01

5 0 2
                                    

Haiii kawann!!
Ini cerita pertama aku jadi maap ye kalo masih kaku bahasanya. Jangan lupa kasih vote dan kasih aku motivasi di kolom komentar ya-!!

Happy readinggg🌱

Cahaya matahari yang tertutup oleh balutan awan yang gelap itu semakin membuat sang gadis cantik yang masih memejamkan mata tersebut membuatnya semakin tak mau membuka mata dan melanjutkan kegiatannya di dalam balutan selimut yang tebal.

Kringgg!!! Kringgg!!!

Jam weker yang terus berbunyi tersebut berhasil mengusik sang ratu tidur dari mimpinya.

"Hoaaamm.. Berisik lo bang wek!", gerutu Karina sembari meletakkan jam weker pemberian abangnya tersebut dengan sedikit keras ke nakas. Mau tak mau Karina segera bangkit dan bersiap untuk pergi sekolah.

"ANDUK KEMANA SI BANG ELAH!". Pengang. Itulah kondisi telinga Kendra Ardean, kakak kandung Karina.

"Apasih Na, toa banget tuh mulut", ujar Dean sembari mengucek matanya. Ya, Dean masih sleeeping handsome dan dipaksa bangun oleh teriakan Karina yang menurutnya sekencang toa masjid dekat rumahnya.

"Handuk gue lo pake lagi ya? Kebiasaan banget si bang nyolong handuk anak perawan dosa tau ga", ucap karina ngawur. Dean yang hanya menatap sang adik dengan pandangan jengkel. Hanya masalah handuk yang pergi entah kemana Karina menghancurkan mimpi Dean yang sebentar lagi akan menembak gebetannya. Yaa walaupun hanya di mimpi tapi seengganya kan Dean udah jadian.

"KARINA, DEAN, CEPET TURUN SAYANG KITA SARAPAN", suara Ratih, ibunda Karina dan Dean.

"Buru mandi bisul"

"BISUL BISUL GINI GUA CAKEP YA ANJIR GA KAYA LO MONYET", teriaknya lagi dan lagi. Dean heran dulu bundanya ngidam apa saat hamil Karina. Apa iya bundanya menelan toa masjid. Itu yang selalu Dean pikirkan saat dia mendengan teriakan Karina.

...

Brummm brummm..

Suara motor anggota Madesu tersebut membuat para kaum hawa memekik kegirangan. Siapa yang tidak mengagumi anggota biang onar tersebut, selain wajah yang tampan, dompet mereka pun tebal.

Banyak diantara mereka yang hanya mau memanfaatkan dan pansos saja dengan manjadi kekasih dari salah satu di antaranya.

"anjir cakep bener calon imam gue"
"gila Satria bener bener bikin gue oleng"
"arghh Fitonya gue anjir"
"halalin aku bang"

teriakan beberapa cewek yang begitu mengagumi anggota Madesu. Pengecualian untuk Karina yang sangat sangat membenci Satria atau sering Karina sebut si Bangsat. Madesu adalah sebuah nama yang di rintis oleh Satria tentu saja. Inti dari geng tersebut adalah Bara sebagai ketua geng, Satria sebagi tukang ongkang ongkang kaki dan panglima tempur saat tawuran, Zidan, Fito, dan Reza yang kalau kata Satria "hanya pelengkap pertemanan saja" itu menjadi sorotan anak anak Gemilang.

Bagaimana tidak, muka dan dompet sangat mendukung, belum lagi perlakuan manis dari mereka. Wanita mana yang tidak tergiur bukan? Mau jalan ayo, mau shopping gas, mau liburan tinggal ngeng saja.

...

"GUE MAU BOLOS AJALAH ANJENG", teriak Fito tiba tiba yang membuat ke empat sahabatnya terkejut.

"LO APA APAAN SI ANJENG MAIN TERIAK TERIAK AE", sahut Satria tak kalah kencang. Lainnya hanya menggelengkan kepala lelah menghadapi dua monyet lepas itu. Bagaimana tidak, dunia yang aman dan tentram jika sudah di datangi oleh Satria dan Fito akan berubah ceritanya.

"Cabut", ujar Bara si cowok irit ngomong dan sedikit menyebalkan tapi tetap saja diangguki oleh ke empat sahabat sejatinya itu.

Tujuan Madesu tidak lain adalah gudang lama yang sudah lama tak terpakai yang sudah di renovasi oleh anak anak Madesu dan di jadikan markas untuk mereka bolos, merokok, atau apapun yang mereka mau tanpa di ketahui oleh guru. "Nanti malem Zidan turun sirkuit gantiin gue", ucap Bara sembari melangkah pergi meninggalkan teman temannya.

