lembaran 2

213 29 6
                                    

Someone POV;

Bandung, Kota kelahiranku. aku terus memusatkan Bandung di pikiran ku  untuk terus merekat pada jiwa, kota yang mencatat semua tulisan takdir kisah cintaku.

Saat itu, rintik hujan yang selalu aku benci ternyata membawa sejuta perasaan dan lembaran kisah cinta kosong untuk ku isi bersama pria yang menjadi cinta pertamaku.

Ingin melihat lembaran kosong yang pada akhirnya kami bentuk hingga saat ini?

Flashback to 1997

"Yah, hari ini hujan terus - menerus" kata seorang pemuda disertai nada kesal

Hari ini Bandung terus hujan, apakah ini pertanda buruk untukku? atau malah pertanda baik? Ah sudahlah aku tidak ingin memikirkan hal itu.

"Sungchan, hari ini aku pergi ke kampus bersamamu ya?"

"kau yakin? Katamu, kau tidak ingin menaikki motor rusak ini"

"Aku kemarin hanya bercanda asal kau tau!!"

"apakah begitu? yasudah naik saja"

"Terimakasih Sungchan!!"

Berkendara berkelana saat hujan turun mempunyai kesenangan tersindiri bagiku, aku selalu membayangkan melakukan hal ini bersama orang yang akan kucintai nanti. Membayangkan hal itu, aku tersenyum sendiri seperti orang gila!

Saat aku jatuh ke lautan imajinasi, tiba - tiba saja aku hampir terpental saat Sungchan dengan kegilaannya berhenti secara mendadak, aku sampai tersedak air liur ku sendiri karna hal itu.

"Sungchan!!! Aku tidak ingin mati muda, kau tau ituu!"

"Jeno, maaf sepertinya motor rusak ini sedang tidak berpihak padamu hari ini"

"APA??!!!! AKU INGIN MENANGIS SAJA ASTAGA"

"Maaf ya Jeno, aku harus pergi ke bengkel, kau duluan saja"

"JADI, AKU HARUS BERJALAN KAKI?? BEGITU??"

"Hehehe"

"Hh, yasudahlah, Sungchan untung saja hati ku besar untuk menerima permintaan maaf mu"

Akhirnya aku berjalan kaki untuk menuju kampus, saat ditengah perjalanan, hujan turun dengan deras sehingga aku harus meneduh dibawah kedai roti hangat untuk beberapa saat, dan melanjutkan perjalanan saat hujan cukup reda nanti.

Aku tersentak ketika merasakan sebuah helusan hangat di pundakku, dengan cepat aku menoleh untuk melihat siapa pemilik helusan hangat itu.

Pemuda bersurai hitam, mata hangat nya menabrak netra penglihatan ku, aku terdiam untuk beberapa saat
dan mulai menarik kembali kesadaran ku saat ia melambaikan tangan hangat nya tepat di hadapan wajah ku.

"Kau siapa?" Tanya ku penasaran

Pemuda itu tersenyum lembut, sungguh senyuman termanis yang pertama kali aku lihat selama hidup di dunia ini.

Aku membalas senyuman nya dengan senyuman terbaik yang aku bisa, dan jantung ku terdengar sangat cepat saat dia mulai mendekatkan bibir indah nya tepat pada indra pendengaran ku, suara berat yang menenangkan memenuhi jiwa dan pikiranku saat ia mulai mengeluarkan suara miliknya..

"Mark lee"

To be continued

Temen - temen maaf nya kalau ga nge feel, aku udah usahain sebisa mungkin untuk feel nya sampai ke kalian semua.

Maaf ya 3 hari berturut - turut aku up, beneran takut ganggu notif kalian :(

Aku rest dulu ya temen - temen, ga tau deh sampai kapann, soal nya aku bener bener mau healing supaya aku nulis cerita ini ga sambil nangis :)

Hehehhehehe, makasih ya udah vote
Maaf banget kalau ga ngefeel

Sampai bertemu, entah untuk waktu yang sampai kapan ❤️❤️❤️❤️

:  Maaf kalau ada kesalahan tulisan .



Senja di Bandung [ Markno ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang