Rai POV on
Pagi hari aku sudah siap - siap dengan seragam putih merah, yeay sekarang aku mulai sekolah dasar! Dengan semangat ku menuju ruang makan dengan menggendong tas biru pink kesukaanku.
"Bapak sayang, neng cantik datang siap berangkat sekolah, menimba ilmu yang bermanfaat untuk nusa bangsa dan agama" ucapku sambil memeluk Bapak kesayanganku.
"Hm. Anak Bapak udah masuk sekolah. Umur berapa ini sekecil gini udah masuk sekolah?" goda Bapak padaku.
"Eneng udah mau umur 7 tahun tau Pak" ucapku sambil cemberut.
"Aduh apa ini cemberut - cemberut minta digigit ya tuh pipi dikembungin?" ucap kakakku sambil menggigit pipiku.
"Ih Aa! Bau nyaho gigit mulu, tau Aa banyak jigongnya" ucapku sambil mengusap pipi dengan tisu.
"Heh, Aa gak bau yaa, gaada jigongnya juga, kamu tuh gigi item udah gitu pada ompong lagi hahaha" ejek kakakku.
"Lebay punya anak perempuan teh. Udah mah ga normal." ucap Ibuku.
Seketika aku terdiam.
"Pak, mau nganter eneng ke SD 'kan Pak?" Tanyaku pada Bapak.
"Berangkat sendiri jangan manja, sana berangkat" Bukan Bapak yang menjawab tapi Ibu.
"Maaf ya, Bapak ga bisa anterin Eneng, nanti berangkat sama Ibu ya, bareng Aa juga" Kata Bapak sambil mengusap pucuk kepalaku dan mencium pipiku lalu pergi dari mansion.
"Ibu hayu berangkat" Ajakku pada Ibu.
"Mangkat wéh sorangan. Beda jalur." Ucap Ibu yang menyuruhku berangkat sendiri.
"Hayu berangkat Neng" Ajak kakakku.
Saat akan memasuki mobil Ibu langsung menutup pintu mobil dan menyuruh supir berangkat meninggalkan ku didepan rumah sendirian. Aku pun berangkat dengan berjalan kaki sampai depan komplek perumahan, lalu naik angkot untuk sampai ke sekolahan.
Sekolahku berbeda dengan kakaku, itu atas kemauan Ibu agar publik tidak mengetahui bahwa aku berasal dari keluarga Ajanta. Setahu Bapak aku yang ingin sekolah berbeda dengan kakak, padahal bukan itu kenyataannya.
(>🏫<)
Disana aku melihat banyak orang tua yang mengantarkan anak - anaknya, namun aku hanya sendiri dan memasuki kelas dengan raut wajah datar dan diam dibarisan paling pojok.
Bel masuk pun berbunyi, ada Ibu - Ibu yang menunggu anaknya dan mengobrol didepan kelas.
Walikelas masuk dan mengucapkan salam yang dibalas oleh semua murid yang ada di kelas.
"Pagi anak - anak" Ucap Bu guru
"Pagi Bu" Ucap semua murid.
"Perkenalkan nama Ibu Ratna, Ibu jadi walikelas kalian disini ya. Nah sekarang gantian kalian yang perkenalkan nama masing - masing oke?" Ucap Bu Guru sambil memerintah para murid untuk memperkenalkan diri.
Setelah para murid yang lain memperkenalkan diri kini giliranku.
"Hallo perkenalkan nam ma aku Nuraina S.A., ka kalian bisa pangil aku Nur" Ucapku yang sedikit gugup saat memperkenalkan diri. Aku sengaja tidak menyebutkan kepanjangan dari A. itu untuk mencari teman yang tulus.
Rai POV Off
.Murid - murid mulai belajar dengan riang dan pelajaran pertama adalah matematika. Guru pun memberi pertanyaan spontan yang berhadiah nilai tambahan.
"Oke, sekarang ibu tanya siapa yang bisa jawab dapat bintang. Pertanyaannya 1 + 1 = berapa?" Tanya Bu Guru.
"2" Jawab spontan Rai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nuraina S.A
Short Story"Aku adalah raga yang lahir tanpa jiwa." NSA "Saya adalah jiwa yang lahir tanpa raga."NSA "Disinilah kami untuk saling melengkapi NSA dan NSA adalah satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan." NSA Seorang anak perempuan yang di lahirkan di keluarga...