PAIN || 04

508 65 14
                                    

VOTE FIRSTLY GUYS

----------

❝Ternyata, ketenangan juga memiliki waktu istirahatnya sendiri. Sesekali ia akan datang kembali, entah kapan.❞


Selamat membaca semuanya ~


"Yah, Om Donghae tuh gimana sih kalo lagi kerja sama ketemu klien-klien Ayah?" Tanya Jaemin tiba-tiba.

Siwon, sang ayah, sempat mendelik. Kenapa putra semata wayangnya mencari topik saat sarapan dengan pertanyaan yang tidak pernah dibicarakan.

"Kenapa emang? Tumben kamu nanyain Ayahnya Jeno." Pria itu menyesap kopi hitamnya.

"Jaemin cuman kepo aja," jawabnya asal.

"Ada-ada aja kamu, Na." Sang Bunda hanya menggelengkan kepalanya dan kembali menyantap roti isi tuna sebagai menu sarapan.

"Om Donghae baik, pekerja keras, ramah sama semua orang. Ya... pokoknya the best banget lah ayahnya Jeno itu." Jelas Siwon sambil mengacungkan jempolnya.

Jaemin menghela napasnya secara kasar. Sudah pasti orang itu memikirkan reputasi dibandingkan keharmonisan keluarga. Terlihat cukup sekali menjadi keparat.

"Kenapa emang?"

"Nggak, kelakuannya Jeno kok beda banget sama papanya. Sampe heran," pemuda itu acuh.

Kedua orang tuanya saling melempar tatapan bertanya dan menatap putranya itu dengan bingung. Jaemin benar-benar tidak seperti biasanya.

"Kalo aja Jeno nggak larang gua buat laporin tuh tua bangka, pasti itu orang udah busuk dipenjara dari dulu." Batinnya.

Hei, Jaemin! Ini masih pagi dan kepalamu sudah tersulut emosi. Sebuah sarapan yang tidak baik untuk pikiran dan hati.

----------------


Gadis bersurai kecoklatan itu baru saja keluar dari mobilnya dan tersenyum sumringah, seolah ia baru saja memenangkan lotre ribuan dollar. Tapi, bukan karena itu.

"Jeno!" Sena berseru saat manik mata cantiknya menangkap sosok lelaki tampan itu berjalan memasuki pekarangan sekolah.

Jeno hanya memicingkan matanya. Sungguh, ia jadi benci jika jalan takdirnya seperti ini.

"Hai, Jen!" Lelaki bermarga Lee itu hanya berdeham, matanya menelisik sekitarnya. Berjaga-jaga jika Hyunjin dan kawanannya sedang tidak berlalu.

Tahu kan kalau Jeno dan Sena terlihat maka apa yang akan dilakukan oleh seorang Hwang Hyunjin?

"Jutek banget ih! Oh iya, nih. Dimakan oke?" Gadis itu menyodorkan tote bag berukuran kecil.

Hanya berisikan susu kacang almond dan beberapa potong sandwich coklat yang dibuat Sena sendiri, manis sekali.

"Kenapa repot-repot sekali?" Ujar Jeno, "hanya ingin. Habiskan pokoknya!" Tukas gadis cantik itu.

"Hm, terima kasih, Sena." Jeno tersenyum sangat tipis.

Sena kembali menunjukkan senyum cantiknya. Astaga, rasanya jantung berpacu melampaui tempo seharusnya. Bahkan, pipinya sudah bersemu karena merasakan darahnya berdesir.

Lee Jeno itu sangat tidak baik untuk kesehatan. Bisa-bisa mati muda terkena serangan jantung jika seperti ini walau hanya melihat senyum tipisnya.

Gadis berambut panjang itu hanya mengangguk dan berlari kecil menuju kelasnya.

PAIN || Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang