Apabila kamu terlalu menyala dan menyilaukan, pasti ada orang yang akan berusaha meredupkan cahayamu
~Sinta dan Santi~
Bagian 1Kita tiba di sekuel kedua rumah yang bercahaya, Sinta dan Santi. Mungkin sebelum masuk ke cerita, mari kita berkenalan dengan karakter utama kita yaitu anak dari Riyan dan Cahaya. Mereka bernama Sinta dan Santi.
Sinta Putri Erviana, perempuan setinggi 175 cm ini tergolong tinggi untuk ukuran seorang anak sekolah. Postur tinggi Sinta membuatnya terlihat lebih besar dari anak-anak seusianya. Sinta adalah atlet bela diri karate dan sudah mengoleksi banyak medali dan piala dari berbagai kompetisi di semua tingkatan mulai dari kabupaten hingga nasional.
Sinta berpenampilan nyentrik, pakaiannya seperti anak remaja kebanyakan. Sinta berpipi tirus dengan kulit sedikit putih dengan mata yang lebar tidak sipit. Postur tubuhnya padat dan tidak terlihat gemuk. Sinta jarang tersenyum dan lebih banyak memasang wajah datar, selain itu Sinta juga gampang berteman dan mudah percaya pada orang. Sinta juga seseorang yang tempramental dan gampang sekali untuk marah.
Sinta tidak terlalu menonjol di kelas, dia tidak tertarik pada mata pelajaran hitungan seperti fisika atau matematika. Sinta menunjukkan minatnya kepada bidang kesejarahan dan geografi. Dia suka membaca buku-buku sejarah dan hobi menjelajah bersama ayahnya, Riyan. Bakat Sinta di bidang sejarah ini murni menurun dari ayahnya yang seorang peneliti dan dosen. Setelah mengenal Sinta, mari kita ke kakak Sinta yaitu Santi.
Santi Putri Erviana, adalah kakak kembar dari Sinta. Santi memiliki tinggi 178 cm, lebih tinggi sedikit dari Sinta. Santi berpenampilan seperti ibunya, Cahaya. Dia berpipi sedikit tembam dengan mata biru dan hidung sedikit mancung. Santi sering menggunakan gamis dan jilbab lebar serta masker. Santi belum bercadar seperti ibunya dan lebih memilih memakai masker biru yang senada dengan matanya.
Karena parasnya yang menawan dan menyejukkan, Santi suka menjadi sasaran teman laki-lakinya yang suka padanya. Tapi untuk mendekati Santi, mereka harus berhadapan dengan bodyguard Santi yaitu adiknya, Sinta. Sinta melindungi Santi dari cowok-cowok yang suka padanya, Sinta tidak segan menghajar cowok yang genit dengan kakaknya itu. Selain itu, Santi juga melindungi Sinta dari guru-guru matematika dan pelajaran hitungan dengan cara membantunya mengerjakan tugas dan mengajarinya ilmu eksakta.
Santi memiliki minat di ilmu eksakta, hitungan dan makhluk hidup adalah favoritnya. Santi menunjukkan minatnya di bidang biologi dan fisika, minat dan bakat ini tentu diturunkan dari ibunya yang seorang peneliti dan dosen. Santi tidak mudah percaya orang dan tidak suka berteman dengan semua orang. Dia penuh perhitungan dalam berteman dan hanya memiliki sahabat yang sedikit. Santi juga seseorang yang menggunakan ketenangan, dia tidak mudah meledak dan tergolong pribadi yang santai serta pendiam.
Santi sangat anti berteman dengan laki-laki, menurutnya ada tiga alasan yang membuat dia mau tidak mau harus berhubungan dengan laki-laki. Pertama kerja kelompok, kedua hal mendesak dan ketiga hal penting yang tak terduga. Selain itu, Santi sangat anti bicara dengan laki-laki. Idealisme yang sangat mirip dengan ibunya, Santi juga tidak suka olahraga dan lebih suka membaca atau meneliti hal baru di kamarnya yang dianggapnya sebagai lab.
Santi sering mengikuti OSN atau olimpiade. Santi sering berlomba sampai ke tingkat nasional sejak SMP, kecerdasannya menurun dari ibunya yang juga melakukan hal yang sama di masa muda. Cahaya dan Riyan memiliki anak yang sangat mencerminkan mereka berdua.
"Sinta, kamu taruh dimana buku yang kamu pinjam kemarin?" Tanya Santi yang sedang membereskan bukunya
"Ini, belum aku balikin" jawab Sinta sambil menyerahkan buku matematika SMP kelas 9
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinta dan Santi
Teen Fiction"san, kok kita ditakdirin jadi kembar ya? padahal semua sisi hidup kita itu beda" ucap sinta saudari kembarnya. "cuma tuhan yang tau kenapa kita ditakdirkan jadi kembar" ucap santi tenang.