The Moonlight

310 17 0
                                    

"What you have now, is probably something that many people would like to have."


Happy Reading

***

Hera, atau yang biasa di panggil Rara sedang duduk di halte bus depan kampusnya.

Hari sudah sore, ditambah rintikan hujan yang cukup deras membuat gadis itu sedikit kedinginan tapi tidak membuatnya memasang wajah cemberut malahan justru memasang wajah bahagia di dalam lamunanya.

"Kangen kamu Jev." lirihnya.

Dia memandang kanan kiri, mencari orang yang ditunggunya tidak kunjung muncul.

"Kak Ares masih lama engga ya. Tau gitu mending kan tadi beneran mau diantar Kevin aja. lama lama kan bisa bosan juga. Coba ada kamu Jev, kita pasti banyak ngobrolin soal hujan dan dunianya." katanya pelan

"yaa ampun Rara, Jev ,Jev mulu deh dari tadi. Sadar dong ra, perlu cuci otak kamu ya." lanjutnya sambil memukul pelan kepalanya.

Hera hanya duduk sambil mengerak gerakan kakinya, sekitar 10 menit kemudian sebuah mobil SUV hitam menepi. Dia melihat Ares yang turun dari mobil sambil membawa payung berjalan menghampirinya.

"Hai,,udah lama nunggunya." sapa Ares sambil mengusap kepala Hera pelan

"Engga ko, kak Ares sibuk ya." Hera menggeser duduknya supaya Ares bisa duduk disampingnya.

"Maaf, tadi kakak masih ada kerjaan dikit sih, sama karena hujan jadi jalanan rada macet. Kamu kedinginan ya sini deket kakak sama pake ini." Ares melepaskan jaketnya dan memakaikan pada Hera yang hanya tersenyum mengangguk.

"Disini dulu ya kak, Rara masih pengin liat hujan."

"Iya iya, siap Princess."

"Kok Princess sih kak?."

"Lah terus Rara maunya apa Nyonya?.
Ares mengodanya.

Hera tertawa memukul lengan Ares main main lalu menyandarkan kepalanya di bahu Ares.

"Gimana ngampus hari ini, kok engga pulang bareng Kayla. Kemana tuh si cerewet." tanya Ares

"Pusing kak, banyak tugas juga lagi. Kayla juga lagi banyak tugas, sekarang sih lagi di Perpus Kota sama temen sekelasnya. Tadi sih Kevin nawarin nganter pulang, tapi aku udah minta kak Ares buat jemput."

"Ya udah biar pusingnya ilang terus semangat lagi habis ini mau makan dulu apa mau jalan kemana nih."

"Mau choco bubble kak."

"Lagi hujan loh ra, hot choco aja gimana, sama nyari telor gulung deh."

"Deal ya kak."

"Iya iya, jadi gimana nih princess mau jalan sekarang apa masih mau mesra mesraan di pinggir jalan sama liatin ujan."

"Kakak aja yang mesra mesraan sama hujan sana. Aku maunya jalan sekarang biar nanti engga pulang kemalaman."

Hera berdiri meninggalkan Ares berjalan menuju mobil, Ares hanya mengikutinya sambil tersenyum.

***

Ditempat lain di sebuah kafe ada Nadira dan Wildan yang sedang menikmati hujan dalam suasana hangatnya kafe.

"Sumpah ya, aku tuh engga suka banget harus satu kelompok sama Lia. Dia itu kaya rada sombong gimana gitu. Masa ya kemarin dia bahas soal hubungan Hera sama Jevan dan Rania. kaya tau cerita aslinya aja, bikin kesel tau." Kata Nadira

"Udah ya sayang. Engga usah deh urusin omongan si Lia, dia mungkin cuma pengin kamu moodnya buruk habis itu biar engga bisa konsen kamu di kerja kelompok." Jawab Wildan menenangkan tunangannya

"Tapi Dan, aku juga tau ko kalo dia kenal sama Rania. tapi menurut aku mereka kenal engga deket deket banget. Jadi engga mungkin juga Rania cerita semuanya ke Lia."

"iya iya, kaya kita aja yang paling kenal Rania."

"Wildan. Ko kamu jawabannya kaya gitu, bikin kesel tau."

