"Udah sampai kok, ini baru mau kumpul di aula."
"Oh yaudah, mama tutup teleponnya dulu ya? Nanti kabarin mama lagi."
"Iya...nanti aku telpon mama lagi, byee."
"Bye..."
———
Jane Haldwin. Gadis berumur 16 tahun yang selalu dikira blasteran hanya karena nama belakangnya yang—kata orang—terlalu kebarat-baratan.Gadis itu tengah berdiri didepan sekolah SMA barunya. Jane sama sekali tidak tahu apa apa dengan isi didalam sekolah ini, yang ia tahu hanya uang sppnya yang mahal dan berkualitas. Sekolah Swasta yang merupakan salah satu sekolah paling bergengsi. Jadi, tidak heran mengapa pandangan pertama Jane terhadap sekolah ini adalah uang sppnya.
Tapi sejujurnya Jane tidak begitu khawatir dengan biaya sekolahnya untuk sekarang karena semua biayanya sudah ditanggung beasiswa, dari asrsma, uang sekolah, uang jajan, semuanya, semuanya sudah ditanggung beasiswa. Jane tentunya sangat bersyukur karena sekolah ini adalah sekolah yang Jane impikan dari SMP—walaupun Jane tahu itu mustahil tapi entah berkat darimana yang ia dapatkan sampai bisa sekolah disini.
Jane menatap lagi gerbang masuk sekolah ini sampai teringat sesuatu. Jane harus menghubungi seseorang.
Jane mengambil ponselnya yang terselip di saku celana panjang jeansnya. Gadis itu buru buru menelepon seseorang. Seorang kenalannya yang juga bersekolah disini. Jane sudah berjanji untuk menghubunginya saat dirinya sudah sampai.
Jane mencari nama kontak 'Kak Mark' di ponselnya dengan cepat, lalu Jane langsung meneleponnya.
———
Menyambung...
00.00
"Halo Jane, lo udah sampai?"
"Gue udah sampai kak, sekarang lagi di depan gerbang. Pak satpamnya suruh langsung masuk aja sih, tapi gue mau nunggu lu dulu."
"Oh oke oke, gue otw kesana. Tunggu 5 menit."
"Okay, makasih."
"Anytime, Jane."
Tut!
———
Jane menghela napas pelan saat setelah menelepon Mark. Singkat cerita, Jane dan Mark adalah seorang kenalan. Jane mengenal Mark dari sepupunya dua tahun yang lalu dan sampai saat sekarang mereka adalah teman, dan Jane tidak jarang menghubungi Mark. Mereka sefrekuensi dan itu sebabnya Jane senang mempunyai teman seperti Mark walaupun beda dua tahun karena Jane sedikit kompetitif saat memilih teman.
Lima menit pun berlalu dan sesuai janjinya, Mark akhirnya sampai didepan Jane. Walaupun merasa sesikit canggung, keduanya berusaha sebaik mungkin untuk mencairkan suasana dengan basa basi sedikit.
Mark menatap Jane yang diam sebentar sampai dirinya yang menyapa duluan. "How are you, Jane?"
"Gue baik, kalau lo? Udah lama terakhir kita ketemu" Tanyanya balik.
"Baik juga, btw lo kapan sampainya? Kok gak ngabarin?" Tanya Mark penasaran sambil berjalan bersama Jane, masuk kedalam sekolah. Mark membantu Jane menarik kopernya. Mereka harus berkumpul ke aula sekarang karena seperti tahun tahun ajaran baru biasanya, para angkatan baru diharapkan berkumpul kedalam aula besar untuk mendapatkan panduan sekolah ini.
"Gue baru sampe kemarin siang, dan gue nginep dihotel semalam, terus naik gojek dari hotel kesekolah," jelas Jane dan Mark mengangguk mengerti sampai tiba tiba Mark merubah rautnya menjadi raut yang kecewa. "Wah, tahu tadi gue jemput lo dari hotel, biar lo gak susah nungguin didepan gerbang kayak tadi."
Mendengar itu Jane hanya terkekeh, kemudian berkata, "kenapa? Gue keliatan kayak gembel ya tadi?" Canda Jane yang sedikit membuat Mark kaget karena nada bicara Jane yang terkesan tidak terima.
"E-e-eh bukan kayak gitu maksud gue! Maksud gue tuh gue cum—"
"Hahahahahahaha gak usah panik gituh anjir, gue cuma bercanda ahahahahah." Tawa Jane semakin mengeras karena melihat komuk Mark yang sangat menyedihkan. Itu sangat lucu. Sangat menghibur Jane.
Mark tiba tiba mengalihkan pandangannya kearah lain, rasanya sangat malu sekarang karena ditertawakan Jane seperti itu, hatinya sungguh terluka.
"Gak usah ngambek juga kali, makin minta diketawain," Ucap Jane kemudian mengikis jaraknya dengan Mark hingga kedua kulit lengan mereka bertemu. Jane membisikkan sesuatu ditelinga Mark, Jane membisikkan sebuah kalimat yang membuat dunia Mark seolah olah berhenti.
Bagi Mark, Jane adalah gadis yang benar benar minta ditabok karena mulut gadis itu yang tidak pernah difilter sama sekali.
Dia Jane, gadis berumur 16 tahun yang paling membenci hari ulang tahun. Jane, sih gadis yang memiliki kepintaran diatas rata rata yang membawa dirinya sendiri masuk kedalam sekolah bergengsi yang akan menjadi saksi bisu kehidupannya di sekolah, kota, ini selama 1 tahun penuh.
Entah apakah gadis yang bernama lengkap Jane Haldwin itu akan bertahan atau tidak, kita hanya dapat melihatnya tanpa apa apa, toh mau didoakan pun juga tidak akan bisa karena semua tulisan ini hanya karangan author dengan genre fiksi 100%. Kalaupun ada scene yg sama dengan cerita lain... mungkin itu hanya kebetulan karena ini semua pure karangan saya sendiri..
KAMU SEDANG MEMBACA
Gemini ; Park Jisung
Fanfiction©cloudyymarklee Decryelow, Gemini 11 september 2021