sial.

15 2 0
                                    

¦ r u m a h ¦

Mereka berdua akhirnya tiba di depan cafe yang cukup besar dan sangat rame, terlihat dari parkiran yang hampir terisi penuh.

Dengan nafas terengah-engah Keyra turun dari boncengan Leo. Lagi lagi pria itu berkendara dengan ugal ugalan membuat nyawa Keyra hampir ketinggalan di lampu merah.

Leo tak kunjung mematikan mesin motornya dan tak juga melepas helmnya membuat dahi Keyra berkerut.

"Katanya mau ikut makan? Kok gak masuk?" tanyanya pada akhirnya.

"Mau ke alfamidi, Ikal nitip sesuatu" jawab Leo yang dibalas Keyra dengan anggukan pelan. "Lo gak mau nitip?"

"Gak ada sih" Keyra menggeleng. "Yaudah, dadah. Makasih ya" ucapnya sebelum berbalik. Ia lalu berjalan ke dalam cafe dengan senyum sumringah. Cacing-cacing di perutnya sudah meronta-ronta sedari tadi.

"Hm" selanjutnya deru motor Leo terdengar melaju menjauh dari Keyra.

Keyra tak dapat menahan kagetnya. Pemandangan yang ia lihat sekarang tidak jauh beda dengan pemandangan kelasnya jika jam istrahat. Rupanya yang membuat cafe ini rame hanyalah teman teman kelasnya. Full team. Ia tercengang berdiri di ambang pintu hingga suara Ikal menyadarinya.

"Wih ketua kelas gue datang tuh"

Seisi cafe lantas memanggil Keyra untuk segera bergabung bersama mereka. Tak ada penolakan lagi, jika makanan sudah tersedia di depan Keyra. Tanpa bertanya milik siapa makanan yang ada di meja, Keyra melahap apa saja yang ingin ia makan.

"Gila kalian. Baru tuntas fisika aja udah ngadain party gimana kalau juara paralel ye. Habis kali satu Jakarta di undang makan" Keyra hanya menggeleng-geleng melihat kelakuan anggota kelasnya ini.

"Ya elah Key. Lebay banget lu. Mentang mentang ye lu calon langganan paralel" timpal Jaki dari pojok cafe.

Keyra hanya membalasnya dengan menaikkan alis angkuh. Lantas tertawa dengan tingkahnya sendiri.

"Ribut lo pada. Key lagi makan jangan di ganggu elah" Ikal berjalan ke arah Keyra. Lalu tanpa izin ia mengambil duduk di samping gadis itu. "Leo mana Key?"

"Ngapain tanya gue?" setelah menghabiskan makanan di mulutnya, barulah Keyra menjawab pertanyaan Ikal.

"Ya kan lu dateng bareng dia tadi"

"Kok lo tau?"

"Emang dia ke mana?" tanya Ikal lagi tak menjawab pertanyaan Keyra.

"Ke alfamidi, katanya lo nitip sesuatu, gimana sih lo"

"Ha? O ooh" Ikal hanya memanggut manggutkan kepalanya mendengar jawaban Keyra.

Keyra kembali melanjutkan makannya sambil bergosip ria bersama orang orang yang ada di depannya.

Sudah setengah jam lebih sejak Keyra tiba di cafe ini. Baginya, ini saja sudah terlalu lama. Bagaimana dengan kawan kawannya yang sudah lebih awal disini?

Sepertinya tidak ada yang punya strict parents diantara mereka. Keyra pun begitu, tak pernah kedua orang tuanya membatasi kegiatan kegiatan sekolah Keyra, bahkan untuk berteman pun juga tak dilarang. Hanya saja jangan sampai kelewatan batas kata ayahnya. Ayahnya sangat percaya padanya dan Keyra juga tak ingin meruntuhkan kepercayaan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang