Ini merupakan awal perjalanan menuju jalan pondok. Hari ini sila mulai menuntut ilmu. Akan mulai ketemu sosok yang baru. Teman baru, orang tua baru.
Awalnya sila ingin berangkat sendiri naik kereta karena tidak mau Abunya capek serta sila mau mandiri tetapi Abu sama Amu ingin bersih keras mau mengantarkan alasannya ingin melihat tempat pondoknya kata Amu nanti kalau nyambang tidak nyasar ada aja alasannya badahal kan sekarang semua serba canggih, bisa pakai maps. akhirnya sila berangkat dihantarkan keluarganya Abu dan Amu, dengan syarat waktu berangkat ke pondok yang mengemudikan mobilnya sila, nanti setelah menghantarkan sila baru Abu yang mengemudi.
Sempat berselisih Abu sila menolak syarat yang diajukan sila, katanya yang dihantarkan mondok kok malah mengemudi tapi sila beralasan hanya sila yang tahu tempatnya jadi yang mengemudi sila badahal sila lupa jalanya hanya bermodal maps.
Dan orang biasa mengemudi mobil perkumpulan Jam'iyyah daerah kompleks juga tidak bisa menghantarkan karena sudah di boking menyuruh menghantarkan ibu-ibu Jam'iyyah zarah makam wali di kota . Akhirnya Abu sila mengalah menerima syarat dari sila.
Butuh waktu 5 jam untuk sampai di pesantren kalau menggunakan mobil tapi memakan waktu 2 jam kalau pakai kereta.
Saat memasuki gerbang banyak para santri dan santriwati berlarian ke arah masjid karena sudah memasuki waktu Dzuhur. Mobil sila langsung berhenti didepan halaman dalem Suruh pak satpam saat melewati pos satpam.
Suara iqoma berkumandang Abu ikut berjamaah terlebih dahulu sedang Sila dan Amu-nya langsung sowan dalem Abuya. Sila dan Amu-nya dipersilahkan masuk dan duduk santriwati yang mungkin sedang berhalangan.
Beberapa menit kemudian Abu datang bersama Abuya. Dibelakang Abunya sila diikuti 1 santri lebih tepatnya di belakang Abuya mungkin asisten atau tangan kanan Abuya, mungkin juga ustadz.
Setelah Abuya dan Abu sila duduk si santri yang mengawal dibelakang Abuya tadi pamit undur diri. Setelah pamitnya si santri, keluar dari arah dalam 2 santriwati membawa suguhan teh dan kue kering.
"Ini lho mbah yai anak saya yang mau mondok" kata Abu menunjuk sila setelah santriwati pamit undur diri. Abuya mengangguk mengiyakan.
"Namanya siapa nak?" Tanya abuya
"Basilah Abqariyah "
"Karena Ini kan tidak waktu pendaftaran serempak dan kamu daftar dipertengahan bulan hijriah jadi nanti kamu di tes pribadi oleh ustadzah yaya ya nak" ngendika
"Nggih mbah yai"
"Panggil abuya aja, biasanya para santri memanggil seperti itu"
"Nggih abuya"
Abuya berdiri ke luar memanggil santri yang sedang lewat untuk memanggilkan ustadzah yaya setelah si santri mengiyakan Abuya kembali kedalam duduk
"Sekolahnya sudah selesai?"
"Sampun Abuya baru lulus" jawab sila
Setelah jawaban ada yang masuk mengucapkan salam. Ia sosok berwajah ayu, tinggi berjilbab lebar. Mungkin dia sosok ustadzah yaya tebak sila dalam hati.
"maaf Abuya ada apa memanggil saya?"
" saya mau minta tolong untuk mengetes nak ini"
"Nggih abuya"
"Nak kamu ikut ustadzah yaya"
Sila mengganggu mengiyakan printah Abuya. Sila dan ustadzah pamit pergi ketempat ruangan ustadzah yaya. Saat berjalan menuju ruangannya ustadzah sila izin sholat Dzuhur terlebih dulu.Saat selesai sholat sila keluar masjid ternyata ustadzah yaya menunggu di teras masjid
"Maaf ustadzah jadi menunggu saya, saya jadi sungkan""Iya gak papa ukhty..." Jawab ustadzah yaya dengan bertanya-tanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Basilah
Randomgadis yang memiliki rasa takut tak pernah mengenal sosok lelaki Kecuali Abunya Bukan karena tidak ada yang mau berteman dengannya tetapi kesulitan berinteraksi dengan lawan jenis membuat orang merasa tidak menarik dan membosankan Takdir sila tidak s...