. prolog .

1K 57 22
                                    

🍁

Pada hari dimana dia mulai memejamkan mata, rasanya semua menjadi sangat lambat. Hah—percaya atau tidak, rasanya begitu hampa melewati tanpa harus mendengar celotehan kecil nya, tanpa harus melibatkan genggaman juga pelukan yang hangat yang selalu dipinta hanya sekedar menebus rindu, katanya. Selalu saja diabaikan hingga kini merasa begini kehilangan. Benar, kali ini saya yang rindu, lalu pada siapa saya mendekapkan tubuh ringkih ini? Pada nyatanya, kamu—Yessica—selalu menjadi peluk yang paling nyaman yang pernah dirasa.

Hah, pada hari dimana saya kembali pun kamu masih enggan bertemu barang sejenak saja, kenapa? Sudah muak kah Yessica?

Jika saja, pada hari itu tak ada yang terlambat untuk disadari, pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin kamu tau jawabannya? Kali ini saya bersedia, sungguhan—tentang bagaimana semesta terbentuk? Atau tentang bagaimana kamu berhasil membuat saya jatuh hati dengan sederhana yang kamu toreh? Tanyakanlah. "Nak, pulanglah dulu, biarkan Mami yang jaga, kamu butuh istirahat." Suara lembut juga sentuhan yang menenangkan itu kembali menyapa, pada hari ini entah sudah berapa kali beliau menyuruh saya beranjak.

"Saya akan tetap disini Mi."

"Yessica akan jauh lebih sedih jika kamu pun sakit."

"Tapi—"

"Pulang ya nak, sudah."

































TBC

Yaudah gitu saja dulu, nanti dilanjukan lagi, hehe selamat menikmati semuanya selamat datang juga, terimakasih sudah mampir:)

Next

🏃

 A L W A Y S  . i'll care .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang