Kelakukan Kamila yang kembali tidur hari ini, menjadi sorotan rekan-rekannya. Apalagi, sudah hari ketiga sejak pindah di kontrakan juragan Kardi, aktivitas tidur usai istirahat dan makan siang di sekolah menjadi kebiasaannya.
Anna yang paling dekat dengannya menjadi gemas, dengan sahabatnya itu. Saat membawa foto-foto kegiatan untuk menyerahkannya pada Kamila dan menghampirinya, ia bertanya, “Kenapa sih di sekolah tidur terus?”
“Aku mengantuk, Na. Setiap malam tidak bisa tertidur karena tetanggaku sangat berisik. Mungkin karena mereka pengantin baru,” sahut Kamila tanpa semangat.
“Ih, bisa saja kamu Mil. Kamu kali yang cemburu karena status jomlomu. Lagian tetangga kamu itu juga masih jomlo, sama statusnya dengan kamu. Atau kamu mengintip dan memikirkannya, sehingga tidak tertidur?” tebak Anna yang membuat Kamila mendelik. Tidak terima kalau dirinya dituduh yang aneh-aneh seperti yang diucapkan Anna.
“Eh, Butto' siapa bilang aku mengintip tetanggaku. Kalau memikirkannya ia, tetapi hanya sebatas itu, tidak lebih karena ia pria beristri, tahu!” protes Kamila.
“Eh, dasar Malose, kamu tuh diajak bercanda bawaannya sensi level sepuluh!” ketus Anna. Keduanya pun tertawa, setelah saling menyindir. Membuat beberapa rekan guru yang lain menoleh kepada mereka.
Begitulah kelakuan ajaib Anna dan Kamila saat bersama. Tidak melihat tempat dan waktu, keduanya saling memanggil dengan bahasa konyol. Sehingga siapa pun yang melihat mereka, akan menyangka keduanya sedang beradu mulut. Namun, nyatanya tidak, keduanya justru bercanda dan saling menyemangati.
“Aku serius loh, An, setiap malam mendengar suara aneh yang membuatku tidak bisa tertidur. Kalau pun sudah tertidur, aku akan bangun lagi saat mendengar suara-suara tersebut. Rasanya sangat menganggu. Tahulah kalau mereka beraktivitas, laiknya orang dewasa. Kan’ aneh kalau jomlo sepertiku mendengarnya.”
“Kamu serius Mil! Masak iya, sampai kedengaran di kamar kamu, terus setiap malam lagi,” ucap Anna sembari mengedipkan mata sebelah kirinya dan kembali tertawa.
“Kalau kamu mau buktikan silakan bermalam di kontrakanku, biar tahu rasanya begadang karena keributan yang dilakukan tetangga.”
“Siapa takut!” seru Anna kemudian tertawa diiringi pandangan aneh guru yang lain.
“Bu Anna, kenapa tertawa?” tanya Bu Inna.
“Bu Anna lagi dapat bonus,” sela Bu Mira.
“Lagi jatuh cinta, itu,” goda Pak Anton
Berbagai ucapan bergantian dari rekan kerja mereka karena kedua gadis itu tertawa. Mereka pun penasaran apa yang membuat kedua sahabat itu berdebat diakhiri tawa panjang Anna.
“Ini loh, Bu Kamila mendapat serangan tengah malam.”
“Ih, serangan? Maksudnya serangan apa?” tanya Bu Inna. Anna malah terkikik mendengar pertanyaan Bu Inna, sehingga Kamila pun ikut tertawa.
“Serangannya horor, Bu!” seru Kamila.
“Duh, aneh! Horror kok, ketawa,” timpal Pak Anton.
“Tahu deh, kedua Ibu ini. Serangan horor kok, tertawa. Jadi penasaran, cerita dong.”
Bu Inna merapatkan tubuhnya kepada Anna dan Kamila yang terus tertawa. Apalagi saat sebelumnya, ia memerhatikan Kamila yang berbisik pada Anna.
“Itu loh adegan dewasa yang terdengar sampai di kamarku,” ucap Kamila yang berujung dirinya menjadi bahan tertawaan.
“Makanya, jomlo jangan dipelihara!” seru Pak Anton disertai tawa dari rekan guru yang lain.
“Mau ya, An, aku jodohkan dengan tetanggaku,” goda Bu Inna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamar di bawah Tanah
Mystery / ThrillerBlurb Sejak hari pertama bermalam di kontrakan juragan Kardi, Kamila tidak lagi merasakan istirahat dengan tenang saat malam hari. Aktivitas tetangganya, sepasang suami istri sangat mengganggu tidurnya. Andaikan hanya sekali, tetapi terus berlangsun...