1. Small attention

60.4K 3.9K 500
                                    

Seneng banget!! ternyata masih ada yg excited nunggu updatean cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seneng banget!! ternyata masih ada yg excited nunggu updatean cerita ini.

Sayang kalian banyak banyak deh!! Kalo mau update cepet, cukup vote and komen next aja sengg💗💗

________________________________

HAPPY READING

Seorang cowok tinggi berwajah tampan bagaikan malaikat menuruni anak tangga rumahnya. Sesampainya di lantai bawah, cowok itu jalan menuju meja makan sekaligus dapur. Di meja makan sudah ada Ayahnya, sedangkan di dapur ada Bundanya yang lagi memasak.

"Pagi, bun!" Sapa Rafan pada ibunya yang lagi memasak sop bening di dapur.

"Pagi, sayang." Balas Nilam.

"Ayah enggak di sapa?" Reygan menurunkan kacamatanya agar bisa melihat wajah putranya dengan jelas.

"Eh? lupa," Rafan tersenyum. "Pagi, Ayah!"

"Pagi," sahut Reygan singkat dan kembali memasang kacamatanya.

Dasar pak tua. Kalau enggak disapa, mukanya jutek, pas disapa balasnya singkat.

"Tumben sekali kamu berangkat pagi?" tanya Nilam sambil menuangkan sop kedalam mangkok beling.

"Rafan ada urusan di sekolah, Bun. Makanya Rafan bangun pagi," jawab cowok itu.

Nilam tidak menjawab, kepalanya hanya mengangguk paham. Selesai menuangkan sop kedalam mangkok, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu membawa mangkoknya menuju meja makan.

"Kalau capek istirahat ya, sayang. Jangan di paksa aktif terus, kasihan badan kamu perlu istirahat. Aktif boleh, tapi jaga kesehatan tetep nomer satu!" Nilam tak bosan-bosan memberi nasihat untuk putra tunggalnya.

Ibu mana yang tidak khawatir kalo anaknya terlalu sibuk atau aktif di sekolah? Nilam sangat khawatir dengan putra tunggalnya. Karena, dulu Rafan pernah sampai lupa makan saking sibuknya dan berakhir dirumah sakit karena magh.

"Dia laki-laki, sayang. Sudah sewajarnya harus aktif seperti itu," timpal Reygan menatap istrinya. "Supaya Rafan tidak kaget dengan berkas yang menumpuk saat dia sudah menggantikanku nanti,"

"Rafan juga pasti akan lebih ekstra untuk menjaga kesehatannya sekarang, gak mungkin dia akan mengulangi kesalahan yang sama."

"Betul kata Ayah, Bun. Rafan sudah bisa lebih menjaga kesehatan, Bunda gausah khawatir soal itu!" Rafan membenarkan semua perkataan Ayahnya.

RAFANALTYA ; Make You LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang