Kisah para pria mengikuti casting acara Patriot. Seruan "Komando batalyon tiga" pun masih terngiang ngiang dalam benak para lelaki yang pernah merasakan sesi latihan ketahanan pada badan mereka hingga saat ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namaku Agus, seorang anak muda yang sangat menyukai olahraga fitness. Teringat diriku ketika masih sekolah di bangku SMA, setiap setelah jam olahraga dan ganti baju. Aku selalu ingin menunjukkan badanku kepada teman kelas dan membiarkan mereka melihat dadaku yang bidang.
Ya, aku sangat suka memperlihatkan badanku kepada teman2 kelas saat itu dan entah mengapa ada perasaan bangga ketika teman lain melihat atau berkomentar tentang badan ku. Komentar mereka semakin memberiku motivasi untuk membuat badan aku menjadi lebih berotot dengan pergi ke gym.
Sampai suatu ketika aku bertemu dengan Koh Deny, seorang yang memperkenalkan diri sebagai program manager di acara tv. Dia mengajak aku untuk ikutan shooting project dia, dimana aku akan acting sebagai tentara yang dihukum oleh senior. Aku pun datang ke tempat gym dan koh deny sudah tiba disana dengan perlengkapan untuk merekam.
Pertama - tama aku disuruh untuk melepas baju dan memperlihatkan beberapa bagian otot sebagai pertimbangan Koh Deny sebelum merekam. Karena aku memang sangat sering melatih otot dada, sehingga Koh Deny menawarkan bahwa gimana jika kita test hukuman yang diberikan ke dada aku, yaitu dia akan mencoba menghukum dengan mencubit tetek dan melihat apakah aku dapat menahan rasa sakit tersebut.
Aku pun tidak keberatan karena jika hanya cubitan tentunya tidak akan sakit dikarenakan otot dada aku sangat tebal dan pasti kuat menahan sekedar cubitan jari Koh Deny. Dia pun menyuruh aku untuk mengeraskan badan dan dada serta memulai cubitan di dada kiri aku sedikit diatas puting susu. Cubitan dia cukup lama, namun aku tidak meringis sama sekali karena otot dada aku sangat kuat dengan sering latihan serta olahraga di tempat gym.
Tangan Koh Deny kemudian melakukan Cubitan memakai kedua tangan nya, di dada kiri dan kanan aku dengan menarik bagian di atas puting susu. Aku yang masih merasa biasa aja dan tanpa ekspresi, koh deny kemudian memindahkan cubitan ke bawah puting susu kiri dan terlihat bekas sedikit merah di bagian cubitan sebelumnya. Selanjutnya dia pun mencubit pas di puting susu aku, dan aku sangat kaget karena rasanya berbeda dengan yang lain. Entah mengapa, rasa sakit nya sulit dijelaskan dan aku pun tersenyum kecil.
Koh Deny pun akhirnya mengeluarkan sebuah jepitan berantai dan menjelaskan bahwa jepitan ini akan dipakai untuk menjepit puting susu seperti tadi. Setelah kedua puting ku mulai dijepit Rasa sakit, geli, malu, dan perih bercampur menjadi satu. Untuk lebih mendukung ekspresi dan posisi badan, tangan aku diikat ke atas agar tidak banyak bergerak.
Dia pun mulai menarik jepitan berantai tersebut ke atas, ke bawah, dan kedepan selama hampir 30 menit kedepan sambil aku mencoba segala cara untuk menahan rasa sakit tesebut dengan menguatkan badan dan mengeraskan otot2 agar terlihat sebagai lelaki yang macho dan tidak lembek.
Setelah waktu berlalu 30 menit lebih, Rasa sakit di puting susu aku pun semakin nyata, serasa hampir lepas dan aku sudah merasa sangat tidak berdaya ketika memohon agar jepitan ini dilepaskan. Setelah dilepas aku merasakan perasaan senang dan lega, namun Koh Deny pun mencoba mencubit pakai tangan dan karena tak tahan lagi. Aku meringis Sakit ahhhhh... Ternyata bahkan pria dengan otot dada yang besar dan kuat pun tidak sanggup merasakan cubitan seperti ini pada susu. Aku merasa kewalahan namun bangga karena sudah bertahan selama itu. Perasaan bahwa aku sudah mengeluarkan seluruh energi dan kekuatan aku untuk menahan kesakitan ketika puting susu dicubit dan dijepit seperti itu, tentunya tidak semua pria dapat bertahan. Aku merasa sangat jantan dan macho dapat melalui ini semua serta dijadikan video yang akan diperlihatkan ke pemilik acara tv.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.