4

16 7 2
                                    

Pagi ini seperti biasanya aku berangkat ke kampus dan kemudian akan pergi bekerja. Sudah ku bilang tak ada yang istimewa dalam hidupku.

Saat ini aku sedang berjalan menyusuri koridor kampus. Rencananya aku akan keruangan salah satu dosen di kampus ku.

Ntah apa alasan dosen itu memanggil ku aku harap itu bukan sesuatu yang buruk.

Sesampainya di depan ruangan dosen itu aku kembali di buat bimbang. Apa yang sudah ku lakukan sehingga aku di panggil oleh dosen ?

Terlalu larut dalam pikiran sendiri sampai aku tidak menyadari kalau pintu ruangan itu sudah di buka oleh sang empunya.

"Ms. Chalandra, mengapa kau tak masuk dan malah berdiri disana ?"

Mendengar ada suara Lani pun sedikit tersentak. "Eh.. tidak Mr. Tadi saya hanya sedang memikirkan sesuatu" jawabannya dengan nada kikuk.

"Oh iya sudah kalau begitu mari, silahkan masuk" ucap dosen muda yang diketahui bernama lengkap mr. Jovan Aditya Prananda, atau lebih dikenal Mr. Aditya.

"Baik Mr." Jawab lani sembari melangkah masuk kedalam ruangan sang dosen.

Setelah keduanya duduk dengan tenang. Ralat yang tenang hanya Aditya sedangkan lani merasakan canggung yang luar biasa.

"Baiklah, jadi begini Ms. Chalandra dari sudut pandang saya anda adalah mahasiswi yang berprestasi. Oleh karena itu saya ingin anda menjadi asisten saya selama di kampus." Jelas Aditya to the point.

"Maaf Mr. Jika saya lancang. Tetapi mengapa harus saya ? Ah.. maksud saya ada banyak mahasiswa bahkan mahasiswi yang jauh lebih baik daripada saya"

Sahut lani dengan menundukkan wajahnya tak berani menatap wajah sang dosen.

"Karena saya hanya menginginkan kamu" lirih Aditya yang dapat lani dengar hanyalah sebuah gumaman tak jelas.

"Maaf kenapa Mr. ?" Tanya lani meminta Aditya mengulangi perkataannya.

"Ah.. tidak. Maksud saya adalah saya melihat kalau anda bisa mengerjakan tugas ini lebih baik dari pada mereka" kilah Aditya dengan nada yang meyakinkan. Dan jangan lupakan senyuman manis yang terpantri pada wajah rupawan nya.

"Hmmm... Maaf Mr. Tapi sepertinya saya tidak bisa karena ada sesuatu dan lain hal yang tak bisa saya utarakan" jawab lani dengan penuh sopan santun dalam tutur katanya.

"Baiklah saya tidak bisa memaksa anda untuk menerima tawaran saya ms. Chalandra" sahutnya dengan senyum simpul tercetak di wajahnya. Walau tak dapat dipungkiri jika ada sorot kekecewaan dari kedua netranya.

"Kalau begitu saya permisi Mr. Selamat siang" ucap lani seraya berdiri dan melangkah keluar ruangan.

"Siang" lirih Aditya yang menampakkan wajah sendunya setelah lani hilang dari pandangan.

***

Hari menjelang malam tapi belum ada tanda-tanda kalau lani akan kembali ke apartemen.

Justru sekarang ia sedang berdebat dengan Sarah karena lani ngotot ingin mengantarkan pesanan padahal hari sudah hampir malam.

"Nggk lani, Kakak nggk izinin kamu buat nganter pesanan ini. Ini tuh udah malem juga ini tempatnya rawan lani." Ujar Sarah mencoba membujuk lani.

"Udahlah kak nggk bakal terjadi apa-apa juga sama aku. Kakak tenang aja yah lagian dia persennya banyak loh lumayan kalau di terima. Ya yaaah" bujuk lani dengan puppy eyes miliknya.

Hal itu membuat Sarah tak bisa menolak permintaan lani. "Hufft...  Ok tapi cuman nganter abis itu langsung balik. Kalau ada sesuatu jangan lupa langsung telpon juga kalau ada yang aneh-"

Skenario TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang