Jungwon membawa langkahnya memasuki pelataran tempat dimana akan digelarnya pernikahan sang Mantan.
Lantas iapun menghembuskan nafas dengan sedikit berat. Omong-omong, kemarin ia juga dengan terpaksa turun tangan langsung untuk membantu para pekerjanya mendekor, serta menyusun apa-apa saja yang sekiranya dapat mendukung untuk konsep yang di usung oleh si pemuda Park yaitu, Garden Wedding Party.
Sudah sejak lama padahal Jungwon memimpikan di pernikahannya kelak ia akan menggunakan konsep yang serupa bersama sang kekasih. Namun ya... Apa mau di kata? Tidak ada seorangpun yang tau bagaimana rencana Tuhan ke depannya bukan? Semua impiannya kini hanya jadi angan-angan belaka.
Jungwon lantas membawa langkah kakinya menuju sebuah tempat dimana nantinya kedua mempelai itu akan mengikrarkan sebuah janji suci. Dan di atas altar sana tampak juga seorang pendeta yang tengah menunggu kedatangan kedua mempelai.
"Astaga.. Apa benar-benar tak ada lagi kursi yang tersisa untukku?". Ucap si manis sembari mendengus dengan kesal. Bagaimana tidak? Acaranya akan segera dimulai, lantas haruskah ia menyaksikkannya sambil berdiri hingga semuanya selesai? Tidak lucu sama sekali. Kakinya bisa pegal nanti.
Jungwon lantas mengedarkan pandangannya mencari seorang staff atau siapa saja yang bisa ia mintai tolong untuk memberinya sebuah kursi.
'Puk'
Sebuah tepukan pelan dibahunya namun berhasil membuat tubuhnya terkesiap. Refleks, iapun menoleh dan setelahnya hal pertama yang ia dapati adalah sosok si pemuda Park dengan balutan jas berwarna hitam berdiri tepat dihadapannya. Jungwon sempat tertegun dalam beberapa saat begitu melihat penampilannya. Bagaimana tidak? Pemuda itu tampak begitu tampan dan dewasa.
"Yak! Kenapa sih kau itu senang sekali mengejutkanku?!". Gerutu si manis dengan tatapan tajamnya.
"Oh.. Aku bahkan lebih terkejut melihat kedatanganmu. Omong-omong kau tentu tak datang dengan tangan kosong bukan?".
Sontak si manis pun mengeryitkan keningnya. Apa Jay menginginkan ia membawakan sebuah hadiah pernikahan?
" Mana paket bom untukku yang sudah kau janjikan hm? Kau bilang akan membawanya jika datang kemari". Ujar si pemuda Park itu sembari menyentil kening si manis pelan.
Jungwonpun meringis sembari mengusap keningnya. "Ah.. Jadi kau benar-benar ingin aku mengirimnya!".
Sementara itu si pemuda Park hanya menanggapi ucapannya dengan kekehan dan tentu saja hal itupun membuat Jungwon semakin kesal.
"Omong-omong, kenapa kau masih disini? Acaranya akan segera dimulai bukan? Sebaiknya kau segeralah naik keatas altar. Apa kau sengaja ingin membuat sang Pendeta menunggu lebih lama?". Ujar si manis sembari menatap sosok pemuda tinggi dihadapannya itu dengan lekat.
" Tapi sebelum itu, bisa tidak aku minta satu kursi?". Pintanya dengan sedikit merengek.
Jay lantas menghela nafasnya perlahan sebelum berucap, "Tentu saja, karena kau belum datang maka acaranya tak akan bisa dimulai".
"Huh, apa?". Sahut si manis sembari mengeryitkan keningnya tak mengerti. Sementara itu Jay hanya dapat mengulas senyuman di wajahnya sembari menarik tangan si manis untuk ikut bersamanya.
"Yak! Yak! Apa yang kau lakukan? Jay.. Lepaskan aku!". Pekiknya dengan sedikit mendramatisir hingga membuat para tamu undangan yang hadir disana pun mengalihkan atensi pada keduanya.
Coba bayangkan saja sendiri, bagaimana ia tak akan memberontak seperti itu? Jay tiba-tiba saja menyeretnya menuju altar pernikahannya.
"Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau menyeretku kesini, Jay! Aku hanya memintamu untuk memberikanku kursi. Lepaskan tanganku, idiot!". Bisik Jungwon sembari memalingkan wajahnya dan tersenyum kikuk begitu mendapati tatapan gemas dari para tamu undangan akan tingkah mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ficlet | jaywon
Randomisinya cuma tentang jay sama jungwon - chaptered - oneshoot - twoshoot - bahasa baku / non baku - bxb - rated T-M ( tergantung gimana nanti ) jangan ditunggu ya.. karena update-nya sesuka hati hehe ©2021, bunajaywon