Di hari kelulusannya, aku melihat Kak Nabila dengan penuh kharisma dan wibawa menggunakan toga membuatku bangga. Dia berjalan dengan percaya diri menaiki podium memberikan sambutan sebagai perwakilan murid yang telah lulus. Menyampaikan kata-kata menyentuh membuatku tersadar kami akan berpisah.
Setelah acara selesai aku menemuinya untuk memberikan semangat dan hadiah kelulusan.
"Kak Nabila kak Nabila!"
"Oh hai Rangga, ada apa nih?"
"Aku ada hadiah buat kakak," ucapku mengeluarkan sebuah bunga mawar serta coklat, lalu memberikannya ke Kak Nabila.
"Wahh terimakasih Rangga, wangi bunganya kakak suka."
"Iya kak sama-sama. Btw kak Berarti aku sendirian dong, kan kakak sudah lulus.
"Gapapa,nanti pas kuliah satu kampus ya." Ucap Kak Nabila dengan senyum manis membuatku menangis tersentuh.
"I-iya kak pasti kok hehe, doain ya."
"Iya pasti kakak doain, semangat Rangga."
"Iya kakak juga..."
Itulah percakapan terakhir kami saat itu. Percakapan paling kusuka, semakin mengingatnya semakin merindukan Kak Nabila.
Setelah itu kami mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Selang berapa lama, beberapa tahun berlalu, kami bertemu kembali karena satu kampus.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pandangan Pertama - Boy Davient
Short StoryCinta Pandangan Pertama : Perasaan jatuh cinta untuk yang pertama kalinya memang bikin menyiksa