ch II

21 2 2
                                    

  Keesokan hari seperti biasa, setelah sahur saya dan temanku shalat subuh berjamaah di masjid. Lalu memanggil yang lainnya untuk jalan-jalan subuh, sesampai dirumah dia, kata mamanya dia masih tidur jadi mamanya menyuruh saya dan temanku masuk kerumah untuk membangunkan dia.
Dia bangun lalu bersiap-siap untuk jalan-jalan.
.
   Diperjalanan kita bertemu banyak laki-laki, dan salah satu dari mereka bilang "hei! yang mengenakan mukenah biru manis banget, tapi dia punya kumis haha" dalam hatiku 'emang salah ya cewe punya kumis?' Dan lagi-lagi temanku menyemangatiku "gausah didengerin ya," dan saya hanya terdiam hingga pulang kembali.
.
   Sebenarnya saya masih syok dengan perkataan anak kemarin malam, soalnya dia orang pertama yang mengataiku seperti itu. Ditambah dengan orang yang mengataiku, ya setelah mendengar mereka mentalku langsung kena, hingga saya down dan tak berani bertemu dengan orang asing lagi. Sampai setelah bulan Ramadhan, saya shalat tarwih dirumah, subuh dirumah dan tidak bertemu dengan teman-temanku. Mereka khawatir, dan menelponku dan memanggilku terus menerus tanpa henti. Tapi bodohnya, saya malah mengganti nomor hpku dan tak lagi mengobrol pada mereka. Saya yang dulunya bahagia bertemu orang asing, bisa ngobrol bareng orang-orang luar, bertemu dengan orang-orang luar, punya banyak teman, tiba-tiba menjadi pendiam dan temanku semua tak lagi tersisa.

"I hope that I can turn back the time
To make it all alright, all alright for us:)".

Makasih telah baca!
I hope you guys are still relaxed reading my story, see you in the next chapter👐

part of my life story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang