Chap 2

32.7K 1.9K 27
                                    

New York, Amerika

"C'mon dude sampai kapan penyakit alergimu terhadap wanita itu musnah?." Ucapnya karna sudah jengah melihat temannya yang sangat anti terhadap wanita.

"Kali ini kau benar Mark, sepertinya teman kita ini sudah tidak normal." Timpal pemuda yang bernama Hugo itu. Lelaki berdarah Inggris-Jepang ini paling hobi mempermainkan wanita.

Hugo sering memanfaatkan ketampanannya untuk menjerat musuh wanita. Sangat berguna sekali bukan?

"Pergi sebelum aku berfikir mencincang daging kalian!." Saut lelaki sambil itu menyesap segelas wine yang harganya sangat fantastis. Dia adalah Xander Davidson. Siapa yang tak mengenalnya, mafia paling ditakuti se-benua Eropa. Kekuasaannya di dunia bawah tak bisa diragukan lagi.

Di usia 27 tahun ini Ia sudah menjadi pemimpin Mafia paling ditakuti karna kekejamannya. Godfather adalah sebutannya di dunia bawah. Untuk menutupi keterkaitannya di dunia bawah, Ia mendirikan perusahaan yang tak kalah besar. Bayangkan saja kekayaannya bahkan tidak akan habis tujuh turunan pun.

Sifat kejam, arogan, dingin dan paling anti terhadap wanita sudah melekat pada dirinya. Wanita baginya adalah kelemahan bahkan mendengar kata 'wanita' saja sudah memuakkan baginya.

Secara fisik Xander mendekati kata sempurna. Bagaimana tidak, rahang yang tegas, wajah yang tampan, tatapan yang tajam menusuk serta tubuh yang kekar belum lagi warna kulit bertatonya yang eksotis menambah kesan rupawan baginya.

"Hei santailah sedikit bung kita hanya bercanda." Balas Billy si jahil, suka menggoda teman-temannya.

Dialah yang paling santai diantara kelima temannya. Namun jangan salah ia adalah snipper professional yang telah berhasil melubangi puluhan jantung manusia.

"oh ya ku dengar di Itali terdapat klan mafia yang cukup besar, bahkan kekuasaan mereka hampir mencakup seluruh Itali." Ucap pemuda yang bernama Ken itu.

Sifatnya hampir mirip dengan Xander tetapi bedanya jika Xander sangat arogan, Ken lebih pintar mengendalikan emosinya.

"Wow it's a good news Ken." Timpal Theo dengan smirk mengerikannya. Pemuda berkulit gelap sembari menghisap puntung rokok.

Theo adalah seorang pembunuh bayaran yang aksinya tak pernah gagal. Pemuda berambut ikal ini sudah membunuh ratusan nyawa. Mengerikan bukan?

"Ah benar juga, sudah saatnya memperluas kekuasaan kita. Benar begitu Xander?." Ucap Mark sambil melirik yang hanya dibalas dengan raut sulit diartikan.

Mark ini terkenal dengan kemampuan diam-diam menghanyutkan. Meskipun begitu ia tetaplah berbahaya seperti yang lainnya.

Mereka semua adalah anggota mafia yang dipimpin Xander. Sekilas keenam pemuda itu seperti sekumpulan lelaki berwajah malaikat. Namun sayangnya mereka bukanlah orang yang bisa diremehkan. Kata ilegal sudah sangat melekat pada diri mereka.

Mafia seperti mereka sangat erat kaitannya dengan pembunuhan, penyelundupan, dan tindak kriminal lainnya. Tidak ada yang mereka takuti di dunia ini, termasuk juga polisi. Bagi mereka polisi bukanlah tandingan mereka. Dunia bawah terlalu gelap dan menakutkan untuk diketahui lebih dalam.

🔫🔫🔫


Di sebuah mansion megah berdiri seorang lelaki sedang menyesap segelas vodka. Dengan tatapan tajam sulit diartikan seolah menyusun rencana mematikan.

"Siapkan jet pribadiku Tom. Kita akan berkunjung ke Itali." Ucap lelaki itu.

"Baik tuan." Balas lelaki yang bernama Tom itu.

" Balas lelaki yang bernama Tom itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Venesia, Italia

"Kemampuan larimu sangat payah Al, kau berlari seperti seekor itik." Ejek gadis berambut brown itu.

"apa kau bilang?! Lihat saja nanti." Tukas Alden menanggapi ejekan adiknya.

"wlleek, coba saja tangkap aku kalau kau bisa." Tantang Archelia sembari menjulurkan lidah kea rah kakak keduanya itu.

Mereka sedang bermain kejar-kejaran. Mereka sering sekali bermain permainan ini. Tak heran mansion milik Asland tak pernah sepi karna selalu di isi canda tawa Archelia dan kakak-kakaknya.

"Kena kau!"

"aaa Dave tolong akuu." Teriak Archelia sambil memanggil kakaknya.

"Kau apakan adikku Al?!" saut Dave sembari menghampiri mereka berdua.

"Diamlah, tak usah ikut campur." Ujar Alden.

"Lepaskan adikku atau akan ku buang video game mu itu."

"Hei apa-apaan kau ini. Jangan bawa-bawa game ku!" Balas Alden dengan tatapan sengitnya.

"Sudahlah jangan ribut, Celia daddy ingin bicara kemarilah nak." Tengah Aslan.

"Ada apa dad? Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Begini nak, besok kita akan kedatangan tamu besar. Jadi daddy minta Chelia berada di kamar sampai tamu itu benar-benar pergi." Jelas Aslan dengan lembut.

"Tapi sangat membosankan seharian di kamar dad. Bisakah di taman saja?" tawar Archelia.

"Tidak nak, ini semua demi kebaikanmu." Jawab Aslan.

Tentu ada alasan mengapa Aslan menyuruh putrinya. Dan itu karna ia sangat menyayangi putri satu-satunya itu.

"Kebaikankanku? Mengurung anakmu selama 16 tahun itu kebaikan katamu dad?" ucap Archelia dengan mata berkaca-kaca.

"Bukan begitu sweetheart, daddy tidak bermaksud membuatmu seperti ini." Balas Aslan sembari meraih putrinya yang langsung di tepis Archelia.

Mungkin ini saat yang tepat untuk mengungkap isi hatinya selama ini. Tak pernah menginjakkan kaki ke dunia selama 16 tahun bukanlah hal yang lucu.

"Sekarang apakah daddy belum puas membuat Celia seperti ini?" ujar Archelia lagi dengan air mata yang berhasil lolos begitu saja.

Sekarang ia sudah muak dengan semuanya. Setelah mengatakan perasaannya Archelia pergi meninggalkan daddy dan kelima kakaknya menuju ke kamarnya. Ia berusaha menenangkan diri.

"Nak dengarkan penjelasan daddy dulu." Panggil Aslan yang melihat putrinya berlari meninggalkannya.

"Celiaa.." Panggilnya lagi hendak menyusul putrinya.

Tbc...

haloo readers..
makasii yang udah mau baca
maap kalo ada typo yaa

jangan lupa vomment yaw, biar aku semangat up lagii💜

Fall In Love With My Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang