#2 Sekolah Baru Teman Baru

1 0 0
                                    

"Manusia selalu begitu, lupa bersyukur ketika bahagia dan selalu menuduh tuhan ketika sengsara"

~Sinta dan Santi~
Bagian 2

Tak terasa, hari pertama sekolah pun tiba. Di hari pertama sekolah ini, Riyan dan Cahaya mengantar langsung Sinta dan Santi ke sekolah. Sampai di sekolah, Riyan dan Cahaya menemui Rika selalu guru di SMA Ar Rahman.

"Hai Rik, assalamualaikum" sapa Riyan

"Waalaikumsalam, Masya Allah keponakan bibi yang cantik-cantik sudah SMA aja" sapa Rika pada Sinta dan Santi

"Hehe, assalamualaikum bibi" sapa Sinta dan Santi

"Rik, titip mereka ya" pinta Cahaya

"Iya, pasti mereka baik-baik aja kok" kata Rika menenangkan sahabatnya itu.

"Oke, bentar lagi kita ngajar sayang. Waktunya pamitan" kata Riyan mengingatkan

"Oke, Sinta Santi. Jaga diri ya, menyalalah seterang mungkin. Belajar yang rajin dan jangan berteman sama orang yang salah ya" pinta Cahaya

"Iya umi, makasih" Sinta dan Santi mencium tangan Cahaya

"Anak Abi udah besar, semangat terus ya kalian. Kalo ada apa-apa telpon Abi ya nak" pinta Riyan

"Iya Abi, makasih" Sinta dan Santi mencium tangan Riyan untuk berpamitan

"Oke, Rika kami tinggal ya. Kami mau ke kampus, aku ada rapat panitia KKN. Terus Riyan juga ada rapat di rektorat, maklum pimpinan dekanat fakultas" canda Cahaya

"Iya tau kok, hati-hati ya. Aku kabarin kalau kegiatan hari ini selesai" jawab Rika

Riyan dan Cahaya pun pergi meninggalkan Sinta dan Santi. Mereka melambaikan tangan kepada Abi dan umi mereka selepas itu.

"Sinta, Santi kita hari ini MPLS. Jadi kita hari ini belum belajar aktif, Sinta dan Santi ke lapangan ya, disana banyak kawan-kawan baru pasti. Ingat kata umi tadi, jangan kumpul sama laki-laki kalau gak perlu amat ya itu dosa" pinta Rika mengingatkan

"Iya bibi, makasih" kata Santi

"Kalo di sekolah panggil aja umi Rika ya, kita pakai panggilan Abi dan umi buat bapak ibu guru di sekolah" kata Rika menjelaskan

"Oalah, baik umi" kata Sinta dan Santi, kemudian mereka meninggalkan Rika dan menuju ke rombongan anak-anak baru disana.

Santi dan Sinta tentu menjadi perhatian. Yaps anak kembar selalu menjadi perhatian orang lain, seketika Santi dan Sinta menjadi buah bibir siswa baru disana.

Santi dan Sinta mengobrol dengan beberapa anak yang kemudian mereka berteman. Pertama adalah Ayuni, anak dari seorang pengusaha rumah makan terkenal. Ayuni bertubuh ramping dengan kulit putih, Ayuni selalu memakai cincin perak di tangan kirinya. Cincin itu adalah satu-satunya barang dari ibunya yang sudah meninggal

Kedua adalah Irma, dia seorang anak yang masuk sekolah dengan jalur prestasi. Irma adalah juara MTQ Nasional dan pernah mengikuti kompetisi MTQ di Qatar. Irma adalah anak dari ayah yang seorang kepala bidang di Dinas Lingkungan Hidup Provinsi sedangkan ibunya adalah kepala dinas kesehatan kabupaten.

Orang ketiga yang menjadi teman Sinta dan Santi adalah Deli, seorang wanita sederhana yang masuk melalui jalur beasiswa sekolah. ayahnya seorang pengusaha toko kelontong sedangkan ibunya adalah seorang guru.

Beberapa saat kemudian, upacara pembukaan MPLS pun dimulai. Setelah acara, siswa baru dibagi menjadi beberapa kelompok. Kebetulan mereka berlima masuk ke kelompok yang sama.

Sinta dan SantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang