"Kalian disini saja, tempat ini aman kok"
Siing...
Suasana langsung hening ketika Techi berlari kembali kearah tembok meninggalkan Yurina dan Neru yang menatap kepergiannya."Putri, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Neru menatap Yurina yang masih memandang punggung Techi. Tangan Yurina tiba-tiba memegang perutnya.
"Kita makan aja yuk, aku lapar"
Neru mengangguk. Dia melepaskan pelukannya dari tangan Yurina, tangan kecilnya sibuk mengeluarkan tas kecil berisi kue yang terikat di ikat pinggangnya. Dia membuka tas kecil itu lalu menaruhnya disamping Yurina yang sekarang sedang duduk bersandar di batang pohon. Yurina spontan langsung mengambil kue yang tersedia.
Neru kemudian berjalan menuju celah pohon yang sebelumnya ditunjuk Techi. Mata Neru membesar dan berbinar. Di dalam celah itu dia melihat berbagai makanan simpanan Techi tertata rapi. Kebanyakan adalah buntelan kacang, kue kecil, dan air untuk di minum.
Dengan sigap dia mengambil dan memeluk beberapa makanan dan minuman. Setelah dirasa cukup, Neru berjalan pelan kearah Yurina. Dia menaruh semua makanan itu didepan Yurina. Yurina menoleh.
"Wow banyak sekali"
"Iya kan! Padahal aku hanya mengambil beberapa, tapi didalam sana masih banyak sekali makanan tersimpan" Neru duduk disamping Yurina. Dia kembali menatap Techi yang masih mencari-cari hantu yang dikatakan Yurina.
"Techi bakal baik-baik saja gak ya.."
"Kayaknya sih gak papa.." Yurina mencomot kue yang dibawa Neru tadi.
"Aku ingin membantunya, tapi aku takut" Neru bergidik. Kepalan kedua tangannya menutupi mulutnya yang kecil. Melihat itu Yurina menyodorkan kue tepat di depan wajahnya Neru.
"Udah makan aja dulu, setelah makan baru kita membantunya " Yurina tertawa kecil. Neru mengambil kue yang disodorkan Yurina dan menggigitnya.
"Perlu aku temani kalian kesana?" Tiba-tiba terdengar suara seorang pria dari balik pohon tempat berteduh mereka.
"HIYAAAAA!!!" Mendengar suara itu Yurina dan Neru refleks berteriak. Mereka yang sejak tadi duduk sontak langsung berdiri ingin berlari menjauh dari tempat itu. Sayangnya karena mereka mendadak berdiri, kaki mereka kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
HUP!
2 tangan besar menangkap tubuh mereka sebelum terjatuh diatas tumpukan makanan."Kalian tidak apa-apa?" Orang itu membantu mereka berdiri.
Setelah berdiri dengan sempurna mereka mundur beberapa langkah. Mata mereka menatap awas seorang pria besar yang saat ini sedang menundukkan kepala. Dari pakaian yang dia kenakan, terlihat seperti prajurit istana namun terlihat agak berbeda.
"Maafkan saya yang sebelumnya belum memperkenalkan diri, Tuan Putri. Saya Okada Masaki yang mulai saat ini akan menjadi pengawal pribadi Tuan Putri"
Yurina melepaskan pelukannya dari Neru. Dia berjalan pelan mendekati pengawal yang baru saja memperkenalkan diri itu. Kepalanya celingak celinguk penasaran.
"Kau? Sejak kapan?"
"Raja memerintahkan hal ini beberapa saat yang lalu, Tuan Putri. Walaupun belum resmi dilantik, saya akan menjaga Anda"
Yurina terdiam. Dia kemudian berjalan kembali kearah tumpukan makanan tadi dan mengambil tas kecil neru dan memasukkan beberapa kue kedalamnya. Setelah tas kecil Neru penuh, dia membalikkan badan dan menatap kembali ke pengawal pribadinya.
"Tidak perlu, aku dan Neru saja yang kesana. Kau tidak perlu mengikuti kami"
"Tapi tuan putri, bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan anda?" Masaki terlihat cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of The Princess Yurina
AcakPokoknya cerita kerajaan yang ga ada kaitannya dengan sejarah Jepang yang asli dan keluarga asli para member, hanya karangan semata :v