¦ r u m a h ¦
Hari ini adalah hari kedua dilaksanakannya ujian semester. Keyra dengan segala persiapan matangnya selama seminggu ini berjalan gontai ke kelasnya, tak ada yang namanya bermalas-malasan bagi siswi teladan itu. Ya iya lah dia semangat hari ini, karena mata pelajaran pertama adalah Fisika. Salah satu bidang keahliannya.
Sesampainya ia di pintu kelas, ia disambut hangat oleh kawan kelasnya. Tak sedikit juga dari mereka yang menghampiri Keyra untuk meminta mengajarinya beberapa soal yang mereka tak mengerti.
Keyra meladeninya dengan excited. Tak ada ruginya juga kan. Ia bisa sambil mengingat ingat materi yang telah ia pelajari sebelumnya. Teman kelasnya juga dengan senang hati dan serius mendengar Keyra yang menjelaskan pelan pelan soal tersebut agar ia tidak dua kali menjelaskan.
Ia bersyukur berada di lingkungan kelasnya yang sedikit ada usaha untuk belajar ini, bukannya hanya diam, datang, dan mencuri jawaban jika ujian tiba. Walau Keyra tau, pasti ada juga satu atau dua orang yang terpaksa menyontek jika sudah dalam keadaan terdesak. Tapi tidak dengan cara memaksa. Ya, Keyra memaklumi itu mau tidak mau pasti ada dalam setiap kelas.
"Makasih Key"
"Buset pagi-pagi udah encer aja tu otak Key"
"Nanti gue traktir deh Key, kalau gue tuntas"
"Oke Key makasih"
Kalimat itu berbondong-bondong memasuki telinga Keyra setelah menyelesaikan tugasnya untuk berbagi ilmu di pagi ini. "Sip dah" timpalnya.
Dan tak lama kemudian guru yang bertugas menjaga di kelasnya pun datang. Membuat seisi menghela nafas pasrah. Meskipun mereka sudah belajar mati-matian tak bisa di pungkiri tetap saja rasa kesal ada ketika Fisika sudah di depan mata.
"Santai aja kali mukanya. Kayak udah mau ibu makan aja kalian ini" sahut ibu meledeki seisi kelas. Untungnya guru kali ini bukan guru yang di kenal killer.
***
Seperti kemarin, hari ini juga hanya ada dua mata pelajaran yang di ujiankan. Tak ada hal yang paling menggembirakan bagi pelajar SMA setelah jam kosong selain pulang lebih awal dari biasanya. Seisi sekolah kini telah di penuhi suara-suara yang menyuarakan kebahagiaan mereka.
"Keyraaaaa" segerembolan siswi dengan seragam acak acakan berlari ke arah Keyra. Mereka adalah teman kelasnya.
Keyra yang sedang berjalan ke arah gerbang lantas melambatkan langkahnya mendengar namanya disebut.
"Wih kenapa ni? Seneng banget keknya" sahutnya ketika mereka tiba di depannya.
"Ya ampun Key, lo tau nggak? Kita sekelas tuntas fisika!" jerit Viona -salah satu dari mereka- tak tertahan.
"Yaelah Na. Lo dapat 20 aja gue udah pen syukuran. Jan halu ye kalian" cibir Keyra dengan tawanya.
"Waaah sombong banget lo. Nih liat nih!" dengan nada juga raut sombong yang tak terkira, Laura menunjukkan hasil ujiannya tepat di depan wajah Keyra.
Melihatnya, Keyra melotot tak percaya. Mukjizat apa ini? Mulutnya menganga bahkan kini ia telah mencubit Viona saking tidak percayanya.
"Aduh aduh sakit nyet" Viona balas memukuli Keyra.
"Tenang Key lo lagi gak mimpi kok" kini Dinda yang bersuara.
"Key sumpah lo gak nyogok bu Diana kan?" tanya salah satu dari mereka lagi.
"Jangan ngadi-ngadi lo ye" lirih Keyra masih belum mencerna informasi yang ia terima ini. Kalian bayangkan saja, Fisika loh ini. FISIKA. Mendapatkan nilai di atas 20 saja mereka senangnya tak terhingga, apalagi ini. Tuntas?. "Mimpi apa gue semalam bisa punya teman kelas tiba tiba kesambet om Einstein" sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah
Romanceini adalah sepenggal cerita, dimana dia sudah kutetapkan sebagai tempat pulangku. Apa jadinya jika kalian tiba tiba disuruh tinggal serumah dengan laki-laki asing? Itu terjadi pada Keyra, perempuan 17 tahun. Tak pernah terpikirkan sebelumnya ini b...