Bagian 5 : Para Tikus

1 2 0
                                    

Disebuah gedung yang menjulang tinggi juga megah ini Louisa berjalan cepat untuk menemui seseorang, semua karyawan yang ada disana menunduk hormat pada gadis itu ketika melewatinya. Dan Louisa tidak ada waktu untuk membalas sapaan mereka semua.

Dengan high heels yang menyelimuti kaki jenjangnya itu pun ia terus berjalan menuju ruangan direktur utama. Ya, Louisa ingin menemui Papanya hari ini. Ia ingin menanyakan sesuatu pada Papanya itu.

"Selamat siang Nona Lou.."

"Dimana Bokap gue?" tanya Louisa tanpa basa-basi kepada sekretaris Sam yang setia berada didalam ruangan kerjanya, ruangan yang tepat berada diluar ruangan Sam.

"Tuan Sam lagi keluar sebentar, Nona."

Louisa mendecak sebal. "Kapan kira-kira balik?"

"Sekitar satu jam lagi, Nona."

Louisa mengangguk. "Satu jam lagi gue balik, dan jangan bilang kalo gue kesini."

Sekretaris Papanya itu pun hanya mengangguk seraya menundukkan kepalanya kepada Louisa. Setelah kepergian Louisa, sekretaris itu pun segera menghubungi seseorang.

~•~•~

"Kamu semakin hari semakin memberontak, Louisa! Papa gak ngajarin kamu untuk seenaknya gini sama karyawan Papa dikantor!"

"Apa Papa gak kasihan sama Julio dipenjara? Dia difitnah sampai masuk penjara karena Seno, apa salah aku periksa Seno juga? Dan kenapa malah Papa bebasin gitu aja dengan uang?"

"Kamu gak bisa seenaknya bawa Seno gitu aja tanpa sepengetahuan Papa."

"Julio dipenjara aja Papa gak peduli, Papa seenaknya maksa bodyguard Papa untuk gak sewa pengacara. Jadi aku juga bisa berbuat seenaknya, dong? Kita impas Pah. Aku bakal sewa pengacara terbaik untuk Julio."

"Louisa tolong jangan buat hal-hal yang gak Papa suka! Cukup kejadian dua tahun lalu buat Papa rugi besar..."

"...Papa nyesel?" tanya Louisa tajam menusuk memotong ucapan Papanya.

Diam. Sam terdiam setelahnya. "Kenapa gak Papa biarin aja waktu itu? Kenapa Papa tolong Louisa?"

"Louisa ngelakuin itu semua demi keluarga kita, Pah! Kalo aja waktu itu Louisa gak ngelakuin hal yang gak Papa suka seperti yang Papa bilang, keluarga kita mati!!"

"Cukup! Keluar." ucap Sam seraya menunjuk pintu.

"Tanpa Papa suruh aku bakal keluar." Louisa pun keluar dari ruangan Papanya. Sebelum benar-benar pergi dari ruangan Papanya, ia melirik sekretaris Papanya yang bernama Elysa itu.

"Abis lo." gumam Louisa menatap tajam Elysa.

Sebelum Louisa kekantor Papanya...

Adrian is calling...

"Ada apa?"

"Maaf Nona, Tuan Sam membebaskan Seno dengan memberi suap."

"Sialan!"

"Saya akan selesaikan ini semua, Nona. Nona Louisa fokus disekolah saja dulu."

"Ya, balik sekolah gue ke kantor Papa."

"Ya, Nona."

"Liatin gerak-gerik Seno dikantor."

"Baik, Nona."

"Thanks, Adrian."

~•~•~

Baik Shanan ataupun Zia, kedua gadis tersebut khawatir dengan keadaan Louisa yang sedaritadi belum juga datang. Padahal mereka sudah janji sore ini akan bertemu disebuah kafe. Tetapi sudah sekitar satu jam dari jam mereka janjian Louisa belum datang juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She is LouisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang