TWO» A Piece of Bad Day

868 133 13
                                    

Silence is not always because of weakness ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Menjadi salah satu dari keturunan Jongcheveevat mungkin adalah sesuatu hal yang luar biasa.

Kekuasaan, kekuatan serta harta tak luput mengikuti.

Tapi apakah semua orang tahu, menjadi seorang keturunan Jongcheveevat, berati harus siap selalu berada dalam keadaan tak mengenakkan?

Cuaca hari ini sudah cukup membuat kepala Suppanut mendidih! Ia sudah sangat bersyukur bahwa tak ada rapat dadakan apapun sejak pagi. Berniat segera pulang dan membersihkan tubuh, tapi keinginannya itu kelihatannya akan menjadi angan-angan belaka.

Sejak dari gerbang kantor ada dua mobil yang mengawasinya dari sebrang jalan. Suppanut pikir itu hanya mobil masyarakat sekitar, namun saat ia sudah mulai membelah jalanan Los Angeles, mobil itu terus mengikutinya!

Dan di sinilah dirinya sekarang. Memilih berbelok ke sebuah cafe kecil untuk sekedar mengacaukan fokus mereka—semoga.

“Pesanan anda, Tuan.”

Suppanut mendongak saat suara halus menyapa rungunya. Itu adalah suara seorang pelayan cafe yang tampak mengulas senyum cerah kearahnya. “Ada yang anda inginkan lagi, Tuan?”

Menggeleng, Suppanut menunduk dan mulai menikmati secangkir Americano panas pesanannya sembari mengawasi keadaan sekitar. Instingnya mengatakan keberadaannya ini akan jauh dari kata aman.

DAMN! Orang-orang itu terlihat berhasil menemukan keberadaannya. Dari kejauhan ia dapat melihat lima orang berpakaian serba hitam turun dari masing-masing mobil hitam metalik.

Ia benar-benar membenci situasi seperti ini.

Hanya ada satu revolver dalam saku jasnya—dan itu jelas tak cukup untuk membunuh mereka semua!

BRAK! PYAR!

Pintu kaca cafe di tendang anarkis secara tiba-tiba hingga menimbulkan jeritan ketakutan dari beberapa pengunjung.

FUCK! Orang-orang itu dengan mudah menemukan keberadaannya! Suppanut meloncat melewati kursi-kursi sembari sesekali berlindung di balik meja.

DOR! DOR!

ARGG! TOLONG! Jeritan para pengunjung semakin menambah kegaduhan!

DOR! DOR!

Suppanut harus pintar-pintar menghemat amunisi yang ia punya. Satu penguntit di sana berhasil tumbang karena bidikannya. Ia membutuhkan bantuan segera! Jarinya menekan tombol earphone yang tergantung pada lubang telinganya lekas. “Siapapun yang ada di kediaman, lacak keberadaan ku dan segera kirim bantuan, sekarang!” Earphone ini dapat menghubungkannya dengan para kepala pengawal dan paman-pamannya.

PSYCHOMAFIA [The Line Family]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang