkejut, dan Jennie langsung memasang tatapan tajamnya pada Lalisa.
"Ingin apa kau kemari?!" Tanya Jennie dengan sinis. Lalisa membulatkan matanya, Ia bingung dengan perkataan istrinya. "Memangnya kenapa? Inikan kamarku juga" ujar Lalisa dengan tatapan bingungnya. "Aku masih marah padamu!" Ujar Jennie terus terang yang membuat Lalisa tertawa. "Aigoo, istri kesayangan aku ini merajuk rupanya." Lalisa melangkahkan kakinya untuk menghampiri istrinya dan duduk disebelahnya, memeluk pinggang Jennie dan menaruh kepalanya di atas payudara Jennie.
Sedangkan Jennie hanya memutar kedua bola matanya dengan malas. "Kau sangat bau, pergilah mandi!" Lalisa mengurai pelukan itu dan menciumi ketiaknya, dengan bingung Ia menjawab, "Aku selalu wangi, dimana kau mencium bauku?"
"Sudah-sudahlah, kenapa aku harus menyaksikan adegan seperti ini" cibir Jisoo yang sudah melipat kedua tangannya didepan dadanya. Lalisa menoleh kearah Jisoo dan tersenyum. "Jisoo unnie, Chaeyoung bilang dia lapar. Sebaiknya kau mengajaknya makan malam dulu" ucap Lalisa yang membuat Jisoo terkejut, Ia lupa bahwa Ia mengajak suaminya, dan mereka baru saja pulang kerja.
"Astaga aku melupakan suamiku" ucapnya terkejut dan segera berlari keluar dan menuruni tangga. "Hati-hati unnie, nanti kau terjatuh!" Teriak Jennie yang mengkhawatirkan kakaknya itu.
Kemudian Ia melihat kembali kearah suaminya dan bertanya, "Kenapa kau menggelendotiku seperti ini? Apa yang kau inginkan?" Tanya Jennie dengan tatapan penuh selidik. Merasa niatnya sudah tercium, Lalisa hanya bisa cengengesan. "Baby, besok akan ada orang yang mengantarkan PC baru untukku, kamera dan segala jenis yang lainnya. Bisakah aku menaruhnya di kamar?"
...
Keesokan paginya, Lalisa terbangun dari sofa. Ia ditendang keluar oleh istrinya karena mengetahui bahwa Ia membeli peralatan gaming baru. Rencananya gagal, padahal Ia sudah yakin bahwa Jennie akan mengizinkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling in Love with a Little Gamers [JENLISA] [G!P]
RomanceMature⚠️ Futanari [END]