Cinta Pandangan Pertama - Boy Davient

Part 5

Kak Nabila masuk terlebih dulu satu tahun daripada aku.

"Kak Nabila!"

Syukurlah, pagi ini aku dapat melihat wajahnya yang indah kembali.

"Loh, Rangga?"

"Iya kak ini Rangga, kangen gak?"

"Duh kangen gak ya, hahaha"

"Bercanda kak, kakak fakultas apa?"

"Kakak fakultas kedokteran, kalo
Rangga?"

"Aku fakultas ekonomi kak,"

"Keren keren, kakak duluan ya ada kelas pagi."

"Oke kak,"

Setelah berkata seperti itu aku memikirkannya lagi, pembicaraan ini tidak bisa berhenti disini. Aku sudah merindukannya sangat lama. Dengan memberanikan diri aku memanggilnya lagi, "Kk Nabila!"

"Apa Rangga?"

"Nanti makan siang bareng ya!"

Ia tampak berpikir sebentar, lalu mengangguk tanda setuju.

"Yeess! Yess!" teriakku kegirangan.

Disinilah aku sekarang, duduk di bangku kantin menunggu Kak Nabila datang. Oh itu dia datang dengan anggun dan mempesona. Di mataku ia terlihat lebih cantik dari sebelumnya.

"Rangga? Rangga? Haloo?"

Panggilan Kak Nabila membuat ku tersadar dari lamunanku. "E-eh iya kak?"

"Hayooo mikirin apa kamu...".

"Mikirin kakak hehe,"

"Dih gombal deh,"

"Serius kookk..."

"Cukup Rangga, ya ampun makin pinter ngomong kamu ya."
"Hehehe"

Kami mengobrol banyak hal, mulai dari materi, dosen dosen mulai dari yang asik sampai yang galak. Dunia serasa hanya milik kami berdua, ternyata bahagia bisa sesederhana ini.

Dan sudah saatnya aku harus menyampaikan ini.

"Kak, kalau semisalnya kakak dilamar gitu kakak mau lamaran yang kayak gimana?"

"Eeehhh? Kok nanya itu?"

"Gak papa kak mau tanya aja,"

"Kakak maunya sederhana aja, kayak yang semestinya aja."

"Oohhh, kalo dilamar kira-kira kakak udah siap belum?"

"Gimana ya, kalau sekiranya yang lamar udah siap segalanya ya kakak juga siap."

"Kok jadi ngomongin ini sih..." lanjut ucap Kak Nabila tersipu malu. Manis sekali.

"Kalo minggu depan aku lamar kakak siap?"

"E-eh, Rangganya udah siap?"

"Yaaa siaplah..."

"Ya gak papa sih kalo siap,"

BERSAMBUNG