Hari ini adalah hari sabtu. sekolah Beril libur tentu saja. dan karena ini hari libur, sudah pasti ia akan membereskan rumah. kalau kata bundanya 'biar bisa beres-beres, jadi kalau nikah kamu ga kaget.' , padahal siapa yang ingin menikah? ia saja masih berada di bangku sekolah.
Beril telah selesai dengan kegiatan mengepel lantai, menyiram tanaman, mencuci piring. setelah dirasa sudah beres semua, Beril pergi untuk membersihkan diri.
15 menit kemudian
Ia keluar dari kamar mandi dengan handuk di kepala. saat sedang mengaplikasikan skincare, ponselnya berbunyi, menandakan panggilan masuk.
Alda
Nama Alda tepampang jelas di layar ponselnya. segera ia menerima panggilan tersebut.
"Halo"
"Halo, Ber." jawab Alda diseberang sana.
"Ya, kenapa?"
"Malem lo ada acara ga?"
"Engga, kenapa emang?"
"Nongkrong yuk." ajak Alda.
"Berdua doang?" tanyanya memastikan.
"Engga, sama temen-temen Deril. mau ya? gue ga ada temennya."
Beberapa detik Beril diam tidak menjawab ajakan Alda, sampai ia memutuskan "Oke, jam berapa?"
"YES! jam 7 ya!!! di cafe xxxx"
"Okey, udahkan? gue matiin ya, bye." Beril mematikan panggilan secara sepihak.
Pukul 19.00 seperti janjinya kepada Alda, Beril akan pergi ke tempat cafe itu berada. ia sudah siap, segera ia mengambil kunci mobilnya. malam ini ia mengenakan baju casual. celana kulot putih, atasan rajut crop berwarna kuning, tak lupa dengan gaya rambut cepol.
Beril menyalakan mobilnya. ia membuka gerbang rumah menggunakan remot kontrol yang ia pegang. setelah gerbang terbuka, ia segera melajukan mobilnya. lagu dari playlist mobilnya mengalun lembut, sesekali ia bersenandung mengikuti lirik lagu. entah mengapa ia hanya menyukai suasana seperti ini. malam hari, menyetir mobil ditemani dengan lagu, dan yang pasti itu, sendiri. ia hanya merasa tenang saat sendiri.
Setelah menempuh perjalan kurang lebih 20 menit, ia sampai pada tempat tujuan. setelah selesai memarkirkan mobi, Beril segera memasuki cafe tersebut. cafe ini terletak di dataran yang lumayan tinggi, jadi pemandangan lampu-lampu kota dibawah sana terlihat sangat indah, dan cafe ini juga outdoor.
Beril segera mencari posisi Alda. ia melihat sekeliling, sampai akhirnya ia menemukan Alda yang sedang bercengkrama dengan Deril dan juga teman-temannya. Beril segera menghampiri Alda.
"Eh, ada putri salju." celetuk Bagas.
"Ya Tuhan, panggilan apalagi itu." Beril menghela nafas. ia terlalu lelah dengan panggilan-panggilan berbau 'es' yang di layangkan padanya, padahal ia tak sedingin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAITOR
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] 📌Ini murni pemikiranku sendiri, jika ada sedikit kemiripan aku minta maaf mungkin aku terinspirasi atau mungkin hanya kebetulan. --------- "Kenapa GA ADA YANG BISA DI PERCAYAA??!!" ----------