"Heran gue ame tuh anak dah, di empanin apaan si ampe males ngomong gitu", ucap Reza. Yang lain hanya menggidikan bahu tanda tak tau dan tidak mau ambil pusing karena semenjak mereka berteman Bara merupakan cowok dingin yang tak tersentuh. Hanya Satria saja yang sedikit tau kehidupan kelam seorang Bara. Hanya Satria.

"Gue cabs duls ye brodi, sekali kali gue insaf deh udah mau ujian ini", ujar Satria sembari merapikan seragam dan menggendong ranselnya ala anak SD, sangat menggemaskan.

"Apaan banget dah ah pada rajin, gue juga pengen tapi jiwa kemageran gue luar biasa Dan", melihat Fito yang bimbang antara malas atau rajin, Zidan memilih untuk pergi ke kelas meninggalkan Fito dan Reza yang sudah tidur entah dari kapan. "Ck, ada aja kelakuan", ucap Zidan pelan pada diri sendiri.

...

Di kelas Karina sedang terjadi keributan besar yang disebabkan siapa lagi kalau bukan Satria. Iya mereka adalah teman satu kelas. Bagaimana tidak rusuh jika catatan dari Bu Sumi, guru sejarah yang sangat kejam itu di hapus dari papan tulis oleh Satria.

"Bangsat!! Tulis ulang ga njing", ucap Karina penuh emosi. Hanya Karina yang berani membentak bahkan memanggilnya bangsat.

"Tulis aja sendiri monyettt", ucap Satria sambil menjulurkan lidahnya yang membuat Karina semakin jengkel. "Sat bisa ga sih lo ga nyusahin hidup gue sehari aja", pasrah Karina yang sudah lelah dengan tingkah laku Satria.

"Suruh siapa deket deket gue, harusnya tuh toa di mushola noh bukan disini", kata Satria membuat ubun ubun Karina ingin meledak. "ORANG UTAN JUGA HARUSNYA GA DISINI MONYET", balas Karina tak kalah sengit.

"LO BERDUA BISA DIEM GA SI PROJENN, SAMA SAMA BERISIK TAU GAK HAH?!!", ucapan Mela si murid pendiam penghuni kelas 12 IPS 4 itu ternyata mulai mengeluarkan kehebatan yang selama ini dia pendam.

"Astoge mali gue ga percaya lo bisa teriak", ucap Satria dengan ekspresi muka emot batu. Begitu juga dengan Karina dan anak anak satu kelas juga heran.

"Gils, ga nyangka gue", ucap Kia, sahabat karib Karia.

"Perkara gue teriak aja pada heran, dan buat lo SAT, nama gue Mela EM - E - EL - A. MELA bukan mali", ucap Mela yang kembali duduk di bangkunya. Lihat. Berani sekali. Bukan main.

Brakkk!!

Pintu terbuka dengan begitu keras hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring. Membuat penghuni kelas IPS 4 menoleh ke arah sumber keributan tersebut.

"Apa lagi ini ya tuhan, gue udah duduk anteng ada aja yang bikin ribut heran", ucapan satria yang membuat teman sekelasnya ingin muntah. "Anteng lo bilang hah?!, Pantat udah jalan jalan dari sabang sampe aceh lo bilang anteng? Gelo sia", sahut Karina sambil menempeleng kepala Satria yang duduk di sebelahnya.

"Gue kasih tau ya Karina ku sayang, Sabang sama Aceh tu sama tod, jan bego bego elah bini gue tar gue malu punya bini bloon kek lo", ucap satria sambil mengelus rambut pendek Kirana yang langsung ditepis kasar oleh sang empunya. "Najesss rambut gue perlu dikeramas pake kembang kuburan"

"Pantes lo tuh sering uring uringan, gue tau nih pasti lo kebanyakan makan kembang kuburan ye kan, sini gue ruqiyah dulu", balas Satria dengan memegangi kepala Karina dengan kedua tangannya.

"Wsiwsiiwikwklosgsywuwksiahjakaoowihsu, eta saha ha? keluar sia keluar", bukannya sembuh, mantra yang di ucapkan satria justru membuat setan dalam diri Karina makin memberontak.

"TANGAN LO BAU TAI SAT"

" Hehe maaf tadi gue keknya abis boker lupa cebok deh Kar", ucap Satria sambil nyengir tanpa dosa.

"Jorok lo bagong", ucap Karina, lalu ia melenggang pergi menuju bangku lain meninggalkan Satria.

🌱🌱🌱

Hahhhh yuyurly aku nulis ini sambil nahan ngantuk😩
tapi kalo ga jam tengah malem gabisa mikir lagii.
Segini dulu ya guys, suka ga si genre kaya gini kayanya juga udah ketebak ya alurnya.
Kasih saran dan kata kata penyemangat kalian di komentar ya guys.
Jangan lupa tinggalkan jejak🥰
See u di next part yaa💜

BEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang