Namanya Dewantara, namun orang-orang biasa memanggilnya Dewa.
Dewa itu sepupu dari Dimas dan Adik-adiknya. Anak dari adiknya Bunda, Uncle Hendra. Ia adalah seorang dokter muda lulusan universitas ternama. Satu angkatan dengan Abbiy bahkan pernah satu SMA juga.Setelah membukakan pintu, Davan menyuruh Dewa untuk segera menuju kamar adik bungsunya. Dewa mengangguk, keduanya beriringan menuju kamar si bungsu.
"Kenapa bisa kayak gini Van?" Tanya Dewa.
Keduanya masih tetap berjalan menuju kamar Kaivan."Aku juga gak tau Bang, aku lagi di kamar ngerjain laporan terus disusul Varen. Pas turun adek udah collapse."
Dewa mengangguk mengerti.
Sesampainya di kamar Kaivan, Dewa melihat saudara-saudaranya tengah berkumpul dengan raut muka yang amat sangat khawatir.
Dewa sedikit menyunggingkan senyum, salut sekali dengan ikatan kedelapan bersaudara ini. Mereka benar-benar begitu menyayangi si bungsu Atmaja.
"Boleh sebagian tunggu diluar?"
Semuanya mengangguk, satu persatu dari mereka bertujuh berjalan keluar. Tidak, hanya sebagian karena dua kakak tertua mereka tetap menemani Kaivan didalam sana, benar hanya tersisa Abbiy dan Dimas.
"Wa..." Ucapan Dimas sedikit bergetar.
"Tenang Mas, gue periksa dulu ya."
"O-oke.."
Dewa mengeluarkan alat-alat yang diperlukan dari dalam tasnya, seperti infus, stetoskop, jarum suntik, dan tentunya obat-obatan yang dibutuhkan Kaivan.
"Vier, tolong tabung oksigen Kaivan!"
Dengan segera Abbiy mengambil tabung oksigen itu, lalu memberikanya pada Dewa. Dengan ketenangan khas seorang dokter Dewa memasangkan masker oksigen itu pada Kaivan.
Tangannya mulai mengambil stetoskop, mengarahkannya pada dada Kaivan.
Ada gelengan kecil disana, setelahnya ia mencoba meraih tangan Kaivan untuk mengecek denyut nadi si bungsu. Lagi-lagi hanya ada gelengan kecil sebagai respon.
Tentunya hal itu sedikit banyak membuat Dimas dan Abbiy takut, adiknya baik-baik saja kan?
"Detak jantung sama denyut nadi nya terlalu lemah, mungkin karena kelelahan dan telat minum obat. Tapi tenang, Kaiv gapapa. Gue bakal kasih obat buat normalin detak jantung sama nadinya."
Dewa tahu apa yang Dimas dan Abbiy khawatirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATMAJA'S STARLIGHT
Aléatoire"Tidak peduli seberapa terang cahaya bintang pasti akan tetap redup. sama seperti aku" "Ayah, Bubun, Mas, Kakak, Abang.... Kaiv minta maaf ya" #Brothership