"Udah Nadira sayang, kita engga perlu debat apalagi sampai bertengkah gara gara Lia apalagi Rania yang engga tau apa apa. Habisin makanan kamu dulu ya, kita kan udah ada janji mau jemput si nyonya."

"Kayla? dimana?"

"Perpus Kota."

****

Kayla berada di depan gedung perpus menunggu jemputan dari Wildan dan Nadira. 15 menit kemudian mobil Wildan datang Kayla langsung memasukinya.

"Lama, kalian dari mana sih." seru Kayla setelah duduk di jok belakang

"Sorry la, kita di cafe rada jauh dari sini soalnya." jawab Wildan santai

"Jadi kita bertiga mau kemana nih. Pulang langsung aja?" tanya Nadira pada keduanya.

Kayla menguapkan kekesalanya langsung berbinar binar.

"Mau ke Taman Kota, gabung sama Hera dan kak Ares. Yo lah kesana pengin makan cimol sama telor gulung juga, yang paling penting sih pasti dijajanin sama kak Ares." Kata Kayla semangat

"Udah ketauan sih motifnya. Jelek banget sih sifatnya." kata Nadira sewot

"Biarin aja, tau gitu masih aja mau temenan." Kayla juga ikutan sewot

"Terpaksa."

"Okk."

"Udah udah, Kevin mau diajak engga?" tanya Wildan yang udah terbiasa dengan perdebatan engga penting keduanya.

"Kaga mau, udah aku tanyain. Katanya ada urusan dirumah. Menurut aku ya, dia itu rada rada engga suka sama kak Ares tau engga. Kan jarang banget dia mau ikut kalo kita mau kumpul bareng kak Ares. Dasar kembar jadi satu kloning kali ya." kata Kayla.

*******

Hera dan Ares sedang dalam perjalanan pulang. Setelan menghabiskan waktu untuk berdua jadi berlima. Ares mengantar Hera, Wildan mengantar Nadira dan Kayla.
Keduanya hanya saling diam sambil mendengarkan musik hingga sampai pada depan rumah Hera keduanya turun.

"Kak, makasih udah anterin."

"Engga masalah, lagian udah tanggung jawab kakak. Besok mau kakak jemput lagi?"

"Besok Rara ada kegiatan sampai sore kak."

"Wah, jadi besok kakak seharian cuma nahan kangen."

"Hahaha, dasar bucin ya."

"Emang iya."

"Makasih ya waktunya, maaf kalo temen temen Rara konyol semua."

"Udah biasa lagi Ra, kakak mah udah engga kaget. lain kali kakak boleh bawa temen kakak biar Kayla engga sendirian tu bocah."

"Kak Ares niat banget ya mau ngejodohin Kayla, tapi engga boleh maksa ya. bocah apaan juga rara sama Kayla seumuran tau."

"Iya iya, habisnya ya kakak rasa mereka tuh cocok tau. Sefrekuensi tuh sifatnya.
pasti bakalan lebih ramai."

"Suka banget berimajinasi. Gimana sama rara, kan banyak diemnya. suka bosen engga?"

"Kamu mah bawaan kalem emang. Orang yang seriusan, kaku lagi kaya kanebo kering."

"Ko gitu sih, kakak juga ngebucin ko."

"Iya kakak bucin, You may not know that you are someone's dream. I hope it's just me. Kamu itu udah cukup buat kakak, kalo udah cinta ya gitu semuanya pasti mempesona." kata Ares tulus yang hanya ditanggapin senyuman Hera

"Udah sana masuk, udah malem nanti engga ada selesai selesainya lagi. Mana bahas cinta cintaan di pinggir jalan lagi." Ares mengusap pelan kepala Hera dan mencium keningnya.

"Rara masuk ya kak, Kak Ares hati hati dijalan."

"Iya kakak juga mau balik, titip salam aja ya buat ayah sama bunda kamu." Ares berbalik menuju mobilnya.

Hera masih didepan gerbang hingga mobil Ares menggalkan rumahnya. Pikiranya sedikit kacau tentang percakapanya tadi. Mandi habis itu langsung tidur adalah cara terbaik untuk menenangkan pikiranya.

****


Hai,
Makasih banyak buat support kalian.
Big Love

LilaCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang