ch III

16 2 0
                                    

   Dan pada akhirnya saya hanya berdiam diri dirumah menghabiskan bulan Ramadhan saya, tidak keluar rumah maupun bermain dengan teman saya. Karena semenjak kejadian itu dalam pikiran ku jika bertemu dengan orang asing, dia pasti berpikir bahwa diriku yang tidak sempurna ini. 'Dunia luar sangat kejam, mereka bahkan dapat mengatakan hal yang dapat menyakiti perasaan seseorang tanpa memikirkannya terlebih dahulu' dan semenjak itu jika aku bertemu dengan orang asing, atau bertemu dengan teman-teman ayah dan ibuku aku tidak lagi seperti dulu sampai mereka bingung "hey ada apa? Kok diam aja" saya hanya diam tak membalas perkataan mereka.
.
   Aku menceritakan semua ke ibu, tapi yang kudapat bukanlah sebuah pembelaan namun aku semakin disudutkan "benar apa yang dia bilang, kamu itu kalo siang keluar terus makanya hitam blablabla...", wtf?! 'Ah ternyata menceritakan semuanya ke orang tua itu adalah tindakan yang sangat salah' pikirku. Semenjak itupun jika orang tuaku pergi kemana-mana, saya lebih memilih dirumah saja. Meskipun mereka memaksaku untuk ikut tapi saya tetap ingin dirumah, saya tak sanggup mendengar perkataan yang kejam lagi dari orang asing.

"Andai aku dewasa dan memiliki banyak uang aku pasti tidak akan merasakan hal seperti ini,".

but now I want to slap my old self for saying that, idiot.

Makasih telah baca!
I hope you guys are still relaxed reading my story, see you in the next chapter👐

part of my life story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang