Chap 5

28.2K 1.6K 12
                                    


“Atau mungkin ia bersembunyi di halaman?” Tebak Robert.

“Astaga! Kau benar Robert.” Saut Arnold dengan panik.

Kelima pemuda itu langsung berlari menyusul adik bungsunya itu. Mereka sangat ceroboh membiarkan adiknya bersembunyi terlalu jauh. Semoga apa yang mereka takutkan tak akan terjadi.

“Disini kau rupanya.” Ujar Alden dengan lega.

Adiknya masih mendengarkan perintahnya. Kelima pemuda itu menghembuskaan nafas lega karna ternyata adiknya sedang bermain ayunan di taman.

Yahh katahuan.” Ucap Archelia dengan polosnya.

“Kau tak apa?” tanya Arnold dengan raut khawatirnya.

“Are you fine?” belum sempat menjawab, George sudah memberinya pertanyaan yang sama.

“Kalian ini kenapa? Tentu saja aku baik-baik saja.” Jawab Archelia dengan kebingungan.

“Syukurlah, yasudah karna tamu daddy sudah pulang ayo masuk ke dalam.” Ajak Dave.

Knight Family Mansion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Knight Family Mansion



🔫🔫🔫

Setelah semua memasuki mansion, mereka langsung disambut tatapan khawatir Aslan.


“Are u okay sweetheart?” tanyanya pada putri kecilnya dengan nada khawatir. Archelia mengangguk sebagai jawaban.

“Daddy ingin meminta maaf soal kemarin Celia."

“Sudahlah dad, tak perlu meminta maaf. Aku tahu ini semua demi kebaikanku.” Archelia tersenyum. Ia hanya berpura-pura mengerti.

“Kau ini memang putri daddy yang baik hati” ujar Aslan dengan nada lembutnya. Putrinya ini sangat mirip dengan mendiang mommynya.

“Dave, antarkan adikmu ke kamarnya.” Perintah Aslan pada putra sulungnya itu.

“Baik dad.” Jawab Dave sembari merangkul adiknya.

Aslan teringat penawaran Xander tadi. Ia akan membicarakan pada putra-putanya dulu sebelum bertinda. Bagaimanapun juga kelima putranya inilah yang mengelola organisasi klan mafianya.

“Ada hal penting  yang ingin daddy bicarakan pada kalian semua.” Ucap Aslan didepan kelima putranya.

“Ada apa dad? Apakah tadi terjadi sesuatu?” tanya Arnold pada ayahnya.

“Ya son. Xander mengajak klan kita untuk bergabung dengan klan nya itu.” Balas Aslan.

“Tidak..tidak, jangan bilang kau menerimanya dad.” Ujar Arnold lagi. Ia tak mau berurusan dengan Xander dalam hal apapun. Berurusan dengan Xander adalah hal terburuk dalam hidupnya.

“Tidak son. Aku belum menjawabnya. Aku ingin berdiskusi dahulu dengan kalian.”

“Tidak. Aku tak mau bergabung dengan klan Xander. Tak akan!” Tukas Dave dengan penuh penekanan.

“Aku juga dad, aku tak setuju jika klan kita bekerjasama dengan klannya.” Ujar Robert.

“Benar itu dad. Yang benar saja klan mafia yang sudah didirikan keluarga kita turun-temurun akan kita serahkan begitu saja ke Xander?” timpal Alden tak terima.

Bayangkan saja organisasi bawah ini didirikan sudah sangat lama. Dan penerusnya tak lain dan tak bukan adalah keturunan keluarga Knight. Apakah akan diserahkan begitu saja pada Xander?

“Ya, aku mengerti kalian semua. Tetapi tahukah kalian konsekuensi yang akan kita terima jika menolak tawaran seorang mafia seperti Xander?” Aslan tampak menimbang-nimbang keputusan dari keempat putranya itu.

“Ya aku sangat tahu konsekuensinya. Menerima atau menolak tawarannya juga sama saja, kita tak diuntungkan.” Balas Arnold dengan wajah amarahnya.

Menerima tawaran Xander berarti menyerah begitu saja. Sedangkan menolak tawarannya sama saja mengibarkan bendera perang pada klan Xander yang bahkan anggotanya mencakup seluruh mafia di benua Eropa.

“Benar itu son. Jadi sekarang apa keputusan kalian?” tanya Aslan pada mereka.

“Keputusanku tetap tidak dad.” Ujar Alden tegas.
“Aku juga dad, tak sudi Aku menyerahkan klan kita begitu saja.” Saut Arnold

“Aku lebih memilih berperang ketimbang menerima tawarannya.” Timpal Robert.

“Dan kau George?” tanya Aslan.

“Jawabanku sama dengan mereka dad.” Ucap Goerge.

“Bagaimana dengan Dave?” Ujar Aslan.

“Jawabannya pasti juga akan sama seperti kami dad.” Ucap Arnold mewakili jawaban adiknya.

“Baiklah aku akan bicara pada Xander.” Final Aslan.

Keputusan mereka sudah bulat. Menolak tawaran kerjasama Xander. Tak peduli dengan peperangan atau apapun itu sebagai konsekuensinya. Mereka tak bodoh menyerahkan diri begitu saja.

Drttt drttt

Tbc..

haloo readers..
sesuai janji yaa, 50 vote aku bakal double up
makasii yang udah mau baca
maap kalo ada typo yaa

jangan lupa vomment yaw, biar aku semangat up lagii💜

Fall In Love With My Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang