On Playing : Here's Your Perfect- Jamie Miller
Apa yang paling menyakitkan di dunia ini? Jawabannya ada tiga, perasaan bersalah, rasa menyesal, dan rasa dendam. Ketiga sifat yang apabila digabungkan akan menjadi satu kesatuan kompleks sebagai manusia tidak berperasaan. Namun, terkadang manusia tidak bisa mengontrol diri mereka. Bersikap layaknya nanti akan tetap bahagia, tanpa berpegang teguh pada roda kehidupan yang ada.
Kalimat yang cukup rumit jika dipikirkan, dan sederhana jika diperhatikan. Rumit, menggambarkan seorang gadis bernama Diajeng Aldira. Siswi dengan status masih berseragam putih abu-abu yang berumur 18 tahun lewat empat hari. Gadis yang menjadi objek untuk membandingkan kecantikan, harta, teman, kebahagiaan, dan kesempurnaan. Namun, seperti dalam novel yang pernah Aldira baca ketika ia duduk di bangku SMP, tentang pengajaran bahwa sesuatu di dunia ini tidak ada yang sempurna.
Aldira ingat, itu adalah novel dari penulis favoritnya, Erisca Febriani. Penulis yang memiliki ribuan penggemar dengan novel-novel yang selalu menjadi best seller. Aldira sangat suka membaca novel, ia memiliki banyak koleksi novel yang dibelinya setiap minggu. Buku apapun bisa ia beli karena keadaan ekonominya yang bisa dibilang jaya. Mengapa tidak? Orangtua Aldira adalah pengusaha tekstil di kota yang sering mendapatkan julukan Paris Van Java itu. Bandung, tanah kelahiran sekaligus kehancuran keluarganya.
Namun, siapa sangka? Gadis lugu yang memiliki hobi membaca kini berubah 180°, masa SMP sangat berbanding terbalik dengan masa SMA. Begitulah manusia, tidak dapat ditebak kapan ia akan berevolusi, entah itu revolusi menjadi lebih baik atau sebaliknya. Aldira kini tumbuh menjadi gadis dewasa yang sulit ditebak. Sikap lugu tidak lagi tersisa pada diri Aldira, menjadi sifat egois yang menempel ke mana pun Aldira pergi. Kata maaf dan terimakasih adalah kata terlarang bagi Aldira untuk diucapkan.
"Gak ada kesalahan yang sempurna dimaafkan, dan gak ada pengorbanan yang setia diharapkan."
Kalimat yang menjadi prinsip hidup Aldira.
Aldira bukan orang sembarangan, terlihat pada fakta di mana pun ia berada, kehormatan selalu mengikutinya. Hal inilah yang mendukung Aldira untuk tumbuh menjadi lebih buruk karena selalu merasa tinggi.
Diajeng Aldira, memiliki wajah cantik sudah bukan rahasia lagi, struktur tulang pipi yang sempurna membuat bentuk wajah terukir indah. Mata yang selalu menatap tajam objek yang sedang dilihat membuatnya tampak berjiwa serius. Tubuhnya tidak tinggi, ia gadis mungil yang terlihat imut ketika berjalan. Tetapi, wajah imut itu akan hilang ketika ada sesuatu yang tidak ia sukai muncul.
SMAN Perjuangan masuk dalam nominasi hal yang tidak Aldira sukai.Namanya juga manusia, ada kalanya ia bahagia. Namanya juga manusia, ada kalanya ia mendapat luka. Jatuh cinta adalah satu yang hal bisa membuat manusia bahagia, juga dengan bonus luka di dalamnya.
Jika penasaran dengan kata sempurna seperti apa, ulurkan tangan sambil menyebutkan nama di depan Aldira agar dapat dipanggil teman baginya. Pacar yang selalu ada, teman-teman yang tidak pernah absen untuk menemaninya adalah salah satu kesempurnaan bagi Aldira.
"Panggil gue, Dira."
Begitulah respon Aldira ketika ada yang memintanya untuk berteman. Bukan berarti orang itu sudah menjadi teman baik bagi Aldira. Itu hanya formalitas baginya. Mari panggil dia dengan Dira.
Sekolah yang seharusnya ajang unjuk prestasi, akan beralih fungsi menjadi unjuk harta di sekolah Dira. Saling bersaing siapa Si Kaya, saling bersaing siapa Si Cantik, dan ada juga yang saling bersaing siapa yang paling burik.
Memang seperti itu kenyataannya, penampilan adalah hal pertama yang menjadi objek mata. Dan di SMAS 5 Braga, Aldira lah yang menjadi pusat. Si Cantik, Si Kaya, Aldira menduduki peringkat pertama setiap tahunnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldira
Teen Fiction"Sekarang gue paham kenapa Tuhan gak ciptain manusia itu sempurna," ucap seseorang yang sedari tadi menatap Aldira sinis. "Manusia hampir sempurna kayak lo aja bahaya," "Lo cantik, apalagi waktu senyum. Tapi siapa sangka kecantikan itu jadi bencana...