ch I

16 2 0
                                    

  Hai, perkenalkan saya Lunabi berumur 16 tahun yang sedang duduk dibangku 12 SMK. Saya tau, seharusnya saya belajar karena kelas 12 adalah langkah terakhir menuju dunia pekerjaan. Yang dimana akan mengenal orang-orang asing memiliki kepribadian yang berbeda, sifat mereka tak lagi sama dengan kawan sekolah yang kita kenal sekarang. Tapi, kadang saya mikir 'akankah saya dapat melangkah maju? Akankah saya dapat sukses seperti orang-orang yang menggunakan kemeja rapih?'. Kadang pun saya termakan oleh perkataan orang, karena perkataan mereka semua benar. "Bagaimana caranya kamu ingin sukses, namun kerjamu hanyalah bermain hp 24 non-stop?!", "hey liat dia, dia tetap berharap dengan virtual haha canda virtual". "Hoi kamu kok on sosmed mulu? Nolep ya?" Yes, I am nolep (no life).
.
Dan ini adalah kisah mengapa aku bisa menjadi No life sampai sekarang.
.
  Berawal dari kelas 5 SD, waktu bulan Ramadhan. Saya dan kawanku pergi tarawih, dan seperti biasa sesudah shalat kami pergi jajan batagor depan mesjid. Namun, pada malam itu banyak orang yang berkumpul, laki-laki tua, remaja maupun anak-anak ngumpul didekat penjual batagor tersebut. I fell something wrong, seorang laki-laki tiba-tiba berada didekatku. Dan temanku menyadarinya dan langsung pindah ke sampingku 'huhu I love him<3'. *Lanjut, lalu ada seorang anak yang lebih muda dariku langsung datang juga untuk membeli, and do u know? Dia melihatku lalu berkata "hey? Kamu cewe? Cewe kok punya kumis sih? mana hitam pula, ih itu jerawat ya? Ih najis aku jangan dekat-dekat kamu pasti bau HAHAHA" damn, sumpah habis dengar itu aku yang awalnya haha hihi bareng temenku tiba-tiba diam karena mendengar perkataan itu. Temanku yang waktu mendengar itu dia langsung bilang "Lun, gausah didengerin dia orang gila", "HEH KAMU GILA YA, ANJ*NG MASIH BOCAH UDAH BERANI NGATAIN ORANG, SIAL*N BERANINYA SAMA CEWE, GA NGACA? DIRIMU AJA DEKIL, INGUSAN, ITEM, BEDAKI GA DIURUS SAMA ORANG TUAMU YA? NAJIS". Anak itu yang setelah mendengar perkataan itu dia langsung nangis dan lari pulang, sumpah saya kaget banget waktu dengar temanku bilang kek gitu, yang biasanya dia berkata baik, sopan, tiba-tiba ngomong kek gitu.

*skip

  Setelah jajan kami langsung pulang, selama perjalanan pulang saya yang masih syok mendengar perkataan anak itu, namun temanku tetap bilang padaku, "gausah didengerin ya, jangan diambil hati, dia itu yang ga diurus sama orang tuanya". Saya cuman ngangguk, dan karena rumah kami berdekatan 'lebih tepatnya berhadapan' kadang setelah jajan kami menghabiskan batagor kita dulu, sebelum masuk rumah. Tapi, malam itu saya cuman bilang kedia, 'saya langsung pulang aja ya, kamu makan aja punyaku dadah'. Sesampai dirumah, saya masuk kekamar dan nangis sejadinya hingga sahur. Ga kebayang sebengkak apa tu mata dulu haha😂.

----
Lanjut dipart selanjutnya ya!
Makasih udah baca👐

part of my life story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang