orang gila.

42 5 0
                                    

¦ r u m a h ¦

Seminggu sudah kejadian memalukan itu berlalu, tapi sungguh Keyra tidak bisa melupakannya. Yah, walaupun kedua panitia tersebut sudah meminta maaf kepada mereka berdua. Untungnya Leo dan Keyra memaafkan mereka.

Malam itu Leo dan Keyra di ajak ke ruang kepala sekolah untuk membahas pemanggilan orang tua mereka. Dengan langkah malas, Leo berjalan di belakang Keyra serta Pak Rahmat.

Belum juga sampai pintu, tiba tiba mata Leo melotot sempurna. Sedetik kemudian ia tersenyum miring melihat pemandangan di depannya. Ternyata ini penyebabnya, Keyra lagi mens rupanya.

"Pak berhenti dulu!" cegat Leo pada Pak Rahmat.

Sontak seisi ruangan menatap pria itu menunggunya melanjutkan apa yang akan ia katakan. Bukannya melanjutkan perkataannya, Leo malah mengambil kemejanya lalu melingkarkannya di pinggang Keyra.

Semua itu tak luput dari penglihatan mereka. Melihat ada bercak darah di rok berwarna cream yang Keyra kenakan. Mata Keyra melotot ketika pemandangan yang sangat memalukan itu terekam olehnya, dengan salah tingkah segera ia mundur agak lebih dekat dengan dinding UKS.

"Dia mens pak, kalau bapak gak tau" ungkap Leo kembali menjelaskan hal yang sebenarnya.

"Gak usah cari alasan ya Leo"

Tak lagi membalas perkataan gurunya itu, Leo malah berjalan ke arah brankar yang tadi sempat Keyra tiduri guna mengambil sesuatu disana.

"Nih punyanya dia Pak" pria itu memberikan kantong berisi botol kiranti kosong yang disertai struck belanjanya.

Setelah melihat isinya Pak Rahmat kemudian memandang dua panitia di hadapannya itu.

Mereka, Riska dan Aul lantas menunduk, merasa bersalah atas tindakan mereka. Keduanya pun meminta maaf pada Keyra dan Leo. Riska bahkan memeluk erat Keyra yang notabenenya adalah teman kelasnya.

Keyra sebenarnya marah, tapi ia memakluminya dan memaafkannya. Karena jika ia berada di posisi Riska, tentunya ia juga pasti akan berkesimpulan sepertinya. Walaupun Keyra pasti akan mencari tahu kebenarannya dulu sebelum menuduh sembarangan.

"Iya gak papa, jangan diulangin lagi" ucap Keyra tegas agar Riska mendengarkannya. Untungnya Keyra adalah gadis yang lumayan bijak dan tak suka membesar-besarkan masalah.

Keduanya mengangguk lalu menunduk malu, tak henti-hentinya kata maaf keluar dari bibir keduannya.

Masalahpun selesai. Pak Rahmat juga memberi nasehat kepada kedua siswanya yang sembarang nuduh itu.

Sedangkan Leo? Pria itu memandang Keyra dengan sorot dendam, lalu memutar bola matanya malas. "Untung lo mens!" katanya setelah mendaratkan jitakan pelan di kening mulus Keyra.

"Ck. Pulang lo. Bikin susah hidup gue aja lu" sungut Keyra menepis lengan Leo. Kemudian ia keluar setelah pamit pada Pak Rahmat. Ia berjalan ke parkiran, tak ada mood lagi untuk nimbrung di konser yang tengah berlangsung itu. Ia capek, ingin tidur saja.

Bayangan seminggu lalu itu kembali muncul pagi ini. Ia berdecak kesal mengusap wajahnya kasar lalu memasukkan kemeja army kedalam tas sekolahnya. Benar, itu kemejanya Leo yang baru ia ingat belum dikembalikan. Ah, malas sekali rasanya ia kembali bertemu Leo si pembawa masalahnya itu.

***

Seorang pria jakung dengan seragam putih abu abu yang masih melekat di tubuhnya memasuki rumah berdinding putih dengan kombinasi abu yang membuatnya tampak bersih dan elegan. Ia melepas dasinya kasar lalu berjalan ke kursi ruang tamu, beristirahat sejenak karena tak sanggup lagi menuju kamarnya.

RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang