bagian pertama; rencana

24 2 0
                                    

12 mahasiswa semester 7 yang sedang disibukan dengan kuliah kerja nyata atau yang biasanya disebut dengan KKN itu. Pemilihan lokasi sangat penting untuk kegiatan tersebut.

Ada dua pilihan lokasi untuk mereka melaksanakan KKN tahun ini.

"Gue pilih didesa mawar berbatang!."

Gadis bernama Shania sangat bersemangat memilih desa tersebut yang lokasinya lumayan jauh dari tempat mereka tinggal untuk sementara, atau yang disebut dengan kots kotsan.

"Banyak yang udah kesana Shan, kita cari yang lain aja."sahut Dante yang tidak setuju dengan pilihan Shania.

"Tapi mereka pasti bakal welcome sama kita karna udah sering yang KKN disana, pasti kita disambut baik."ujar Hendri yang diangguki sama Nisya yang ada disebelahnya.

Mereka semua memilih diam untuk memikirkan pilihannya dan memikierkan konsekuensi nya.

Saat mereka sedang berfikir tentang lokasi, tiba tiba ada pelayan cafe yang sedang mereka datangi itu menyahut.

"Maaf jika saya ikut campur, tapi saya punya saran lokasi yang menurut saya bagus untuk kegiatan KKN kalian."ucap pelayan cafe itu.

"Dimana ya mba?"tanya Daniar yang berada didekat pelayan itu.

"Didesa banyu biru dikota bandung."jawab pelayan itu sambil ngasih kertas peta lokasi.

"Kenapa mba kasih peta?"tanya Satria yang kebingungan, kan bisa pake gps buat kesananya.

"Karna lokasi itu tidak ada digps."jawab pelayan itu lagi.

Mereka semua kebingungan karna lokasinya tidak ada digps, apa aman?.

"Kita fikirkan dulu ya mba, makasih ya."ujar Hanafi agar kecanggungan antara mereka dan mba pelayan selesai.

Mba pelayan senyum lalu berjalan kembali ke kasir untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Lo pada yakin? Kalo gue sih yakin aja sama pendapat mbanya."ucap Yulia agar mereka tidak diam terlalu lama.

"Gue ngikut."sahut David yang sekarang menjadi diam karna memikirkan lokasi.

Hendri berdiri dari kursinya sembari membereskan buku buku dan laptop nya lalu memasukanya kedalam tas ransel miliknya.

"Eh lu mau kemana?"tanya Fanio yang melihatnya.

"Gue mau pulang duluan aja kepala gue pusing mikirinnya, kita lanjut besok ditaman kota aja yang enak suasananya."jawab Hendri yang memang wajahnya sudah kelelahan.

"Okey kita juga balik kalo gitu."sahut Shania ikut membereskan peralatannya untuk bergegas pulang.

Mereka semua ikut membereskan peralatannya untuk segera pulang ke kots kotsan mereka.

Fanio jalan ke meja kasir untuk membayar minuman dan makanan yang mereka pesan selama berdiskusi.

"Jadi totalnya berapa mas?"tanya Fanio menanyai nominal harga minuman dan makanan tadi.

"150 ribu mas."jawab pelayan itu.

Fanio menoleh ke arah yang lain yang sedang menunggu dirinya.

"Gue bayarin ya!."seru Fanio ke arah mereka semua.

Mereka hanya mengangkat ibu jari nya saja sebagai tanda setuju.

Fanio langsung mengeluarkan uang kertas nominal 100 ribu dan 50 ribu lalu memberikanya kepada pelayan itu.

"Terima kasih mas."ucap pelayan itu sembari menerima uangnya.

Mereka semua langsung keluar dari cafe untuk pulang ke kots mereka yang berlokasi sama alias mereka satu kotsan.

Tbc.

KKN lintas duniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang