04

4 0 0
                                    

happy reading guic🧚

Brum brum..

Sekelompok remaja dengan motor sport hitamnya mulai memasuki parkiran SMA Gemilang, siapa lagi kalu bukan geng Madesu. Tumben sekali mereka datang ke sekolah sebelum bel masuk berbunyi. Biasanya mereka menjadi langganan Pak Samsul untuk hormat didepan tiang bendera.

Banyak kaum hawa bedecak kagum dengan ketampanan anggota Madesu tak terkecuali gadis centil dan kedua temannya, Monic, Rea dan Lia. Mereka adalah murid kelas dua belas yang berarti adalah kakak kelas dari Satria dan teman temannya termasuk Karina dan Kia.

"Hai sayangg" pekik Monic girang menghampiri Satria disana.

Monic adalah salah satu penggemar berat Madesu, tapi ia hanya menyukai satu orang disana yaitu Satria. Bagaimana tidak, Satria yang tampan, tinggi, memiliki mata indah dan juga wajah yang kadang terlihat seperti anak kecil ketika iya bercanda dan memiliki wajah tegas dalam satu waktu.

Satria langsung menghempaskan tangan Monic ketika lengannya digelayuti. Ia risih. Lengannya hanya untuk Karina. Gadis yang sudah lama bersemayam dihatinya.

"Lepasin tangan kotor lo bitch" ucap Satria dingin.

"Cabut" ajak Bima yang dengan otomatis mereka semua mengikuti langkahnya.

"Ihh Satria nyebelin banget sok jual mahal sama gue" teriak Monic ketika Madesu mulai jalan menjauh darinya.

"Udah Mon nanti juga lama lama Satria pasti ngeliat lo kok" ucap Rea menenangkan Monic.

"Liat aja, gue udah punya rencana. Kita jalanin pas kita prom night nanti. Madesu ikut jadi panitia kan?" tercetak senyum miring yang tersungging di bibir Monic kala ia mengucapkan itu.

...

Di lain tempat, gadis cantik itu masih setia bergelut dengan selimut tebalnya. Bahkan ia tak mendengar bunyi jam weker yang mungkin terdengar sangat nyaring itu juka berbunyi. Sinar matahari yang menyelinap melalui celah gorden kamarnya menyilaukan mata Karina hingga membuatnya merasa terganggu.

"Eughh.." lenguhnya sambil mengucek matanya.

Ia duduk ditepi ranjangnya masih dengan setengah nyawanya. Beberapa kali ia mengucek matanya untuk lebih memperjelas pandangannya. Matanya melotot kala melihat jarum jam berada di pertengahan angka tujuh dan delapan. Saking kagetnya iya langsung berdiri dan memastikan kembali penglihatannya.

"MAMAAAAA KENAPA GA BANGUNIN NANAAA KAN NANA JADI TELATTTT" teriak Karina membuat sang ibunda buru buru berlari ke kamarnya.

Ratih sudah tak heran dengan putrinya itu. Menonton drakor favoritnya hingga larut malam dan berakhir bangun kesiangan. Ibundanya sudah lelah untuk mengingatkan Karina yang selalu berujung 'iya nana gabakal gitu lagi bunda' Ratih sudah jengah. Ratih membuka pintu kamar Karina dan segera menyuruhnya mandi. Ratih juga sudah memintakan izin kepada wali kelasnya jika Karina telat berangkat ke sekolah. Baik sekali bukan bundanya itu.

Karina berlari menuruni tangga menuju ruang makan. Ia meminum susu yang sudah disiapkan Ratih dengan buru buru sehingga membuatnya tersedak. Dean yang melihat Karina tersiksa jelas membuatnya menahan tawanya.

"Lain kali pake dot aja harusnya kalo lo mau minum" ejek Dean.

"Diem lo jelek, bundaa Nana berangkat dulu ya udah telat banget" sambil menempeleng kepala kakaknya itu Karina berlari keluar rumah untuk berangkat sekolah.

Ia menyalakan motorr beat kesayangannya. Kali ini ia akan melajukan motornya secara brutal. Jelas saja sekarang sudah hampir jam 9 tapi Karina baru mau berangkat sekolah. Aja aja ada.

...

"Pak Jo bukain dong udah ijin Bu Bud ko" ucap Karina dengan senyum manisnya.

Pak Bejo atau sering dipanggil Pak Jo oleh anak anak Gemilang sudah hafal jiga Karina si siswi berprestasi namun langganan telat itu selalu datang melebihi jam masuk sekolah.

"Jangan telat mulu atuh neng" ucap Pak jo ketika membukakan gerbang untuk Karina.

"Aelah sekali doang. Makasih Pak jo" Karina melambaikan tangan dan segera menuju parkiran untuk menaruh motornya.

"Buset dah gue udah kaya yang punya sekolah aja berangkat jam segini tapi satuynya bukan maen hihi" ucap Karina pelan sambil terkekeh.

Ia melepas helmnya dan segera pergi ke kelasnya. Ia yakin Bu Bud sudah berada dikelasnya sekarang. Sampai koridor Karina berjalan dengan cepat, ia buru buru sampai tak sengaja menabrak seseorang sampai terjatuh.

"Aduh kepala gue lepas ga nih" ucap Karina sambil memegangi kepalanya.

Bukannya menolong, Karina malah sibuk dengan kepalanya.Membuat orang yang ditabraknya menatapnya dengan malas.

"Woy tolongin gue kek malah asii megangin pala aja lo" ucapnya.

Karina mengalihkan perhatiannya seketika ia mendelik melihat siapa yang ditabraknya. Pagi pagi sudah apes karena menabrak manusia tengil. Siapa lagi kalau bukan Satria.

"WAHAHAHA LO NGAPAIN GOLERAN DI UBIN NJIR" tawa Karina menggelegar disepanjang koridor, ia sempat memegangi perutnya karena terlalu puas tertawa.

Tanpa diduga Karina mengulurkan tangannya untuk menolong Satria. Tentu Satria menerima uluran sang pujaan hatinya, kapan lagi Karina mau baik hati padanya kan. Namun baru setengah badan ia bangun, Karina dengan sengaja melepas cekalan tangannya sehingga membuat Satria kembali terjatuh.

"Wahh sialan lo" ucap Satria kesal.

"Lagian jatoh ga sampe patah tulang aja lo minta bantuan buat bangun, letoy amat" ucap karina sambil terkekeh dan pergi meninggalkan Satria disana.

Seulas senyum tipis tercetak dibibir Satria kala menatap kepergian Karina. Ia senang saat karina mau berbicara padanya. Ini merupakan satu kemajuan yang harus ia sampaikan pada teman temannya.

sampai sini dulu ya guiccc😭😭
bener bener buntu banget belum ada ide. next bakal up part yang lebih greget dari iniii.
thank'u for reading semoga suka sama ceritanya yaaa
see u on next part💖

BEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang