Lesson #02

5.4K 416 46
                                    

DETAK
Lesson Two:

"Ciuman pertamamu bisa saja hilang di tengah jalan atau bahkan di orang yang paling kau benci, berhati-hatilah!"

°

Akhirnya datang juga, hari pertama Kenzie masuk ke sekolah baru ....

... yang dipilihkan oleh ayahnya tentu saja.

Di hari yang mendung, jam setengah delapan pagi sirine tanda masuk jam pelajaran berbunyi.

Dalam sekejap koridor yang sebelumnya dipenuhi oleh siswa-siswi nongkrong pun menjadi lengang.

"Daren!"

Seorang siswa berjaket denim gombrong itu menoleh dari layar HP-nya dengan ekspresi merasa terganggu.

Dia berjongkok di atas fondasi pembatas taman kecil depan gedung perpustakaan.

"Apa?" sahut siswa yang dipanggil Daren itu culas.

Padahal yang memanggilnya adalah seorang guru, terlebih itu wali kelasnya.

"Tolong antar dia ke kelas ya? Dia teman sekelas kamu yang baru," ucap guru itu ramah.

"Ha?" sahut Daren dengan ekspresi malas.

Lalu dia menatap ke arah Kenzie yang berdiri di samping guru itu.

Untuk sesaat Daren seperti terpaku lalu tidak lama kemudian dia menatap Kenzie seolah tengah menatap kecoa yang menjijikkan.

Satu decak tidak suka dia keluarkan dari belah bibirnya.

Kenzie juga menatap Daren dengan tatapan meneliti.

Di mata Kenzie, Daren seperti osmium, langka, berkilau, keras, tapi juga mudah rapuh.

Dengan aura berwarna putih kebiruan.

Tipe orang yang kelihatan tidak acuh, tapi sebenarnya rapuh.

"Tolong ya? Kan sudah waktunya masuk kelas juga," pinta guru itu lagi dengan hati-hati.

Yang dia lakukan seolah tengah bicara dengan anak TK yang akan mengamuk jika tersinggung sedikit saja.

"Pffttt ...!" Kenzie sampai kelepasan ingin tertawa melihat itu.

Satu lirikan tajam langsung Kenzie dapatkan dari Daren saat itu juga.

Dia bangkit dari jongkoknya sambil mengantongi HP-nya.

Saat tatap matanya bertemu, Kenzie merasakan sesuatu seperti mencelus dalam dirinya.

Membuatnya tertegun sesaat, tidak tahu bagaimana harus mendeskripsikan situasi saat ini.

Namun, tidak mau terlalu memikirkannya, Kenzie langsung menormalkan ekspresinya.

"Dasar cupu," cela Daren sinis kemudian berlalu begitu saja.

Dalam hati Kenzie membatin miris akan sikap siswa itu.

Pasti Daren itu tipe anak nakal yang suka merundung.

Bahkan gurunya pun sampai tidak berani menegurnya meski bersikap tidak sopan.

"Kenzie, kamu ikuti saja Daren. Dia pasti akan pergi ke kelas, maaf saya tidak bisa mengantar," ucap guru barunya itu ramah.

Kenzie mengangguk dan berterima kasih dengan sopan sebelum benar-benar pergi.

Dia mengikuti Daren dari belakang sambil sesekali mengamati lingkungan sekitar.

DETAK [Yaoi/BL (15+), Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang