Akhir dan Awal.

61 10 0
                                    

Norman/21194 themenya di putar lagi yuk. Kita flashback ke dua tahun lalu~

Maaf yaa baru balik ke cerita ini.

Cekidot ><

Setelah sekian lamanya aku lahir dan hidup di dunia yang kejam ini. Hanya hidup dengan pengasuhan dan kasih sayang palsu seorang ibu panti yang kurasakan dan kuingat sebagai kebahagiaanku, meski itu palsu. Baru hari ini, aku merasakan bagaimana rasanya jika aku memiliki seorang ayah yang benar-benar mengkhawatirkanku dan menjagaku.

Dia yang terus mendengar keluh kesahku selama aku tersiksa dengan air matanya yang terus mengalir. Mendengar bahwa aku hanya bertahan dengan seulas senyum palsu dan berharap akan keluar dari tempat terkutuk ini suatu hari nanti.

Ya Tuhan, matanya tidak berbohong. Mata penuh perhatian dan penuh kasih sayang itu tidak berbohong. Mulut yang bergetar terus mengucap maaf padaku itu sangatlah tulus.

Apakah ini jawaban doa dariMu?

Apakah ini akhirnya aku mendapat pertolongan dariMu?

Tuhan, bisakah aku berharap bahwa Kau mengirim dokter ini untukku?

Bisakah aku menyerahkan semua rencanaku agar bisa keluar dari tempat ini padanya. Berharap padanya, untuk mengeluarkan seluruh ternak yang tersiksa sepertiku, lalu menghancurkan tempat terkutuk ini, agar tidak ada ternak manapun yang tertipu dan dijadikan bahan eksperimen kejam.

Tuhan menjawabku.

Semua rencanaku berhasil. Aku keluar, dengan bantuan beberapa teman yang kuajak untuk menghancurkan surga terkutuk ini. Kami berhasil sesuai rencana berkat dokter yang ternyata adalah orang dalam dari James Ratri.

Tapi sayangnya sebelum kami berhasil menjalankan rencana. Dokter itu dicurigai. Syukurlah, dia memang orang baik yang sampai dia dibunuh oleh Peter Ratri, ia tidak sedikitpun membuka mulut untuk memberitahu rencana kami.

Aku terpukul untuk kesekian kalinya.

Aku terpuruk entah ke berapa kalinya.

Aku kehilangan sosok ayah yang baru saja kudapatkan dan kurasakan kasih sayangnya beberapa bulan ini.

Aku kehilangannya karena dia dekat dan membantu semua rencanaku.

Aku tahu. Semua kesengsaraannya adalah karenaku. Tapi sesuai ucapannya, aku tidak akan menangisi kepergiannya. Aku akan terus menjalankan rencanaku.

Meski tanpanya.

Dengan bulpoin tergenggam di tanganku. Aku melihat tempat itu meledak dan terbakar dengan api merah. Api itu bagai lambang emosiku yang kutahan selama dua tahun ini, berkobar sangat besar dan menghancurkan tempat itu tanpa sisa.

Ya itu Emosiku.

Itu juga keinginanku.

"Bos, semua sudah dibawa ke tempat persembunyian." kepalaku menoleh saat aku terpanggil. Melihat disampingku ada pria tinggi dengan kepala botak yang penuh jahitan. Aku memanggilnya Vincent.

Dia adalah salah satu dari beberapa kelinci percobaan yang kuajak untuk menghancurkan tempat itu. Dan dia, serta beberapa orang yang lain menganggapku sebagai pemimpin mereka. Aku tak keberatan soal itu. Aku sedikit tidak peduli.

"Yaa... Kita juga harus segera kesana," jawabku. Lalu berjalan pergi diikuti olehnya.

"Barbara dan yang lain, bagaimana kerja mereka?" aku bertanya tanpa menatapnya yang berjalan mengikutiku dari belakang. Aku tak mengerti, kenapa dia sangat menghormatiku sampai berjalan disampingku pun ia tak mau.

(fe)MALE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang