2

266 45 2
                                    

Ini pertama kalinya Off pergi ke perpustakaan kota sejak dia pulih dari koma-nya. Tay bilang, dia sangat menyukai tempat ini dan di sini semuanya-lah berawal. Dia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh sepupunya yang memiliki kepribadian ganda—Ini karena sikap dingin Tay yang kerap berubah total menjadi sosok manusia konyol hanya ketika bersama dengan New— itu. 'Semuanya berawal', apa maksudnya? Tetapi yang jelas, Off bisa berada di tempat ini sekarang untuk mencari buku-buku referensi untuk tugas makalahnya.

Dia kira, perpustakaan adalah tempat yang paling tenang untuk bisa mengerjakan tugas-tugasnya dan sekadar tidur lima-belas menitan tanpa gangguan siapapun. Sialnya, perkiraannya itu meleset jauh. Karena—

"Wah, kau anak Sastra, ya?"

Off mengambil sebuah buku tebal di hadapannya tanpa mengindahkan sosok yang tiba-tiba datang dan berdiri di sebelahnya dengan aura dingin menguar. Aura yang dikeluarkan oleh sosok itu membuat atmosfer di sini jadi kurang menyenangkan. Maka dari itu, Off berjalan ke lemari buku yang lain, alih-alih untuk menghindari sesosok hantu yang terus menguntitnya.

"Oh, Ya ampun!" sosok hantu yang wajahnya Off belum lihat itu memekik tiba-tiba. Off berusaha keras untuk tidak menggeram saat itu juga, karena dia sangat terganggu dengan pekikan nyaring itu. "Kau tampan sekali!"

Off menyeringai percaya diri dalam hati. Bahkan, hantu sekalipun mengakui ketampanannya ini.

"Tubuhmu—Ya ampun, tinggi sekali!" Sosok transparan itu mengitari tubuhnya, membuat Off menahan mati-matian agar tidak peduli.

"Apa orang ini seorang model, ya?"

Lalu sosok transparan itu berdiri tepat di depannya secara tiba-tiba, membuat Off harus menahan mati-matian agar tidak terkejut saat itu juga. Arwah itu cukup berbeda dari arwah-arwah yang pernah Off temui selama ini.

Dia adalah seorang lelaki muda dengan pakaian khas rumah sakit, baju bergaris-garis putih dan biru. Wajahnya tidak menyeramkan, dia hanya berwajah pucat, bahkan tidak terlalu pucat. Sesaat Off mengira dia adalah manusia, tetapi aura dingin yang menguar dari sosok itu membuat Off menepis perkiraannya itu.

Matanya dan mata sosok itu bertemu, saling menatap. Off mendadak merasa ada sesuatu yang aneh menyergap tubuhnya, sesuatu seperti… perasaan yang abstrak. Tidak bisa dijelaskan.

Sosok itu mengerjapkan mata bulatnya, "Apa kau sedang menatapku?" tanyanya, dengan aksen lugu.

Off rasanya ingin menepuk dahinya kuat-kuat, dia pura-pura mengambil buku di depannya, sebagai kamuflase jika dirinya tidak bisa melihat sosok di depannya yang memandangnya penuh harap. Tangannya menembus sosok itu, dan rasanya sangat dingin.

"Aku butuh buku ini," gumamnya, sebagai alibi.

"Hei!" arwah pendek itu berteriak nyaring ketika tangan Off menembus dadanya yang transparan, "Dasar tidak sopan! Ini namanya pelecehan!"

Off nyaris terbahak, tetapi dia tahan. Pelecehan darimana kalau tangannya saja tidak bisa menyentuh dia? Lelaki tinggi itu membalikan badannya, berpikir untuk segera duduk dan menyelesaikan tugas-tugasnya, tidak mau memedulikan sosok arwah yang terus-menerus mengikutinya.

"Kau seperti kekasihku atau memang kau kekasihku, ya?" Sosok itu mempercepat jalannya, hingga sekarang dia berjalan berdampingan dengan Off. Pria itu mendengus mendengar ucapan hantu itu.

Off memilih meja yang paling ujung dan sepi, karena dia butuh ketenangan. Tetapi, sosok itu masih terus menguntitnya, bahkan duduk di depannya dan terus-menerus menatapinya. Off mendesah kecil, sepertinya dia tidak akan bisa mendapat ketenangan, bahkan di sini sekalipun.

"Kau harusnya jangan mengambil buku itu. Itu tidak bagus! Karena penulisnya adalah seorang penipu sekaligus pembunuh!"

Off rasanya ingin merotasikan bola matanya. Apa hubungannya dengan latar belakang si penulis? Toh, Off hanya butuh isi bukunya, bukan biografi penulisnya. Off jadi menebak, jika arwah di depannya ini memiliki pemikiran yang kekanakan. Tidak peduli bagaimana latar belakang si penulis, entah dia pembunuh, perampok, atau teroris sekalipun, jika isi tulisannya bagus, menarik dan informatif, tidak ada salahnya untuk dibaca 'kan?

welcome back dearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang