CHAPTER 4

6K 247 6
                                    

Seperti biasa, Para narapidana menuju ke daerah kerja mereka dengan muka lelah. Setiap hari aku terbangun dengan sinar mentari, Memakan makananku, dan saat sang surya tenggelam, Setelah
menyelesaikan makan malam dan mandi, Aku kembali ke selku.

Dari sisi lain, Kehidupan ini bagaikan
kehidupan tanpa kebebasan, Tetapi di waktu luang diantara jadwal yang sangat ketat, Setiap orang dapat melakukan apapun yang mereka inginkan. Bagi Penjira, Itu adalah berjudi. Dan bagi Jiji, suatu permainan menebak jadwal patroli Menou

"Oh ya!!! Kemenangan lain hari ini"

Lantai kayu koridor mulai berderik, Jiji mengangkat tangannya ke udara dan berteriak.

"INI SUDAH HARI KE SEPULUH SECARA BERTURUT TURUT!"

"Jiji, persepsimu tidak mungkin lebih bodoh lagi. Ini baru tiga hari sejak aku melihat Menou di malam hari "Ganno berkata saat punggungnya menegang dan ia kembali fokus mengecat kukunya.

Di malam hari, Jiji merenung apakah Menou akan datang untuk berpatroli dibarak para narapidana atau tidak, Datang untuk memastikan para narapidana tetap berada di tempat mereka. Ganno dan Penjira pada akhirnya tanpa sadar memperhatikan kebiasaan patroli Menou.

Tidak seperti para sipir yang wajahnya muncul di waktu-waktu tertentu, Menou terlihat lebih tidak konsisten.

"Hewan itu tenang, Itu kepastiannya. Aku pernah memliki seorang kekasih yang memiliki hobi menunggang kuda jadi aku bisa memberitahumu banyak hal."

Tanda kemunculan Menou mulai muncul, mulut Penjira mulai berubah menjadi mengerut. Walaupun ia senang bermain permainan terhadap Menou, tetapi dia membenci kehadiran Menou.

"Jiji, kau sering bermain permainan terhadap Menou, Apa kau tidak takut?"

"Bodoh. Tenang saja. Selama aku tidak melanggar aturan, Menou tidak akan menyerangku."

Bayangan besar menutupi lentera yang berada dalam sel. Terlihat seperti penjaga, tetapi figur Menou yang besar berjalan pelan mendekat.

"Lihat.. perhatikan ini."

Jiji mengambil sebatang ranting yang digunakan Ganno untuk melukis, Lalu mengeluarkannya melalui sela-sela jeruji besi, Membuat ujungnya bergoyang ke arah Menou. Mata kuning bergerak searah
dengan gerakan daun yang berada di ranting.

"Ayo..." Jiji berbisik lembut.

Menou mendekati sel dengan pelan, ia menelan ludahnya saat ujung hidungnya tersentuh dengan daun yang bergoyang. Menou seakan bertindak seperti kucing yang manja.

"Ia benar-benar datang.."

Tercengang dan terkagum, Penjira berbisik, "Huh.. bagaimana bisa?"

"Kadal ini selalu berbaring di bawah pohon almond, Sejujurnya aku berpikir ia tidak makan buah, Tetapi ia selalu tercium seperti buah. Mungkin ia telah menyentuh beberapa buah."

Penjira melompat mengalihkan pandangannya, "Apa?"

"Kau gila! Tidak mungkin dia dapat menahan dirinya... dan, aku ingin menjaga keutuhan tanganku."

"Sasuke, cobalah ke sini."

"Aku akan mendapat masalah jika kehilangan tangan kananku juga."

"Aku tidak akan kesana."

Dengan helaan nafas, Jiji melihat Ganno, "Aku yakin ini baik-baik saja."

Ganno mengesampingkan kuasnya dan berdiri dari tempat duduknya. Dengan pelan menjulurkan lengannya yang terbakar matahari dan kurus melalui sela-sela jeruji besi, Ujung jarinya yang lancip menyentuh dahi Menou.

SASUKE RETSUDEN : Legend Of The Celestial SphereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang