Bagian 3 : Permintaan Pertama

2 1 0
                                    

“Louisa!” teriak seseorang membuat si pemilik nama menoleh dengan gerakan slowmotion. Jujur, saat ini Louisa sangat buru-buru karena ada urusan mendesak.

“Apa? Cepetan gue ada urusan mendadak.” ujar Louisa.

“Gue sama temen-temen gue mau bilang makasih.” ucap cowok yang mendatangi Louisa itu. “Berkat promosi lo di akun Neosan, dagangan kita laku semua. Thanks ya.” kata cowok itu lagi.

“Di dunia ini gak ada yang gratis. Toilet umum aja masih bayar.”

Cowok itu terlihat menghela nafas panjang. “Terus lo mau apa?”

“Dua permintaan.” kata Louisa cepat.

“Oke. Ini antara gue dan lo aja. Jangan libatin temen-temen gue.” Merasa menarik Louisa pun mengangguk.

“Gifan nama lo?” tebak Louisa.

“Iya.”

“Gue ada urusan mendadak, permintaannya bisa kapan aja kan?” tanya Louisa.

“Bisa.”

“Oke kalo gitu, gue cabut.”

“Ternyata lo gak sesombong yang diceritain orang-orang.” gumam Gifan saat Louisa pergi dari hadapannya dan senyuman cowok itu terbit begitu saja hanya karena perbincangan kecilnya dengan seorang gadis yang baru saja ia kenal.

^•^•^•^

Louisa baru saja sampai ditempat dimana Rania mengajak bertemu. Untung saja, Louisa mempunyai alasan untuk dispen dari pelajaran. Jadi, ia ada waktu untuk bertemu dengan Rania padahal wanita itu dengan dinas hari ini.

“Jadi gimana?”

“Gue udah minta selidikin temen-temennya Julio, baru temen deketnya doang sih. Tapi ya gitu, gak ada jawaban. Mereka bilang Julio emang bersih soal hal negatif. Julio selalu nolak ketika temennya ngajak clubbing, ngerokok, dan hal-hal negatif lainnya. Seperti dugaan kita Sa, Julio dijebak. Motifnya belum terlalu jelas.” jelas Rania panjang lebar.

“Gue mikirnya kalo ini ada sangkut pautnya sama kantor, Ran. Ada orang yang sengaja naruh bahan-bahan haram itu ke makanan atau minuman Julio, jadi sama aja Julio kayak konsumsi kan?” ucap Louisa beropini.

Rania menjentikkan jarinya setuju dengan pernyataan Louisa barusan. “Kita satu pemikiran, Sa. Gue juga curiga sama orang-orang kantor. Apalagi jabatan Julio sekarang CEO, banyak yang iri. Banyak yang ngira kalau Julio jadi CEO karena keponakan Papa gue dan masuk perusahaan tanpa syarat.” ujar Louisa.

Yup, logis kok. Tapi buat ngebuktiinnya kita harus gimana? Gue gak bisa main sodor aja tanpa ada persetujuan dari pihak keluarga. Dan salah satu keluarga Julio kan lo, gak mungkin gue minta tolong Tante Shanira dan Om Sam, mereka sibuk kan?” Louisa mengangguk.

“Papa cuma butuh nama baik perusahaannya gak tercemar, jadi kita harus hati-hati Ran.” ucap Louisa.

“Pak gimana soal kasusnya Julio itu?”

“Apa benar Julio seorang pemakai?”

“Pak Sam benar kan Julio seorang pemakai?”

“Kami butuh kejelasan Pak mengenai Julio.”

“Kalo saya bilang tidak, kalian akan percaya? Apa nama baik Julio akan bersih lagi? Gak kan? Jadi wartawan yang pintar dikit buat pertanyaan.” ucap Sam seraya berjalan masuk kedalam kantornya.

“Untung Papa pinter ngelak wartawan, kalo gak, bisa abis reputasi perusahaan karena pasti publik bikin asumsi sendiri.” ucap Louisa.

“Sidang Julio seminggu lagi, lo bisa urus itu?” tanya Rania.

She is LouisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang